Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ngofi ke 21: Tasawwuf Imam Ghozaly

4 November 2020   10:30 Diperbarui: 4 November 2020   10:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pakai motor saya Pak Bis, besar", "Siap Ndan". Kami berjalan bersama menembus macetnya kota Jajag. Dari lampu merah Jajag, kami berbelok ke kiri hingga sampai di Blokagung. Rupanya saat sampai di lokasi acara, belum ada yang datang. Terdengar suara pujian dari musholla sebelum dilaksanakan jama'ah shalat isya'. Tidak ada umbul-umbul MATAN Banyuwangi yang terpasang, juga tidak terlihat banner MATAN yang terpasang. Tidak ada tanda-tanda akan diselenggarakan acara ngofi malam ini.

"Kok umbul-umbul MATAN belum terpasang Pak", usai bersalaman dengan Pak Aris sebagai tuan rumah, saya langsung ke inti pertanyaan. "Mohon maaf Gus, tadi sudah terpasang, tapi jatuh, terkena angin. Tadi hujan dan anginnya kencang. Belum sempat dipasang lagi", Pak Aris memberikan alasannya. Karena factor alam, saya memakluminya. "Kalau bannernya Pak?", lanjut saya bertanya kembali. "Nanti menunggu selesai shalat isya', baru dipasang".

Setelah shalat isya', ada telepon masuk dari Kang Sultoni, Tamasuruh, Banyuwangi bagian utara. Setelah saya menjadi peserta yang datang pertama kali bersama Komandan Novel, peserta kedua yang datang adalah Kang Sultoni. Yang paling jauh, justru datangnya paling awal. "Berangkat jam berapa tadi Kang dari Tamansuruh?", tanya saya. "Sekitar jam setengah lima sore tadi Gus, biar tidak terlalu malam nyampek sininya, mana teman-teman yang lain?", dia bertanya balik. "Anda temasuk Assabiqunal awwalun Kang, golongan pertama yang datang".

Banner dipasang oleh Pak Aris di dalam musholla usai shalat isya', saya meminta Kang Sultoni untuk mengambil gambar dan foto dan dikirimkan ke anggota group MATAN Banyuwangi, seakan memberikan pesan, "Yang jauh saja datangnya awal, masak yang rumahnya dekat malah belum datang". Selanjutnya, rombongan dari Gus Naim, Mbah Dalijo, Bang Syem dan group Pondok Pesantren Al-Azhar Sempu datang. "Gus Arif mana Gus?", tanya saya. "Di belakang bersama Mbah Karyo".

Saya memanggil Pak Aris, memintanya untuk segera memulai acara maulid yang dilakukan oleh masyarakat. "Silahkan dimulai Pak. Menunggu siapa?". "Mohon maaf Gus, masyarakat merasa minder untuk memulai acara maulid. Kegiatan malam ini, biar teman-teman MATAN yang menghandle semuanya, masyarakat akan ikut saja", jawabnya. Tidak seperti yang direncanakan sebelumnya yang masyarakat dulu yang memulai acara maulidnya, setelah itu teman-teman MATAN dengan acara ngofinya. "Oke, tidak apa-apa Pak".

Saya langsung bergerak cepat dengan meminta Bang Syem memulai acara. Kami semua mahallul qiyam, berdiri hormat Kanjeng Nabi dengan melantunkan pujian-pujian shalawat kepada Beliau dengan dipimpin oleh Bang Syem. Gus Naim membuat wewangian dari dupa yang menjadikan suasana malam ini seakan berada di tanah arab. Teman-teman terlihat khusyuk mengikuti bacaan dari kitab Al-Barzanji yang dibaca bersama. Sekitar 15 menit kami terus melantunkan pujian kepada Kanjeng Nabi dengan harapan nanti mendapatkan syafaat pertolongan dari Beliau dan dikaruniai cinta tulus kepada Beliau.

Acara diambil alih oleh Pak Aris. Di samping sebagai tuan rumah, dia merangkap sebagai pembawa acara. Acara dilanjutkan dengan bacaan tahlil yang dipimpin oleh Pak Affandi. Setelah bacaan tahlil, saya dipersilahkan untuk memberikan sambutan sebagai Ketua MATAN Banyuwangi, sekaligus memberikan arahan untuk launcing 3 buku Serial Mesir berjudul "926 Cairo", "Cairo Oh Cairo", dan "Umroh Koboy".

Sebelum saya memperkenalkan buku yang sudah saya terbitkan. Saya sedikit bercerita tentang keutamaan merayakan maulid. 3 bait syair dari Syeikh Syamsudiin Ad-Dimisyqi yang pernah saya sebutkan pada saat ngofi ke 20 di rumahnya Gus Afton, saya bacakan kembali. Yang intinya, kalau Abu Lahab yang kafir dan seumur hidupnya pernah memusuhi Kanjeng Nabi saja, gara-gara pernah bahagia atas kelahiran Rosulullah, senang saat maulid, dia mendapatkan keringanan siksa, apalagi kami semua yang selalu bahagia atas lahirnya Kanjeng Nabi dan senantiasa melantunkan sholawat kepada beliau. Tentu harapannya mendapatkan syafaat dari beliau.

Saya belum memperkenalkan 3 buku yang telah saya terbitkan, setelah menerangkan sedikit tentang perkataan Syeikh Syamsuddin, Gus Malik sebagai pembicara sudah hadir. Saya langsung berdiri untuk menyambut dan mencium tangan beliau serta mempersilahkan untuk duduk di depan. Gus Naim saya mintakan tolong untuk mengambilkan satu buku baru berjudul "926 Cairo" yang akan saya berikan kepada Gus Malik sebagai symbol 3 buku Serial Mesir sudah launcing malam ini.

Alhamdulillah. Saya bersyukur kepada Allah. Mengharap ridlo Allah dan Kanjeng Nabi. Ini adalah perdana saya menerbitkan buku dan langsung 3 buku, bertepatan dengan bulan kelahiran Kanjeng Nabi. Saya berharap, apa yang sudah saya tulis dan dibaca oleh banyak orang, bukan hanya bisa memberikan manfaat buat pembacanya, tapi juga bisa memberi keberkahan dan melahirkan inspirasi kebaikan. Aamin.

Gus Malik terlebih dahulu mengirimkan banyak sekali hadiah fatihan sebelum memulai kajian tasawwuf malam ini. Tema besar kajian ini adalah Tasawwuf Imam Ghozaly, juga tetap merujuk kajian kitabnya Syeikh Abdul Wahab Asy-Sya'rony dengan kitabnya Minahussaniyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun