Ajaran itulah yang dinamakan oleh NU sebagai ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah. Sumber yang digunakan adalah dengan mengambil bukan hanya dari Al-Qur'an dan Al-Hadits saja, tetapi juga menggunakan Ijma' dan Qiyas. NU senantiasa berpegang pada prinsip "Al-muhafadhotu 'alal qodimis sholih, wal akhdzu bil jadidil ashlah", "Menjaga tradisi lama yang baik, serta mengambil tradisi baru yang lebih baik".
Itulah beberapa pesan yang disampaikan oleh Prof. Maksum yang bisa saya tangkap dan fahami. Intinya, NU selalu mengambil peran di masyarakat. Manjadikan masyarakat tetap berfaham Aswaja. Organisasi yang didirikan oleh Mbah KH. Hasyim Asy'ari ini hingga sekarang tetap konsisten dengan jalannya. Malam ini kami menikmati hidangan ke-NU-an yang diikuti oleh teman-teman PK Santri yang berasal bukan hanya dari organisasi NU saja, tetapi lintas ormas yang ada di Indonesia. Saya NU, mereka harapannya juga mengenal NU juga.
Sebagaimana kemarin malam, acara malam ini juga selesai hingga jam 10 malam. Usai acara, kami semua tidak bisa langsung istirahat di kamar hotel masing-masing. Masing-masing kelompok harus membuat daily report, laporan harian dan harus dikumpulkan di timnya Mas Gilang dan Mbak Ana hingga batas waktu jam 3 dinihari. Kelompok yang tidak mengumpulkan daily report bisa kena diskualifikasi dan mengulang PK tahun depan.
Saya bersama kelompok Sultan Agung, sama dengan semalam mengerjakan PR ini sambil duduk di lorong hotel yang memanjang. Untung saja ada karpet sangat tebal layaknya karpet masjid istiqlal dan hangat sekali. Sambil tiduran, teman-teman mulai mengetik laporannya satu persatu. Saat sedang khusyuk berdiskusi dan mengetik, Pak Rafi keluar dari lift dan hendak ke kamar beliau.
"Kok mengerjakan di lorong hotel?", tanya beliau. "Katanya tidak boleh kholwat, menyendiri cewek cowok Pak?!", jawab Bintan yang dari kemarin akrab dengan Pak Rafi karena sama-sama satu daerah di Kediri. "Tidak apa-apa mengerjakan di kamar hotel, tapi syaratnya pintu kamarnya tidak boleh ditutup, tetap dibuka", lanjut Pak Rafi. "Gitu ya Pak. Terimakasih Pak Rafi", jawab kami serentak. Akhirnya, kami semua gembira, bisa mengerjakan sambil tiduran di kamar hotel namun dengan syarat seperti yang sudah disebutkan Pak Rafi.
Hingga jam 2 dinihari, tugas baru kami selesaikan. Saya mengerjakan tugas bersama Mahsus dan Khoiro dari Aceh. Mata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi. Capek badan juga capek otak. Kami memutuskan untuk beristirahat. Terimakasih buat LPDP, nantinya acara PK ini pasti akan terkenang seumur hidup, kenangan yang luar biasa dan tidak akan terulang kembali. Terimakasih LPDP, terimakasih Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H