Bertempat di ruang Altitude Lounge lantai 12, Hotel Aston Inn Pandanaran, Semarang  Jawa Tengah (29/08/2018). Perusahaan jasa kurir dan logistik terbesar di Indonesia JNE yang sudah menjalankan bisnisnya selama 28 tahun bersama Bloger Kompasiana, wartawan media online dan cetak mengadakan acara "KOPIWRITING" (talkshow interaktif) dengan tema "Industri Kreatif di Era Digital".
Hadir sebagai nara sumber, pelaku bisnis Irma Susanti owner Identix Batik. Madiyo Sriyanto selaku Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Assosiasi akumandiri Jawa tengah. Serta Mayland Hendar Prasetyo Head of Marketing Communikation dari pihak JNE Express.
Perbincangan  sangat menarik untuk disimak dimana kisah sukses Irma Susanti salah satu pegiat industri kreatif dibidang fesyen terutama batik sangat menginspirasi. Wanita cantik lulusan Antrhopologi Fak Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang itu mengaku menyukai "ngutak ngatik" kain sejak  masa bermain boneka barbie. Irma kecil sudah mampu berinovasi membuat baju sendiri  untuk bonekanya.
Siapa yang sangka sosok yang punya hoby traveling dan motoring ini akan jadi pengusaha batik kelas menengah atas yang sukses. Tak lepas dari kerja kerasnya, serta kerjasama dari berbagai pihak terutama jasa pengiriman barang JNE Express hingga produknya dengan cepat bisa dinikmati konsumen yang tersebar di Nusantara bahkan dunia, perusahanyanya semakin berkembang.
Bagaimana batiknya bisa go Internasional? Bermula dari pameran di PRPP, costumer dari Korea, Jepang, Rusia tampak berminat dengan hasil karyanya. Irma Susanti sadar betul bagaimana selera pasar Internasional. IdentiX Â Batik menerapkan Motto "Pakai dulu, nyaman bayar!" mengedepankan kualitas, batik yang tidak luntur, jahitan yang kuat dan kejujuran.
Kenap Batik? Irma ingin mewariskan/melestarikan warisan budaya Indonesia. Itu kenapa Irma menciptakan batik yang flexible agar batik bisa digunakan disegala suasana, digemari anak muda, bisa buat kongkow kongkow, jalan-jalan, juga kondangan agar karyanya tidak monoton batik klasik dan identik dengan orang tua.
Bahkan mimpi besar Irma agar batiknya bisa diterima pasar internasional. Irma  musti mempelajari budaya lokal negara tujuan. Semisal bagaimana batik dijadikan baju kimono Jepang, baju tradisional China atau untuk daerah Eropa bagaimana Coach atau jaket dibuat dari bahan batik yang berkualitas.
Satu yang menjadi identitas dari brand IdentiX Batik, Irma sendiri yang mendisain  dan hanya satu kali produksi untuk satu mode atau style alias limited, Irma menyebutnya "only one in the world".
Dikesempatan yang sama nara sumber dari Assosiasi Akumandiri , Madiyo Sriyanto mengungkapkan  "perkembangan dunia usaha dikalangan anak anak muda sekarang semestinya ada pergeseran.Â
Anak anak muda jangan hanya menjadi konsumen, tapi mereka dituntut pula sebagai produsen. Artinya kawula muda dengan ide ide kreatifnya harus bisa menhasilkan hal yang bermanfaat, tidak cuma untuk diri sendiri tapi juga untuk masyarakat sekitarnya. Apalagi jaman sekarang mencari pekerjaan sangat sulit, meski sudah bergelar sarjana atau magister sekalipun".
Peran Assosiasi sebagai jembatan koorporasi, pendanaan dari pemerintah, pendampingan, pemasaran bagi pelaku UMKM. Terlebih pemerintah pusat atau Jokowi begitu perhatian dengan  para pegiat industri kreatif.Â
Senilai 5 triliun dana digelontorkan untuk mem push bantuan ke pelaku UMKM. Agar pelaku bisnis kecil menengah semakin kreatif dalam merebut pasar karena ketersediaan dana yang lebih mudah dan minim resiko kemudian menjadikan bisnis berkembang besar.
Industri kreatif kini sudah menjadi sektor ekonomi yang mulai dan terus tumbuh cemerlang serta memiliki peran penting. Berdasarkan Kementrian Perindustrian industri kreati di Indonesia tumbuh hingga 7 persen pertahun sekaligus berkonstibusi besar bagi perekonamian nasional, mulai dari peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, jumlah perusahaan, hingga pasar ekspor.
Pada tahun 2014 - 2015 misalnya, nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif diestimasi memcapai RP111,1 triliun. Penyumbang nilai tambah tertinggi tersebut antara lain subsektor mode dan kuliner. Sedangkan nilai tertinggi dari subsektor kerajinan dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar 11,81 persen, dikuti fesyen 7,12 persen, periklanan 6,02 persen serta arsitektur 5,50 persen.
Perkembangan industri kreatif tak luput dari dukungan industri logistik. Â Disitu peran jasa kurir JNE menangkap peluang. Mayland Hendar Prasetyo, Head of Marketing Communication JNE mengatakan "JNE dan UKM adalah Mitra, sehingga JNE concern dalam memberikan dukungan dengan semangat tagline Connecting happyness. Bahkan sejak awal berdiri JNE menyisihkan 2,5 persen hasil dari keuntungan untuk disumbangkan . Itu salah satu kunci kesuksesan yang di raih JNE saat ini, selalu berbagi.
Semangat berbagi JNE juga diaplikasikan dengan membangun UKM Centre , di mana Assosiasi akumandiri sebagai mitra agar pendampingan, pendanaan, pelatihan sampai ke pemasaran barang agar bisnis Sektor ekonomi mikro lebih berkembang dan tepat sasaran.
Pada sesi tanya jawab oleh seorang peserta berhubungan dengan dinamika Era Digital , ada dua point yang ditanyakan , bagaimana menyelamatkan toko toko ofline ditengah gempuran dagang online. Serta bagaimana cara melindungi produsen agar bisa menikmati keuntungan yang sama dengan pihak resailer?
Sebagai bagian dari "Bapak asuh" UMKM Madiyo Sriyanto menjawab "pelaku retailnya juga harus berinovasi mengikuti kemajuan jaman dengan meng online kan produknya.  Dari pihak pemerintah sendiri mewajikan peritel besar agar memasukan dan memberi tempat bagi  produk UMKM lokal".
"Dan agar produsen mendapatkan keuntungan yang setara, owner harus paham kualitas barang yang akan dipasarkan, kemudian menetapkan harga jual, dengan cara itu produsen melindungi diri sendiri dari praktik mark up harga yang berlebihan di pasaran sehingga merugikan produsen barang itu sendiri".
Dari ketiga nara sumber diatas bisa kita ambil kesimpulan , bagaimana kerjasama antara Madiyo Sriyanto dari  Assosiasi Akumandiri sebagai perantara atau bapak asuh UMKM, Irma Susanti sebagai pegiat industri kreatif pelaku UKM yang sukses serta JNE sebagai perusahaan jasa kurir yang sudah dipercaya yang concenr dalam memberikan dukungan dengan semangat tagline Connecting Happiness,  sangat dibutuhkan dalam dunia Industri Kreatif di Era Digital maka kolaborasi yang baik diantara ketiga badan usaha ini menjadi sinergi yang dhasyat. Kunci kesuksesan bisnis pelaku Industri Kreatif.
Bagaimana para kawula muda yang energik dengan ide ide out of the box nya, masih mau jadi penonton? Cuma jadi konsumen? Ayo mulai sekarang jadilah pelaku usaha, minimal jadilah bos bagi diri sendiri. Syukur syukur membuka banyak lowongan kerja. Â
Era Digital adalah era kalian semua anak anak muda Indonesia. Mari berbuat untuk memakmurkan negeri. Kalau bukan kalian siapa lagi? Kalau tidak dari sekarang kapan lagi?
Bersama JNE Express, salam sukses Indonesia Raya, Indonesia Jaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H