Mohon tunggu...
Ebit Frista
Ebit Frista Mohon Tunggu... Pegawai swasta -

ebitfrista.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Obrolan Mala tentang Rokok dan Kopi

7 Desember 2015   19:07 Diperbarui: 7 Desember 2015   19:29 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka Gentur hanya bisa memasang wajah yang seakan tertarik dan mangut-mangut saja setiap kali Bapak Mala berbicara. Obrolan Gentur dan Bapak Mala seakan hanya berjalan satu arah. Bapak Mala sebagai pembicara dan Gentur sebagai pendengar.

Akhirnya air kopi di dalam cangkir milik Gentur pun sudah dingin. Gentur meminumnya dengan segera. Cara meminum kopi Gentur tidak sama dengan yang Bapak Mala lakukan. Tanpa basa-basi dengan sekali, dua kali tegukan secangkir kopinya langsung habis ditelan masuk ke kerongkongan. Setelah habis, Gentur hanya tersenyum.

Dari dalam rumah Bu Mala melihat secangkir air kopi milik Gentur sudah habis. Lalu Bu Mala bergerak menghampiri pintu dan menatap Gentur dari sana. Lalu berkata “Jangan pulang dulu nak. Temani Bapak mengobrol sampai sore, sampai malam, sampai tidur. Bapak selalu ingin bercerita tentang Dia bersamamu”

Gentur menggeleng. “Tidak. Tidak lagi!” Bentak Gentur yang tidak pernah sekali pun ingin membentak Bapak dan Ibu Mala. “Saya sudah tidak tahan mendengar cerita tentang Mala. Mala yang cantik, Mala yang pintar, Mala yang baik, Mala anak Bapak(Mala) satu-satunya yang selalu mau menemani Bapak (Mala) setiap kali ingin bercerita ini dan itu bersama kopi dan juga rokok.” Gentur sudah tak segan lagi, meski selama ini dia selalu segan menolak. Kali ini dia menolak. Dia bilang “Saya tidak ingin mati seperti Mala sebagai pecandu kopi dan juga perokok pasif.”

Gentur lalu pulang dan tak pernah ingin kembali. Meski Ayahnya pernah menyuruhnya meminta maaf dan kembali. Ia sudah muak tentang Mala. Mala yang pernah dia sentuh untuk mengukur setiap besaran tubuhnya menggunakan alat ukur yang melintang ke sana kemari. Mala yang pernah minta dibuatkan baju pengantin dengan ukuran yang sangat ketat dan pas membentuk tubuhnya. Mala yang kini sudah mati ditikam asap rokok dan dicekik ampas kopi.

*** Iya Mala, dia hilang bukan karena malaria atau malapraktik. Mala hanya dihantui malampir, setiap malaminggu datang dan bernyanyi-nyanyi di malaysia “dududu… sendunya, dududu…”***

 

https://ebitfrista.wordpress.com/2015/11/16/obrolan-mala-tentang-rokok-dan-kopi/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun