Mohon tunggu...
Yosef M.P Biweng
Yosef M.P Biweng Mohon Tunggu... Guru - Guru pedalaman

Musafir sebagai guru di pedalaman Papua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siap Mengabdi di Tanah Lumpur-Asmat

31 Mei 2022   06:57 Diperbarui: 31 Mei 2022   07:08 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

SIAP MENGABDI DI TANAH LUMPUR -ASMAT

Perubahan iklim mewarnai perubahan zaman.  Perjalanan masih panjang. Kisah demi kisah terukir dalam memori untuk dikisahkan kepada anak-cucu.  Misi belum selesai.  Semua problem hidup mengikis sendi-sendi kehidupan yang menjadi hambatan dan tantangan menuju masa depan.

Pada 04 Juni 2021, masa penantian yang begitu panjang, akhirnya memdapat jawab yang pasti.  Saya mendapat telp dari seorang sdr. Agustinus Monsa bahwa saya harus kembali dan segera melaporkan diri ke BKD bagian kepegawaian. 

Setelah bercakap dengan sdr.  Agus, saya bergegas ke tempat penjualan pulsa untuk membeli pulsa dan mengaktifkan pulsa data.  Kabar datang dari pak Kabid. Kepegawaian bahwa SK sudah ada,  bisa datang ambil SK di kantor. 

Menunggu penuh harapan akhir terjawab.  Saya merasa bahagia penuh syukur tersontak mengucap syukur kepada Tuhan,  karena semua Tuhan indahkan pada waktunya. 

Saya mulai hubungi orangtua yakni mama saya,  untuk memberitahu soal SK,  dan saya harus berangkat.  Saya mulai cari uang untuk kembali,  mama saya mengirim saya uang tiket untuk berangkat kembali ke Kabupaten Asmat. Kk Wens F juga turut membantu saya ongkos tiket dari Timika tujuan Ewer.

Saya berangkat dari Jayapura ke Timika pada sabtu, 26 Juni 2021. Saya tiba di Timika pukul 13.15 wit.  Saya langsung ke tempat penjualan tiket pesawat kecil tujuan Ewer, ternyata sudah tutup, katanya nanti hari Senin,  28 Juni 2021 baru buka penjualan tiket, karena jam sudah lewat kira-kira pukul 14:30 wit. Kami pihak penjualan tiket akan menghubungi pak pada minggu malam. 

Saya langsung menghubungi kakakku (Ani Hlpk) via mesengger,  percakapan singkat, kakak masih ujian jadi saya diminta untuk tunggu kakak di depan rumah sakit. Pukul 15:25, kakak keluar dari pintu gerbang rumah sakit,  dan panggil saya,  de mari kita pulang,  de yang bawa motor.  Sebenarnya saya sudah kaku bawa motor,  tapi buat percaya diri akhir saya bawa motor dan tiba dengan selamat di rumah. 

Perut sudah mengamuk,  lapar melanda.  Saya balik arah menuju warung dan pesan dua bungkus nasi dan ikan bakar.  Setelah makan sore kira-kira pukul  16:10 wit,  langsung tidur.  Malam itu juga kakak dan saya susun rencana untuk besok ke Kuala Kencana sekalian ambil toples tempat jualan.  Rencana itu disetujui oleh kakak ipar, rencana deal.  Dalam hati saya bilang akhir mimpi terwujud, asyik. Kakak bilang nanti setelah dinas baru kita jalan ke Kuala.  Sip kakak.

Minggu, 27 Juni 2021, pukul 08:30 wit,  saya antar kakak ke rumah sakit untuk dinas atau masuk kerja setengah hari sampai pukul 14:00 wit.  Kakak pesan ke saya,  de nanti jemput kakak jam 13:30 wit.  Saya balik ke rumah. Dalam perjalanan balik,  saya sempat lupa jalan pulang, maklum orang baru. Tapi syukur bahwa pulang sampai di rumah.

Tepat pukul 13:15 wit, saya ke rumah sakit jemput kakak.  Kami pulang ke rumah.  Tiba jam 14:05 wit.  Istirahat sejenak,  setelah itu telp sopir langganan.  Om sopir tiba, jam 15:35 wit di rumah.  Tanpa basa-basi kami berangkat menuju Kuala Kencana.

Minggu sore itu, cuaca sedikit mendukung, kakak bak seorang gait mulai menjelaskan soal kota Timika,  letak kota, perkantoran,  pasar,  ini kompleks masyarakat dari suku ini yang mendiami tempat ini,  ini namanya Sempan,  ini namanya Karitas,  kantor Bupati hingga sampai di Kuala Kencana dengan julukan kota di tengah hutan.  Sangat fantastik.

Kami tiba di rumah kakak ipar. Kami di sambut baik oleh kakak ipar punya suami dan anak-anak. Waktu berjabatangan dengan kakak, adik ipar dan anak-anak di rumah,  kakak langsung bilang ke saya,  adik ini orang muyu.  Saya bilang tepat sekali kakak.  Rupanya kakak pernah di Merauke.  

Jadi,  kakak ini mulai sedikit berkisah tentang perjalanan hidup waktu di Merauke, ada suka dan duka.  Teman seangkatan waktu itu,  Bpk.  Elisa Kambu (Bupati Asmat),  Bpk. Yusak Yaluwo (mantan Bupati Boven Digoel),  dll.  Ada banyak teman yang disebutkan tapi saya tidak cantumkan di sini.

Setelah bercerita, kami pamit,  karena moment yang kedua adalah mengabadikan moment di alun-alun Kuala Kencana. Setelah foto-foto, kira-kira pukul 16:25 wit,  kami balik arah kembali ke kota. 

Dalam perjalanan pulang,  saya mendapat telp dari pihak Rimbun Air bahwa besok 28 Juni 2021 pukul 10:00 wit datang melaporkan diri di kantor tempat penjualan tiket.  Kami pulang melewati jalan dari SP 2 lurus menuju Gereja Katedral, dan keliling kota. 

Sebelum menuju rumah,  kami singgah beli ikan bakar,  keladi rebus,  petatas rebus.  Setelah itu, kami menuju rumah.  Setibanya di rumah pukul 19: 20wit, kami langsungdiajak makan di tetangga sebelah,  mereka buat syukuran ulang tahun anak mereka. Setelah itu,  kami istirahat. 

Senin,  28 Juni 2021, cuaca mendung dan gerimis waktu menunjukan pukul 09:30 wit.  Saya bilang kakak, kakak tolong telp ojek yang kakak kenal dulu,  supaya datang jemput dan antar saya ke bandara.  Setelah sarapan pagi dengan keladi, ubi suami dan ikan bakar, ditambah secangkir gula jahe panas sangat nikmat.  

Terimakasih banyak Tuhan. Sambil makan bersama kakak,  kita mulai bercerita soal peluang-peluang bisnis yang bisa kita buat.  Usaha yang sedang kakak lakukan adalah menjual keladi dari Wamena.  Kita sangat antusia cerita sampai hampir lewat waktu.

Sudah waktunya saya harus ke kantor loket pembelian tiket dan menuju bandara.  Pukul 09:40 wit, ojek tiba di rumah.  Saya langsung pamit dengan kakak,  saya menuju motor ojek dengan ditemani gerimis kami tiba di tempat penjualan tiket.  

Setelah saya melakukan pembayaran tiket,  saya bersama om ojek menuju bandara.  Selamat tinggal kota Timika.  Petugas memanggil penumpang tujuan Ewer untuk menuju pesawat Rimbun Air.  Berangkat pukul 11:45 dan tiba di Ewer 12:30wit. Sampai jumpa kota Timika.

Sepenggal catatan reflektif

Seperti bunyi lagu rohani bahwa hidup ini adalah kesempatan.  Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan.  Saya pikir syair ini tidak salah, sangat tepat.  Jangan sia-siakan kesempatan.  Waktu yang Tuhan berikan itu gunakan seefektif dan seefesien mungkin supaya jadi arti dan cerita dalam kenangan.

Perjalanan kali ini adalah perjalanan sebuah misi yang telah ada di depan mata.  Tuhan telah berikan saya kesempatan untuk mengabdi dan mengabdikan diri di tempat yang telah Tuhan sediahkan. Saya dipanggil kembali ke Asmat untuk melayani Tuhan dalam diri sesama.

Hari ini dan seterusnya adalah langkah menuju misi yang Tuhan embankan kepada pundak saya.  Saya mau pikul beban yang Tuhan berikan, karena saya percaya beban itu telah ditanggung oleh Dia yang mengutus saya ke tempat ini.

Terimakasih untuk semua yang dengan caranya masing-masing mendukung saya sampai hari ini.  Kebaikan dan budi baik kalian semua,  biarlah Tuhan yang membalasnya. Terimakasih. Salam.

(Agats,  senin,  28 Juni 2021, pukul 21:22 wit)

Ter-update, 31 Mei 2022, 08:55 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun