Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mesir Mengajari Bangkit

5 April 2012   01:29 Diperbarui: 27 Agustus 2019   18:25 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tema yang menarik. Saya teringat dengan pesan salah satu guru saya di Mesir yang mengatakan bahwa kata Mesir yang dalam bahasa arab terdiri dari tiga huruf "Mishro", yakni Mim, Shod dan Ro', memiliki arti yang luar biasa. Mim berarti Musibah, Shod berarti Shobar alias sabar dan Ro'-nya berarti Rohah, artinya kemudahan. 

Setelah saya fikir-fikir, saya pernah mengalami arti dari ketiga huruf ini di Mesir. Baca sampai akhir yaa, yakin, menarik. Semoga bermanfaat buat teman-teman. :-) Sewaktu saya memutuskan keluar dari tempat saya bekerja di perusahaan cargo pengiriman Mesir - Indonesia. Kalo bahasanya Mas Ippho, pindah kuadran dari kiri ke kanan. 

Waktu itu saya tidak memiliki rencana sama sekali harus usaha apa. Keluar ya keluar dan saya harus pontang panting untuk menemukan usaha baru. Laundry KBRI udah saya lepas, jualan kecil-kecilan udah lama saya tinggalkan. 

Sebelumnya saya benar-benar fokus mengurus kerja di bisnis pengiriman barang dan kali ini saya harus menganggur dan memutar otak. Apa saya bingung? Gak usah nanya, saya pusing dan sangat bingung. Hehe. Biaya hidup di Mesir, tiap hari argonya jalan dan hampir samalah bebannya dengan biaya hidup di Jakarta. Apa yang saya lakukan selanjutnya? Saya mencoba ini itu. 

Pengalaman selama ini yang saya dapatkan, kenalan-kenalan bisnis yang selama ini saya tahu, semuanya saya coba hubungi satu-satu dan menawarkan kerja sama bisnis. Namun apa hasilnya? hampir semuanya menolak dengan cara halus. Namun, saya tetap berusaha. Waktu itu saya masih ingat. Di tabungan saya masih ada uang sekitar 10 Juta. 

Bagi saya ini nanggung banget kalo untuk bisnis pengiriman barang dari Mesir dan dikirim ke Indonesia, kalo untuk bisnis lokal mungkin sih udah cukup. Namun, entah kenapa waktu itu saya bingung mau diapakan uang ini. Lalu, saya mutar otak. Ada perusahaan yang sedang mencari habba sauda waktu itu. 

Dia butuh 1 kontainer. Wah, ini rezeki menarik, pikir saya. Saya berusaha mencari habba sauda dari perusahaan manufaktur di Mesir. Saya cari ke sana kemari dan saya beli samplenya dari sisa tabungan saya. Saya lobi lobi terus sampai dapat harga yang kira-kira saya untung. Namun, ternyata akhirnya gimana? akhirnya tidak deal. 

Perusahaan itu tidak jadi membeli habba sauda ke saya dan saya sudah keluar lumayan banyak uang untuk modal wira wiri ke sana kemari di beberapa kota di Mesir untuk mencari barang yang pas. 

Terus ada tawaran lagi, waktu itu saya dapat tawaran untuk mencarikan buyer rempah-rempah di Mesir, kebetulan saya ada kenalan perusahaan di Jakarta yang sudah banyak eksport ke eropa dan amerika. Tanpa fikir panjang, saya oke-kan saja. Modal saya keluarkan lagi untuk ke sana kemari, nyewa mobil, mencari kontak beberapa perusahaan dan menemui mereka, lobi ke sana sini. 

Namun akhirnya juga tidak deal. Rugi lagi. Pernah juga saya menjadi perantara mencarikan salah satu produk dari Indonesia atas permintaan salah satu perusahaan di Mesir, namun ketika udah deal, ternyata saya ditinggal dan main potong dan saya tidak mendapatkan apa-apa, padahal juga udah keluar modal untuk menghubungi sana-sini. 

Tapi ya udahlah, emang belum rezekinya, saya berfikir sederhana saja walaupun sebenarnya juga pusing. Hehe. Pokoknya uang 10 juta dari sisa tabungan saya akhirnya hampir habis dan saya belum mendapatkan apa yang saya inginkan. Intinya, saya belum making money sejak memutuskan keluar dari perusahaan cargo. 

Waktu itu saya benar-benar bingung, gimana ya caranya. Sampai-sampai keluarga saya, terutama ayah saya beberapa kali SMS menanyakan terus, "gimana, udah dapat pekerjaan baru?". Saya lumayan tertekan waktu itu, kakak  saya juga terus-terusan menanyakan hal yang sama. 

Mereka semua tahu, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Mesir, saya terbiasa mandiri dengan bisnis kecil-kecilan lalu dapat pekerjaan dan tiba-tiba harus out, berhenti kerja dan memutuskan bisnis lagi. 

Saya nganggur hampir 6 bulan. Sampai akhirnya waktu itu, di tabungan saya hanya ada sisa uang sekitar 3 Juta dan apa yang saya lakukan dari uang ini? Saya habiskan seketika. Hehe. Dengan apa? Sedekah. Saya sedekahkan semuanya di kotak amal di Masjid dan para pengemis di pinggir jalan raya. 

Ya, benar. Terus terang waktu itu saya melakukannya karena udah stress, udah capek, udah hampir putus asa, mencoba bisnis ini itu kok belum menghasilkan, ya udah, 'bisnis dengan Tuhan' saja, dalam tanda kutip, fikir saya. Apa yang terjadi berikutnya? sampai 3 bulan berikutnya ternyata keadaan saya makin parah. Hehe. Saya tambah pusing. Dan yang pasti waktu itu saya benar-benar miskin. 

Sampai-sampai jurus terakhir keluar. Saya minta bantuan ayah saya untuk mengirim uang 1 juta sekedar untuk menyambung hidup, sekedar untuk uang saku kuliah di Al-Azhar. Ayah saya terus mengejar, "gimana, udah dapat kerjaan baru?", terus-terusan seperti itu. Dan tiba-tiba secara tidak sengaja. 

Mungkin karena doa dari orang tua dan kesungguhan mereka mempercayakan kepada saya bahwa saya pasti bisa, termasuk waktu itu saya merasakan begitu butuhnya saya terhadap pertolongan dari Yang Maha Kuasa, karena terus terang waktu itu saya udah kondisi hampir putus asa, bayangkan, hampir satu tahun saya terus berikhtiar dan gak sukses-sukses, gak nemu-nemu yang pas. 

Tiba-tiba, sahabat saya menghubungi saya, dia bilang ke saya, "ada orang di Jakarta lagi butuh Hajar Jahanam 3 KG, mau gak?". Tanpa berfikir, saya langsung jawab, "Okee". Nah, inilah awal kebangkitan saya dan ternyata inilah awal jalan rezeki saya selanjutnya. Alhamdulillah, berawal dari sinilah ternyata bisnis ini menjadi jalan rezeki selanjutnya dan sekarang sudah ada beberapa mitra yang gabung dan perputaran uang sudah puluhan Juta setiap bulannya. 

Alhamdulillah. Semuanya terjawab sekarang. Dari sini, saya jadi berfikir. Bisa jadi benar apa yang pernah dikatakan oleh guru saya tadi, siapa yang hidup di Mesir akan dicoba, dikasih Musibah (arti dari huruf Mim dari kata Misro/Mesir) dan jika dia Sabar (huruf Shod di kata Mishro), maka Allah pasti kasih Rohah/Kemudahan (arti dari Ro di akhir kata Mesir). Hmm, wallahu a'lam. 

Yang jelas, semoga cerita ringan dari sepenggal kehidupan saya ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman semua. Jangan pernah menyerah dengan masalah dalam kehidupan ini, Allah pasti nolong kita. Ada jalan menurun, berarti ada jalan menanjak. Semuanya adalah proses. SukSes = Suka Proses. Yakin! Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun