Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[LOMBAPK] Pemimpin Itu, Aku!

30 Mei 2016   04:43 Diperbarui: 30 Mei 2016   23:12 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naik Delman

Sepanjang perjalanan Anis tak henti mengikuti gerak kuda, sampai akhirnya terdiam dalam pangkuanku, tidur.

***

Hari itu langit tampak biru cerah, secerah hatiku. Langkahku ringan meninggalkan halaman Sekolah Menengah Atas. Ingin segera ku sampai rumah dan menceritakan kabar gembira ini.

Tak ku hiraukan haus dan letihku. Terbayang wajah Ibu dan nenek mengetahui Aku, anak, cucu laki laki nya sudah lulus dari SMA dan menjadi ranking kelas.

Memang mereka tidak kaget karena  sejak dari SD sampai SMA Aku selalu ranking kelas  plus dapat beasiswa sejak SMP. Dan satu kabar yang selama ini Aku sembunyikan, Aku  berhasil  mendapatkan beasiswa masuk perguruan tinggi kedinasan STAN yang menjadi impian aku, setelah melewati test yang sangat ketat tanpa sepengetahuan orang rumah.

Biarlah ini akan menjadi surprise buat Ibu dan nenek. Sepanjang jalan Aku tersenyum girang.

Turun dari angkot di prapatan Desa. Aku bergegas melangkah cepat, pulang . Satu tikungan, Kudapati rumahku banyak orang dan tampak bendera kuning terpasang di sudut jalan masuk .

Hatiku berdebar tak sabar, pikiran kacau, siapa gerangan yang meninggal? Ibu, Nenek atau adik ku? Karena jelas bendera itu juga terpasang di sudut warung yang tertutup.

Sebelum aku mencapai pintu rumah, seseorang sudah menyambar dan memeluk tubuhku erat, mengusap punggungku dan menciumiku sambil terisak. Bulir air matanya membasahi baju seragam ku.

"Sssiiapa ..yang sudah meninggal Pakdhe?" tanyaku tercekat pada kakak Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun