Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wakil Kyai Said Maju

13 November 2020   05:38 Diperbarui: 13 November 2020   05:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat masa kecil dulu, meskipun beliau bukan orang pesantren, pernah bercita-cita menjadi seorang Kyai. Beliau terinspirasi saat melihat sosok Kyai di kampung wilayah Blitar bernama Kyai Yasin Yusuf. Kyai Yasin di Blitar disamping sebagai seorang Kyai pendidik di kampung, juga sering diundang menjadi dai yang menyampaikan nasehat-nasehat di masyarakat. Melihat peran Kyai Yasin, Prof. Maksum kecil ingin sekali seperti Kyai Yasin, "Cita-cita saya itu diwujudkan oleh Kyai Said dengan menunjuk saya menjadi wakil ketua umum PBNU sekarang, berkat barokahnya Khidmah, melayani NU". Para peserta bertepuk tangan dengan penjelasan Prof. Maksum.

Prof. Maksum mengawali presentasinya dengan menyebutkan bahwa NU adalah ormas yang saat ini menjadi garda terdepan dalam menolak sekolah 5 hari yang sedang diwacanakan oleh Menteri Pendidikan, Bapak Muhajir Efendi. Sabtu dan Minggu akan diliburkan. Kalau sampai wacana sekolah 5 hari goal, maka yang akan menjadi korban pertama kali adalah sekolah-sekolah diniyyah yang ada di puluhan ribu pesantren yang ada di Indonesia.

Sekolah diniyyah di pesantren-pesantren yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama' rata-rata dilaksanakan setelah sholat dhuhur, sekitar jam 1 siang hingga sore hari. Jika sekolah 5 hari jadi dilaksanakan, maka setiap harinya, sekolah formal akan bersekolah mulai pagi sampai sore hari, menjadi full day, lambat laun secara otomatis akan tidak ada sekolah diniyyah lagi. Maka dari itu, untuk melindungi kegiatan pesantren berupa sekolah diniyyah yang sudah ada sejak zaman Belanda ini, NU terdepan dalam menolak kebijakan full day sekolah 5 hari.

Timnya Pak Rafi mulai menunjukkan slide power point yang sudah disediakan oleh Prof. Maksum. Ada dua layar besar yang ada di samping kanan dan kiri panggung. Saya bisa melihat dengan jelas kedua layar itu, yang berisi materi-materi yang disampaikan oleh pembicara di atas panggung. Slide pertama berupa gambar-gambar kerusuhan yang objeknya adalah tempat-tempat ibadah, ada masjid, gereja dan tempat ibadah agama lain.

Prof. Maksum sembari menunjukkan slide itu, beliau memberikan penjelasannya. Dari yang saya fahami, beliau menekankan agar kita semua, khususnya warga NU mengambil peran dengan menyebarkan kedamaian, bukan malah menambah ruwet suasana. Masih banyak ruang kosong di masyarakat yang memerlukan sentuhan dari orang-orang NU. Untuk kasus gereja, penjagaan gereja pada saat hari raya natal oleh rekan-rekan Banser (Barisan Serbaguna) GP Ansor NU, salah satu tujuannya juga untuk mengisi kekosongan ini. Antisipasi keamanan dari gangguan yang tidak diinginkan.

Jas Merah. Seperti kata Bung Karno. Jangan sampai melupakan sejarah. Prof. Maksum melanjutkan presentasinya dengan bercerita awal mula berdirinya Nahdlatul Ulama' (NU). NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926. Faktor pertama yang menyebabkan NU berdiri adalah paling tidak adanya dua factor, pertama dari dalam negeri sendiri, factor kedua adalah yang bersifat internasional.

Di dalam negeri, pada saat NU berdiri, masih dalam cengkraman penjajahan Belanda. Umat Islam di Nusantara belum sepenuhnya bebas melaksanakan amalan ibadahnya. Belanda datang ke Indonesia bukan hanya untuk urusan menjajah dan mengambil harta kekayaan negara ini saja, ada ungkapan yang sangat terkenal, yakni Gold, Glory dan Gospel. Mereka mengeruk kekayaan, namun pada saat yang sama pula, juga menyebarkan agama yang dibawa oleh para pasukannya yaitu agama Kristen. NU berdiri di saat yang tepat, melindungi umat dari ajaran agama lain ini.

Lalu factor kedua di dalam negeri adalah membentengi umat dari faham-faham radikal yang sedang tren menyebar di dunia Islam, terkenal dengan nama faham wahabi. Faham ini suka sekali menyalahkan amalan-amalan yang dilakukan oleh umat Islam yang berada di basis NU. Ziyarah kubur, tradisi tahlil, sholawatan bersama, semuanya mereka salahkan dan dianggap telah menyalahi aturan yang dibuat oleh Rasulullah Muhammad shallallahu 'alayhi wasallam. NU menjadi garda terdepan meluruskan pemahaman penganut wahabi yang salah faham ini.

Untuk factor internasional sendiri, NU berdiri berawal dari Komite Hijaz yang dikirimkan ke Saudi Arabia. Raja Abdul Aziz bin Saud menggunakan faham wahabi sebagai ajaran resmi di negara Saudi Arabia. Membuang segala bentuk madzhab Ahlussunnah wal jama'ah yang sudah ribuan tahun berlaku, juga melarang untuk berziarah di makam Rasulullah, termasuk beberapa kebijakan lain yang dianggap bertentangan dengan faham aswaja. Dari Komite Hijaz inilah  yang akhirnya melahirkan organisasi Nahdlatul Ulama'.

Beberapa factor di atas tidak bisa dilepaskan dari peran Nahdatul Ulama' sampai sekarang. NU masih konsisten dengan perannya. Bahkan hingga saat ini, NU menjadi garda terdepan dalam menyangkal segala bentuk faham yang disebarkan oleh wahabi. Hal ini tidak bisa terlepas dari asal mula NU berdiri dulu. Sampai kapanpun NU akan berada di jalur ini.

Nahdlatul Ulama' mengambil peran di semua bidang. Secara akidah menganut ajaran yang dibawa oleh Syeikh Abu Hasan Al-Asy'ari dan Syeikh Abu Manshour Al-Maturidi. Secara ilmu fiqih, amalan sehari-hari yang dilakukan oleh umat Islam, NU menggunakan salah satu dari empat madzhab yakni Madzhab Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i, dan Madzhab Imam Hambali. Untuk ajaran tasawwuf sendiri, NU mengambil dari Imam Junaid Al-Baghdady dan Imam Ghozaly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun