"Ini Wiwit dari Jakarta, maaf kalau saya lancang"
"Oh gak papa, ada perlu apa  ngomong ngomong kita pernah ketemu sebelumnya? Sekilas kulihat foto profilnya. "Hmmmm cantik tak sadar hatiku tergetar".
"Hehe waktu Mas Denis melakukan tes swab di RS, saya menyerahkan berkas Mas yang tertinggal di pintu keluar"
"Ohh iya saya ingat, gimana kabarmu?" Sahutku basa basi
 Entah saat seorang perawat mengembalikan berkas saya melihat tatapan matanya yang teduh dengan wajah yang lembut, dibalut seragam putih yang membuat dia tampak  bersih layaknya bidadari. Sebagai ucapan terima kasih saya ulurkan tangan dan memberikan kartu nama.Â
Hasil tes swab negatif . Saya harus pergi meninggalkan negeri tercinta untuk kembali bekerja dengan membawa sejuta luka.Â
Pandemi covid19 yang menyerang beberapa negara di dunia mengharuskan pendatang untuk dikarantina selama dua minggu.Â
 Baru dua hari Saya menempati salah satu kamar di hotel Ramada. Jarak tak mampu menghilangkan rasa sakit ini. Cinta yang tumbuh terhempas restu orang tua.
"Mas..mas Denis gapapa kan?"
"Eh iya gak papa" Saya berusaha menutupi kegalauan hatiku.Â
Kami makin intens komunikasi. Dia seperti mata air yang tak habis bahan untuk diperbincangkan.Â