[caption caption="sumber foto. kaskus.co.id"][/caption]
Senyum manis tersungging dari bibir mbak Sri kala bangun tidur pagi ini, kakinya masih terjuntai dari atas tempat tidur. Â Sambil menggelung rambut panjangnya yang tergerai, Â
"waahh bakal dapet rejeki banyak kayaknya hari ini" gumamnya riang.Â
Mengingat semalam mbak Sri bermimpi njaring ikan dapet banyak  "ini pertanda bagus" batinya sambil beranjak ke kamar mandi.
Hari minggu yang cerah, pukul 09.00 pagi sebelum banyak orang datang, terpal plastik warna biru bergaris putih sudah tergelar di pinggir jalan raya di bawah jembatan lapangan sepakbola Victory.Â
Kampung Jawa, begitu sebutan lain untuk taman tempat berkumpulnya sebagian besar para buruh migran Indonesia. terdiri dari satu halaman luas  permanen sebesar lapangan sepakbola, bersebelahan dengan lapangan rumput , bersambung lagi dengan taman pepohonan berbukit yang juga sangat luas, sangat indah dan nyaman buat para wanita pekerja migran itu berkumpul, sekedar istirahat berkegiatan positif lainya atau banyak yang nyambi bisnis menjual keperluan mereka yang sedang berlibur melepas penat.
Segala perlengkapan jualan yang tersimpan di sebuah koper  dan satu plastik kotak besar bergaris merah terbuat dari bahan karung pun berpindah di gelaran plastik terpal, seperti biasa, ada kompor, panci, nasi plus lauk pauk , perlengkapan bakso, soto, mie ayam, gorengan, krupuk dan pernak pernik lainya.
"mbul ko nek ono pakdhe ndang mbengo'o!"
Perintah mbak Sri tanpa melepaskan pandang dari irus dan air panas di depan pangkunya.Â
"iyo yoo tenang aja ntar kalau saya teriak , kireek ...kireek..iku kode ada Pakdhe ya"..!
begitu sahut mbak yang di panggil mbul sama Mbak Sri, mungkin karena badanya yang sedikit pendek dan gembul.Â