Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[LOMBAPK] Ponari dan Batu Ajaibnya

1 Juni 2016   10:00 Diperbarui: 2 Juni 2016   09:20 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersebutlah sebuah desa nun jauh disana. Di Lereng gunung Slamet. Desa yang sejuk dan asri. Jauh dari hiruk pikuk kota. Adalah seorang bocah kecil usia 10 tahun yang hidup sederhana bersama Ibunya, Ponari namanya.

Ponari anak yang baik, walaupun letak sekolah dan tempat ngajinya jauh dari rumah, namun Ponari selalu pergi untuk menuntut ilmu. Ibunya selalu memberi semangat dan membesarkan hatinya .

***

Pada suatu hari, langit tampak tak bersahabat, mendung seperti hendak turun hujan . Suara angin pun menderu kencang tak seperti biasanya. Ibu Ponari sudah mengingatkan agar anak laki lakinya tidak usah pergi mengaji dulu.

"Sepertinya mau hujan lebat nak, tak usahlah pergi mengaji dulu!" larang Ibunya khawatir .

"Gak papa Bu, hari ini ada hafalan doa doa yang harus Aku kerjakan, Aku harus pergi Bu!" Ponari memohon pengertian Ibu

"Kan bisa lain kali nak, pasti Pak Ustad juga memahami",

"Aku gak mau ketinggalan pelajaran mengaji Bu, ini sangat penting, pamit dulu yah Bu!"  keukeuh, Ponari meraih  tangan ibu dan mencium takzim.

**

Tubuh Ponari terbungkus plastik untuk menghindari basah. Dan menggunakan capping ibunya yang biasanya untuk pergi kesawah agar tidak kepanasan. Hujan semakin deras,kilat menyambar nyambar.

Sesaat hati Ponari kecut. Terbayang wajah Pak Ustad, sepanjang perjalanan bibir Ponari tak lepas berzikir memuji Tuhan, mohon pertolongan. Tiba tiba ....

"Dueerrr...jeggeerr..jeggeerr....!!

Kilat halilintar menyambar tubuh bocah kecil ringkih itu.

Kluthik...Ponari jatuh pingsan .

***

Sejak kehilangan anak saat pergi mengaji tiga bulan yang lalu,  tak ada jejaknya, pun tak ada kabar berita nya. Ibu Ponari sudah mengikhlaskan. Namun setiap malam Ibu Ponari selalu memanjatkan doa buat anak satu satunya.

" Ya Allah, yang maha mengetahui lagi maha menguasai alam jagad raya ini, jika anakku masih hidup, jagalah dia, dan jika sudah mati, perkenankan surga untuknya!"

Dan malam itu Ibu Ponari  tertidur lelap. Dalam keadaan antara mimpi dan sadar, tampak di depanya seorang laki laki tua bersorban putih dan berkata..

"Ibu yang baik, jangan khawatir akan anakmu, dia sedang menjalankan tugas , dan kelak dia akan kembali ke pangkuanmu dengan keadaan mulia!"

Cliiing.....  laki laki misterius itu menghilang.

****

Di sebuah kota yang penuh dengan gedung gedung menjulang tinggi . Di kepadatan penduduk dan kesibukan warganya.

Di sebuah lorong kecil, tampak seorang gadis kecil sedang ketakutan karena ada enam anak laki laki yang menggoda dan memepetnya..

"Ampuun kak, jangan ganggu saya" pintanya memelas.

"Hahahaha , aku bukan Tuhan untuk kau minta ampun bocah cantik" salah seorang di antara anak laki laki itu mendekati anak perempuan yang semakin ketakutan. Lima yang lain turut mendekat.

" Kami hanya akan mengajakmu bersenang senang, jangan takut, cantik!" mereka semakin beringas.

Di ujung lorong, seorang anak laki laki usia 10 tahun mengamati tingkah mereka. Tangannya mengepal geram. Di ambil nya sesuatu dari dalam saku, sebuah batu lonjong warna ungu mengkilat. Ada satu titik hitam di tengahnya. Dia menekan titik hitam itu dan....

Wusssshhhhh......tubuhnya berubah, tidak lagi seukuran anak 10 th. Tampak kekar dan kuat, muka tertutup topeng, layaknya betmen, ada jubah yang menutupi punggungnya. Di dadanya terlihat tanda bulat dengan tulisan di tengah lingkaran "Mr. P".

"Mr. P" , segera melesat dalam gerombolan anak anak remaja yang sedang berniat mengganggu anak gadis kecil itu, dia hajar mereka sampai babak belur.  Sebelum pergi,  Mr. P  menenangkan gadis kecil itu yang sangat ketakutan..

"Jangan takut, aku akan menolong siapapun anak perempuan yang akan di ganggu oleh makhluk laki laki bejad" 

"Kenalkan nama saya Ponari,  sekarang kamu sudah aman, jika sewaktu waktu kamu butuh saya, atau kamu melihat ada kejadian seperti ini, segera sebut namaku dengan lantang "Mr. Po"  (misteeerr..poooo....) begitu, dan aku akan datang membasmi mereka, mengerti?"

"Mengerti Om Mister Po", jawab gadis kecil itu sembari tersenyum.

"Siapa namamu, dan dimana rumahmu?"

"Namaku Della, Aku tinggal di kompleks belakang pasar situ Om mister",  jawab Della

"Baiklah, nanti Om antar kamu pulang",

"Hei kalian, laki laki bejad, jangan pernah gganggu anak anak perempuan lagi kalau tidak ingin saya kebiri ya!" ancam Ponari tegas  pada anak anak remaja yang masih pada nglesot di jalan lorong.

" Mari Della naik ke punggungku, dan pegang erat pundakku yah", Perintah Mister P tanpa menghiraukan erangan keenam pemuda bejad itu.

Kemudian Mr P alias Ponari  melesat , meliuk di antara gedung , sebelum berhenti di tempat yang ditunjukkan Della.

“Itu Om mister, rumah Della” tangan Della menunjuk kearah perumahan.

Jleeep...mereka turun

***

Kini Ponari  menjadi pahlawan kebajikan,  menumpas para laki laki pemangsa anak anak perempuan yang masih kecil. Dia tinggal di sebuah rumah bersama kakek tua bersorban putih yang menyekolahkan di sebuah kota yang padat dan sibuk.

Seringkali, Ponari  harus melesat terbang ke desa desa yang juga banyak anak jadi korban pelecehan orang dewasa. Karena Ponari  mampu melihat jarak jauh (telepati).  Juga Kakek yang memberi tugas dimana dia harus menolong.

SEKIAN

********

Cerpen anak ini titipan dari Rahajeng Martha

http://m.kompasiana.com/rmartha

Biken 01/06/2016 SW - HK

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun