Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Doktor UIN Malang. Ketua Umum JATMAN Banyuwangi. Dosen UIMSYA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Naik Onta Gunung Sinai Bareng Ippho

21 Mei 2012   22:19 Diperbarui: 27 Agustus 2019   17:57 1973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menelusuri Jejak Nabi Musa di bukit Sinai bareng Ippho (Foto : Abdul Koni)

Jam 6 pagi. Udah agak terang. Mas Ippho dan kami bergegas untuk ke puncak. "Camel, camel", ada orang Mesir menawari kami onta. Awalnya kami ragu, tapi setelah mas Ippho tanya ke saya, "jauh gak mas?", "Hehe..Lumayan". "Selama ini udah ada yang pernah naik onta belum ke atas?", tanya mas Ippho lagi. "Belum", jawab serempak. "Udah berapa tahun di Mesir belum pernah naik onta. Hehe. 

Ya, udah kita naik onta saja, saya yang bayar". Kami berlima naik onta. Mas Irwan tidak ikut naik, sengaja agar nanti ketika perjalanan pulang, ada yang masih fit. Saat pertama naik onta, karena semuanya adalah baru pertama kali. Ada kejadian menarik. Pertama, onta yang dinaiki oleh pak KOni tiba-tiba lari, keluar dari jalur yang biasanya dilewati, beliau berteriak ketakutan. 

Setelah itu, giliran onta yang saya naiki, saat ada onta lain lewat dan berlawanan arah, tiba-tiba onta saya berlari mengejarnya dan keluar ke luar jalur. Yang menarik, dia berjalan ke arah tebing yang curam. Dan terus terang saya deg degan. Hehe. Namun, akhirnya selang hampir setengah jam, 5 onta yang kami naiki akhirnya manut juga hingga ke puncak. 

Saat di tengah perjalanan, saya mencoba bilang ke Mas Ippho, "Mas, jumlah onta yang kita naiki jumlahnya ada 5, pas dengan onta yang ada di gambar buku 7 Keajaiban Rezeki". Mas Ippho tersenyum. Kebetulan onta yang dinaiki mas Ippho juga beda sendiri. Ontanya berwarna putih, sedangkan 4 onta yang lain berwarna coklat. 

Sekitar dua jam kami naik onta dari bawah gunung sinai hingga ke puncak dan kami bertemu dengan banyak sekali turis dari berbagai negara dan semuanya turun gunung, hanya kami yang naik. Ada dari Belanda, Jerman, dan masih banyak lagi, saya udah lupa. Onta tidak bisa mengantarkan kami sampai ke puncak, karena area semakin curam. 

Kami berhenti dan harus jalan kaki. Lagi-lagi pak koni memberikan perhatian, saat dia hendak turun dari onta dan sisi kanan beliau adalah jurang, beliau berteriak keras sekali dan terlihat sekali kalo sedang takut, eh, yang lain malah ngetawain. :-) Saya berjalan di paling depan. Karena kebiasan jalan kaki, jadi biasa aja, gak terlalu capek. 

Mas Ippho dan Pak Koni terlihat sangat letih. Entah berapa kali mereka istirahat sebentar saat jalan kaki menuju paling puncak. Bahkan ketika sampai puncak, mas Ippho langsung tiduran tepat di atas batu depan masjid di puncak Sinai. "Saya keluar keringat dingin mas, biasanya kalo sudah begini, saya akan pingsan", kata mas Ippho lirih. 

Saat saya mendengar ini, saya merasa bersalah. Yah, Sinai memang bukan area yang mudah untuk ditaklukkan. Kalo di gunung-gunung Indonesia mungkin kita bisa agak santai karena kanan kiri adalah pepohonan yang rindang, lah, ini gunung di arab, di timur tengah, kanan kiri adalah jurang dan bebatuan dicampur pasir murni, yang diserang adalah keringnya udara dan panasnya terik matahari. 

Tapi akhirnya, kami bisa menikmati keindahan ciptaan Allah yang sudah berumur ribuan tahun dan memiliki segudang sejarah ini. Benar kata Mas Ippho, "Berada di puncak itu perlu perjuangan dan tidak mudah. Berada dipuncak perlu Action, tidak hanya puas dengan melihat dari bawah. Saat berada di puncak, kita bisa santai-santai, tetapi saat berada proses menuju puncak, kita tidak bisa santai-santai", ya intinya gini, ini dengan bahasa saya. Hehe. 

Intinya satu : Take Action! Perjalanan ke Sinai kali ini bagi saya adalah Istimewa. Thanks buat Mas Ippho dan teman-teman semua. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun