Mohon tunggu...
Yosef M.P Biweng
Yosef M.P Biweng Mohon Tunggu... Guru - Guru pedalaman

Musafir sebagai guru di pedalaman Papua

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Latsar Panggil Balik

14 Agustus 2022   13:54 Diperbarui: 14 Agustus 2022   13:59 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Yosef biweng

Latsar Panggil Balik

Cerita lain di balik perjalanan ini

Perjalanan ke tugas kali ini unik. Dengan keterbatasan "bama" dan ongkos, mau tidak mau harus berangkat ke tempat tugas. Kurang lebih seminggu, saya dengan beberapa rekan guru mencari kendaraan untuk naik ke tempat tugas. Pasti saja ada kendala selain armada untuk naik ke tempat tugas, kendala lain adalah uang. Semua keperluan membutuhkan uang. Apalagi sudah memasuki tanggal tua, pasti keuangan menipis untuk sebagian orang. Terlepas dari persoalan itu, di mana niat dan usaha pasti ada jalan keluar.

Dengan bermodalkan nekat, saya mulai berusaha mencari solusi untuk bisa berangkat ke tempat tugas. Meminta bantuan dan miminjam adalah solusinya. Dan itu adalah langkah dan alternatif terakhir untuk bisa keluar dari kendala.

Pada 30 Juli 2022, pukul 14: 56 wit, cuaca yang tidak bersahabat, awan gelap meliputi kota Agats, pada jam itu juga hujan deras menguyur membasahi kota Agats. Dalam suasana hujan deras itu, kami pun berangkat dari pelabuhan Ferri. Sebenarnya, maunya kami tunda dulu perjalanan karena cuaca tidak mendukung. Akan tetapi rekan guru yang mebawa perahu jonson itu bilang kita harus tetap jalan, biar nanti kita bermalam di Atjs. Atjs adalah salah satu distrik tertua yang ada di kabupaten Asmat. Menyusuri sungai Asewet lalu masuk kali potong sebagai alternatif jalan pintas sekaligus menghindar dari ganasnya laut arafura kalau lagi tidak bersahabat. Kali potong itu namanya kali Pambrep.

Cuaca yang berubah-ubah tak menentu itu pun berlalu, cahaya mentari sore pun keluar dari cela-cela gelapnya awan. Ternyata hujan tetap menemani perjalanan kami. hujan pun datang menghampiri dan membasahi perjalanan kami. suasana ceriah penuh cerita dan tawa itu berubah seketika diam hening, seakan kita sedang merenung dan merefleksikan perjalanan sore itu.

Matahari sore seakan memberikan pesan sekaligus mengingatkan kami bahwa sebentar lagi malam pun akan tiba. Kira-kira sudah setengah perjalanan dan kurang lebih setengah jam kita akan tiba di Atjs. Waktu menyeberang sungai Siret, perahu tetap melajuh sesuai jalur dan tetap dengan kecepatan, Pak guru tetap senyum sambil mengunakan kacamata ribennya, dengan penuh tenang berkata kepada kami sedikit lagi kita sudah tiba.

Gelap pun tiba, sinar mentari telah pergi jauh, hanya meninggalkan sedikit cahaya yang seakan menemani perjalan kami saat itu. Ketika masuk kali potong Siret untuk sampai di sungai di sebelah, waktu sudah menunjukan 18:13 wit. Dan kami semua tidak membawa alat penerangan atau senter untuk memandu perjalanan kami. Nyaris kita hampir baku tabrak dengan speedboat yang juga sedang melajuh dari arah yang berlawanan. Untung ada sebuah korek gas/macis yang bisa membantu kami sehingga bisa terlihat oleh driver speadboad, sehingga antara perahu yang kami tumpangi dan speadboad itu saling menepih untuk bisa lewat.

 Akhirnya kami pun tiba dengan selamat di distrik Atjs. Kami semua kedinginan karena hujan yang membasahi kami dalam perjalanan tadi. Bongkar muatan, barang-barang semua disimpan di teman guru, kebetulan rumahnya ada di dekat perahu yang kami sandar.

Saya dan teman guru (namanya Pak Fabi). Kami berdua berjalan menuju rumahnya teman guru yang juga tinggal di Atjs di perumahan yayasan katolik. Luar biasa, kami diterima dan dilayani dengan baik oleh keluarga dan orangtua Pak Guru ( namanya Pak Orpan). Serasa seperti keluarga sendiri, kami boleh menumpang dan bermalam serta mendapat minum dan makan malam itu.

Keesokan harinya, minggu 31 Juli 2022, pukul 11: 35 wit, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat tugas kampung Wagi distrik Awyu. Cuaca adem-adem saja, air mulai pasang, kami lawan arus menuju muara kali Ayip. Mendung cuaca siang itu, seakan sangat mengerti perjalanan kami. ketika masuk kali Ayip, rekan guru yang bawa jonson, mulai stel mesin dengan kelajuannya. Kami melewati beberapa kampung, kampung Ambisu, Cuambe, Kawe, dan kampung Meusy. Kami tiba di kampung Comoro, dan terpaksa harus singgah karena diguyur hujan deras. Kami sempat basah kuyup. Kami singgah sekaligus buang air kecil, karena perjalanan yang sangat jauh dan cukup melelahkan.

Hujan pun berhenti dan kami pun melanjutkan perjalan lagi. Waktu telah menujukan pukul 16:15 wit. Teman guru yang membawa jonson sesekali memberi tahu tentang nama-nama tempat yang ada di sepanjang kali Ayip. Duduk sebentar, sesekali berdiri untuk melihat potongan kayu atau kotoran yang ada di muka. Sesekali berhenti untuk membersihkan baling-baling mesin jonson.

Sore itu, cuaca seakan mengerti. Cuaca sangat cerah menemani perjalanan kami hingga tiba dengan selamat di kampung Wagi distrik Awyu, pukul 18:15 wit. Tibalah di dermaga kampung Wagi, di situ kbetulan ada anak murid yang biasa melihat bapak/ibu guru kalau datang pasti dia datang dengan penuh antuas untuk membantu mengangkat barang-barang bapak/ibu guru. Sore itu juga, anak murid itu ada, dengan senang hati dia membantu mengangkat barang-barang kami ke rumah guru. Nama anak murid itu Lembah, itu nama panggilan hariannya.

Informasi Latsar

Baru seminggu di tempat tugas, kami mendapat informasi surat resmi bahwa akan ada apel bersama para CPNS. Pada Senin, 8 Agustus 2022, surat pembertahuan tentang Latsar yang berisi tentang akan dilaksanakan apel bersama pada 13 Agustus 2022, pukul 07:30 wit di lapangan Museum Agats.

Sore harinya, kami rekan guru CPNS ke kampung Baru tempat para pedangan mereka tinggal dan usaha di situ. Om botak adalah salah satu pengusaha yang rencana hari Selasa turun ke kota Agats. Kami pergi cek kepastian sama om botak tersebut, dan dia mengiyakan bahwa besok rencana mau berangkat ke Agats. Rencana berangkat jam 07:00 wit. Kami kembali ke kampung sebelah mengunakan ketinting.

Persiapan matang. Sore itu, pukul 17:30 wit, saya dengan rekan guru pak Orpan pergi ke kebun untuk memetik daun singkong dan mencabut beberapa pohon singkong yang tersisah untuk santap malam dan besok pagi. Setelah itu, kami berdua tanam bantang singkong malam itu juga, dengan harapan nanti kalau balik lagi ke tempat tugas sudah ada sayur.

Selasa, 09 Agustus 2022, pukul 06: 30 wit, kami rekan guru CPNS bergegas ke kampung baru untuk menumpang di perahu pedang namanya om botak. Namun, tidak jadi berangkat karena mesin jonson yang satu mengalami kendala, ditambah lagi pemilik perahu longboad itu mengalami kecelakaan sedikit di jari sehingga luka dan kepalanya juga sedikit mengalami benturan. Perjalanan hari ini tunda dan rencan besok pagi baru bisa jalan.

Rabu, 10 Agustus 2022, kami kembali pada pukul 07:15 wit, pemilik perahu om botak katakana bahwa hari ini tidak jadi berangkat, nanti hari minggu baru bisa berangkat. Terpaksa mau tidak mau harus cari hubungan lain. Kebetulan anak buah dari salah satu pedangan yang mengatakan kepada kami, bahwa bosnya mau turun ke Atjs, kalau Pak guru dong mau, bisa pergi ketemu saya puny abos baru bilang. Akhirnya kami pergi ketemu bos tersebut, tapi dia bilang hanya sampai di kampung Comoro saja, karena ada mau muat barang gentong minyak sekitar 10 buah. Jadi kalau pak guru dong mau, hanya bisa sampai di Comoro saja. Keputusan bulat, biar kami ikut numpang sampai di kampung Comoro saja. Menurutnya kalau hanya 2 orang saja, itu bisa ikut tapi kalau 4 orang tidak bisa, karena ada gentong minyak yang mau dimuat di sana.

Kami rekan guru putuskan biar ikut saja, nanti sampai di kampung Comoro baru cari hubungan lain untuk ke distrik Atjs. Akhirnya kami diberi tumpangan hingga sampai di kampung Comoro. Kami berangkat dari kampung Baru kira-kira pukul 08:20 wit. Kami tiba di kampung Comoro distrik Ayip pukul 09:15 wit. Perjalanan lumayan cepat, karena mengunakan dua mesin jonson. Kami waktu tiba di kampung Comoro, si pemilik perahu bertanya kepada kami, pak guru dong sudah dapat hubungan turun dari di sini ke Atjs kah? Kami bilang tidak ada. Entah apa yang mendorong hatinya, sehingga belaiu menawarkan jasa, biar nanti pak guru dong sampai di Atjs, saya punya gentong 10 buah ini biar saya titip di sini saja, pak guru dong bisa ada tempat untuk duduk. Dia masih menawarkan jasa untuk menelpon speadboad ojek dari Atjs ke Agats. Sungguh luar biasa niat baik dan ketulusan untuk membantu kami.

Kami berangkat dari Comoro dan tida di Atjs pukul 12:30 wit. Ibu Risma, Pak Fabi dan saya diminta untuk bersabar karena masih beli minyak, soalnya minyak di Atjs sudah habis. Sambil menunggu speadboad dan minyak diantar datang, Pak Orpan mengajak pak Fabi dan saya untuk sebentar singgah istirahat sekaligus makan isi perut dulu. Dalam kesempatan itu juga, saya berpikir, saya tidak ada ongkos ojek dari Atjs ke Agats, maka saya bergegas ke Puskesmas untuk bertemu dengan Pamatrik Ambo untuk pinjam uang. Akhinya saya bisa dibantu untuk menambah ongkos ojek.

Setelah saya kembali, pak Fabi panggil saya di rumah kk John ( orang Kupang). Saya diajak untuk makan siang. Setelah makan siang, kami masih sempat petik buah jambu air sampai satu kantong plastic besar penuh, tapi jambu itu dibagi lagi menjadi tiga tempat. Setelah itu, kami turun ke tempat ojek untuk persiapan berangkat, ternyata teman guru ibu Risma sudah berangkat duluan dengan speadboad yang lain. Ibu RIsma numpang di speadboadnya pastor Linus, Pr. Kami kesal juga, karena seharusnya bisa berangkat bersama-sama ke kota Agats, akhirnya tertunda lagi. Bermalam di Atjs lagi.

Om ojek katakan kepada kami bahwa saya tidak mungkin antar pak guru berdua saja, musti tambah satu atau dua orang baru bisa jalan. Jadinya besok lagi. Ya, kami harus bermalam lagi. Bermalam di Atjs kali ini, kita diajak berburuh malam, berburuh kaluang/kelelawar. Berburuh malam itu tidak membawakan hasil hanya capeh dan mengantuk saja.

Kamis, 11 Agustus 2022, pukul 09:15 wit, meninggalkan Atjs. Kami hanya 4 orang saja, kami guru bertiga da nom driver saja. Kami termpuh perjalanan dengan cuaca yang hanya berawan saja, hingga tiba di pelabuhan Ferri kota Agats pada pukul 10:20 wit. Kami tiba dengan selamat.

Catatan Refleksi:

Segala sesuatu kalau dilakukan dengan niat baik dan dengan tulus hati, pasti semua hal yang kita rencanakan dan kita usahakan pasati berjalan dengan baik, dan tentunya pasti ada jalan keluarnya. Kalau kita berjalan bersama Tuhan, dan kita yakin bahwa TUhan tidak akan membiarkan kita, dan kita berjuang untuk sesuatu yang baik, TUhan akan memberikan jalan yang terbaik, dan TUhan pasti menghadirkan orang-orang yang juga punya hati dan niat yang baik untuk membantu kita.

Barangsiapa yang meminta, pasti akan diberikan, barangsiapa yang mengetuk, pasti pintu rumah dibukakan baginya (bdk. Mat 7:711).  Barangsiapa yang berkerja dengan tulus ikhlas dan bersandar kepada TUhan, pasti TUhan akan mebalas usaha dan niat baiknya melalui orang-orang baik pula kepadanya. Jangan takut berbuat baik, karena dari kebaikan itu lahirlah sesuatu yang baik pula.

Siapapun dia, kalau dia berusaha untuk sesuatu yang baik pasti dia akan mendapat sesuatu yang baik juga. Jangan takut berbuat baik kepada sesame, karena kebaikan akan kita peroleh berlimpat-ganda sesuai kengan takaran kebaikan yang kita berikan.  Janganlah kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri (Lit. Mat 6: 34).

Semoga pengalamanku ini bisa bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Dormomm....

Agats, 14 Agustus 2022, 13:25 WIT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun