Ajaran kedua adalah hablum minannas, hubungan bersama manusia. Hal ini diisyaratkan dari haditsnya Rasulullah Saw. yang bersabda : "Tidak beriman salah seorang diantara kalian sebelum dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri", (Bukhari : 12).
Bahkan saat melaksanakan Haji Wada', haji perpisahan, di khutbah terakhirnya Beliau bersabda : "Jangan menyakiti siapapun, maka tidak akan ada yang menyakitimu", (Muslim : 2129). Mencegah seseorang untuk melakukan kejahatan pada orang lain adalah intisari dari hukum Tuhan.
Dalam bukunya, beliau juga berbicara tentang konsep hukum dalam Islam yang berpijak pada maqhosid asy-syariah, enam tujuan syariat yakni hak hidup, hak beragama, hak berfikir (berakal sehat, memperoleh kecerdasan, dan sehat jiwa), hak kepemilikan, hak berkeluarga (menikah dan berketurunan), dan hak bermartabat.
Keenam tujuan syariat ini beliau hubungkan dengan konstitusi yang telah dijalankan di Amerika, juga dihubungkan dengan peran gender laki-laki dan perempuan di Amerika, yang secara sederhana beliau berkesimpulan bahwa Amerika justru sebenarnya lebih Islami dibandingkan dengan beberapa negara-negara muslim, untuk memberikan rasa bangga kepada para muslim yang warga Amerika.
Puncak dari dialog beliau bersama para pemuka agama di Amerika Serikat dan negara-negara lain di dunia dalah adanya ide untuk mendirikan sebuah organisasi yang menjembatani antar agama-agama. Akhirnya beliau bersama pemuka agama di Amerika Serikat mendirikan sebuah organisasi yang bernama Cordoba House.
Memang terjadi pro kontra karena letak kantornya yang hanya berjarak 12 blok dari Gedung WTC yang runtuh dan mereka yang tidak setuju menganggap bahwa umat Islam di Amerika sedang bahagia di atas penderitaan rakyat Amerika dengan mendirikan Masjid di sana.
Tetapi dengan dialog yang intens yang dilakukan oleh para pendukung Imam Feisal, juga atas dukungan hampir dari seluruh pemimpin negara-negara muslim, termasuk dukungan dari mantan Presiden Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudoyono, akhirnya Cordoba House berhasil didirikan dan mendapatkan dukungan langsung dari Mantan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama dan Wali Kota New York saat itu.
Ada satu pesan Imam Feisal yang beliau peroleh dari pesan ayahnya yang menarik untuk dijadikan sebagai sebuah pegangan, beliau berkata : "Pada masa-masa krisis, seseorang harus mampu meraih pencapaian terbaiknya". Dengan kata lain bisa diartikan bahwa, pada saat intensitas emosi begitu memuncak, maka disinilah dialog diperlukan.
Batu, 17 Oktober 2019 Pukul 06.11 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H