Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mesir Mengajari Bangkit

5 April 2012   01:29 Diperbarui: 27 Agustus 2019   18:25 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu saya benar-benar bingung, gimana ya caranya. Sampai-sampai keluarga saya, terutama ayah saya beberapa kali SMS menanyakan terus, "gimana, udah dapat pekerjaan baru?". Saya lumayan tertekan waktu itu, kakak  saya juga terus-terusan menanyakan hal yang sama. 

Mereka semua tahu, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Mesir, saya terbiasa mandiri dengan bisnis kecil-kecilan lalu dapat pekerjaan dan tiba-tiba harus out, berhenti kerja dan memutuskan bisnis lagi. 

Saya nganggur hampir 6 bulan. Sampai akhirnya waktu itu, di tabungan saya hanya ada sisa uang sekitar 3 Juta dan apa yang saya lakukan dari uang ini? Saya habiskan seketika. Hehe. Dengan apa? Sedekah. Saya sedekahkan semuanya di kotak amal di Masjid dan para pengemis di pinggir jalan raya. 

Ya, benar. Terus terang waktu itu saya melakukannya karena udah stress, udah capek, udah hampir putus asa, mencoba bisnis ini itu kok belum menghasilkan, ya udah, 'bisnis dengan Tuhan' saja, dalam tanda kutip, fikir saya. Apa yang terjadi berikutnya? sampai 3 bulan berikutnya ternyata keadaan saya makin parah. Hehe. Saya tambah pusing. Dan yang pasti waktu itu saya benar-benar miskin. 

Sampai-sampai jurus terakhir keluar. Saya minta bantuan ayah saya untuk mengirim uang 1 juta sekedar untuk menyambung hidup, sekedar untuk uang saku kuliah di Al-Azhar. Ayah saya terus mengejar, "gimana, udah dapat kerjaan baru?", terus-terusan seperti itu. Dan tiba-tiba secara tidak sengaja. 

Mungkin karena doa dari orang tua dan kesungguhan mereka mempercayakan kepada saya bahwa saya pasti bisa, termasuk waktu itu saya merasakan begitu butuhnya saya terhadap pertolongan dari Yang Maha Kuasa, karena terus terang waktu itu saya udah kondisi hampir putus asa, bayangkan, hampir satu tahun saya terus berikhtiar dan gak sukses-sukses, gak nemu-nemu yang pas. 

Tiba-tiba, sahabat saya menghubungi saya, dia bilang ke saya, "ada orang di Jakarta lagi butuh Hajar Jahanam 3 KG, mau gak?". Tanpa berfikir, saya langsung jawab, "Okee". Nah, inilah awal kebangkitan saya dan ternyata inilah awal jalan rezeki saya selanjutnya. Alhamdulillah, berawal dari sinilah ternyata bisnis ini menjadi jalan rezeki selanjutnya dan sekarang sudah ada beberapa mitra yang gabung dan perputaran uang sudah puluhan Juta setiap bulannya. 

Alhamdulillah. Semuanya terjawab sekarang. Dari sini, saya jadi berfikir. Bisa jadi benar apa yang pernah dikatakan oleh guru saya tadi, siapa yang hidup di Mesir akan dicoba, dikasih Musibah (arti dari huruf Mim dari kata Misro/Mesir) dan jika dia Sabar (huruf Shod di kata Mishro), maka Allah pasti kasih Rohah/Kemudahan (arti dari Ro di akhir kata Mesir). Hmm, wallahu a'lam. 

Yang jelas, semoga cerita ringan dari sepenggal kehidupan saya ini bisa menjadi inspirasi buat teman-teman semua. Jangan pernah menyerah dengan masalah dalam kehidupan ini, Allah pasti nolong kita. Ada jalan menurun, berarti ada jalan menanjak. Semuanya adalah proses. SukSes = Suka Proses. Yakin! Salam Kompasiana Bisyri Ichwan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun