Bukan hanya sederhana dan penuh makna saja, beliau selalu membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Sebagai seorang seniman dan pemain teater, sangat mudah bagi beliau untuk membawa suasana dalam cerita kehidupannya yang terasa mengalir dan kami seakan hadir berada dalam cerita itu.Â
Otak kami diajak untuk berkelana bersama, berjalan bersama Pak Prie, mulai dari proses awal akan melaksanakan ibadah haji, hingga haji di tanah suci. Saya terbengong dengan semua cerita itu.
Ada banyak pelajaran dibalik kisah kehidupan, walaupun banyak orang menganggap itu adalah kisah yang sederhana dan kurang bermakna. Pak Prie menunjukkan hal itu saat bercerita perihal pengalaman hidupnya "Mendadak Haji". Haji mengajarkan kedisiplinan. Pada saat beliau hendak terbang berangkat haji, harus tepat waktu karena jama'ah haji berangkat secara rombongan, tidak sendiri-sendiri.
Tepat waktu saat keluar rumah dan menuju bus yang mengantarkan ke embarkasi. Kalau telat, bisa ketinggalan bus rombongan dan kemungkinan terburuknya tentu akan ketinggalan pesawat dan tidak jadi haji. Inilah pelajaran pertama, haji mengajarkan kedisiplinan.Â
Disiplin ini juga selalu diajarkan dalam rangkaian seluruh ibadah haji nanti ketika di tanah suci. Tawaf hanya boleh sampai tujuh kali putaran mengelilingi ka'bah, tidak boleh lebih, juga tidak boleh kurang.
Haji mengajarkan tertib. Ini adalah nilai kedua yang beliau paparkan dalam cerita kehidupan "Mendadak Haji". Orang yang berhaji akan selalu diajarkan ketertiban.Â
Terutama tertib dalam menjalankan shalat berjama'ah. Pada saat berada di tanah suci, setiap orang akan berlomba-lomba untuk melaksanakan shalat secara berjama'ah. Pada saat di Madinah, selalu tertib menunaikan jama'ah di Masjid Nabawi, pada waktu di Makkah, tertib shalat jama'ah di Masjidil Haram. Harapannya, nilai tertib ini akan berlanjut ketika nanti pulang, selesai menunaikan ibadah haji.
Setiap detik dari nafas yang keluar dari tubuh ini ada nilainya. Setiap kejadian yang dialami selalu ada pelajarannya. Seperti itulah yang diajarkan kepada kami dari Pak Prie.Â
Beliau memberikan nasehat-nasehat hidup selain pelajaran dari ibadah haji yang beliau laksanakan dulu. Dalam berhubungan bersama istri dan anak, beliau berpesan untuk selalu memberikan kasih sayang. Jangan sampai berbicara dengan menggunakan intonasi yang terlalu ketinggian, karena bentakan dari intonasi itu akan membekas di masa depan istri dan anak nanti. Â
Beliau mengulang kembali pesan yang disampaikan di awal tadi. Namun, bahasanya menarik. Kang Abik pada saat presentasi sebelum Pak Prie GS, menyinggung peran santri di Nusantara pada masa lalu hingga masa kini.Â
Nah, santri-santri pada masa lalu rata-rata membawa serta ajaran tarekat dari para gurunya. Lalu, saat ini Pak Prie memberikan pesan kepada kami dengan kata, "Adab merupakan salah satu tarekat yang murah menuju Tuhan".