Budak: ya benar tuanku, saya lapar dan belum makan sampai sore ini. Jadi saya datang untuk meminta sesuap nasi.
Tuan: oh begitu. Kalau begitu, mari masuk ke dalam rumah dan makan sampai kenyang. Tapi ada syaratnya yang harus kamu lakaukan, yaitu harus mengikuti seluruh perintah dan kehendakku.
Budak: siap tuanku, saya akan laksanakan apa yang dikehendeki dan yang diperintahkan oleh tuan.
Tuan: oke baiklah, kalau begitu kamu boleh makan sampai kenyang. Dan kamu akan menjadi budak selama aku masih berkuasa.
Budak: baik tuanku, tapi saya boleh bertanya sesuatu hal kepada tuan.
Tuan: boleh, apakah yang hendak kamu bertanya.
Budak: apakah saya bisa menjadi seperti tuan suatu hari kelak?
Tuan: saudaraku, bisa saja, jika kamu mau. Akan tetapi kalau kamu masih sama seperti ini, kamu tidak bisa menjadi sama seperti saya, kamu tetap akam selamanya menjadi budak.
Budak: ah....tuan ( sambil menatap tuan) kenapa tuan bisa kenapa tuan mengatakan begitu?
Tuan: ya saudaraku, karena kamu lebih suka diperintahkan atau disuruh daripada memerintah atau menyuruh orang lain, kamu lebih suka diperintah daripada memerintah orang lain, kamu lebih suka menerima daripada memberi kepada orang lain, itulah kelakuan dan caramu. Yang lebih paranya lagi adalah harga dirimu dapat dibeli dengan nilai uang. Jadi, selagi mental itu ada pada dirimu, kamu jangan bermimpi, kamu tidak akan memimpin dirimu sendiri atau menjadi tuan.
Budak: baik tuan, terimakasih atas motivasi dan nasehat untuk saya.