Catatan ini adalah catatan sederhana saya setelah vakum menulis selama hampir 3 bulan. Semoga memberikan inspirasi buat teman-teman ya. Kali ini saya akan melihat dari sisi lain yang tidak diangkat oleh media manapun, ini murni pengamatan saya sebagai orang lapangan, sebagai mahasiswa yang suka dengan bisnis, walaupun masih kecil-kecilan.Â
Sebagai orang lapangan. Mesir hancur. Ya, emang benar-benar hancur secara ekonomi setelah Husni Mubarok turun dari kursi kebesarannya. Majlis Sya'b (DPR) yang konon katanya banyak orang yang hafal kitab suci-pun tidak banyak berperan untuk membangkitkan kembali ekonomi yang sudah melaju ke titik terendah. Lihat saja di lapangan sehari-hari.Â
Antrian BBM di mana-mana. Di kawasan Hayyul Asyir, tepatnya di Gate 1. Mulai pagi sampai malam, antrian untuk mendapatkan BBM sampai mengular. Di pom khusus Gas, nasibnya juga sama. Ini baru BBM. Belum lagi suara-suara sumbang dari para tetangga, teman-teman Mesir yang mengeluh dengan harga-harga kebutuhan pokok yang melangit.Â
Cabe yang dulunya dikisaran harga 5 Pound saja, kemarin bisa sampai 20 Pound. Ya, sekitar 40 ribu lah. Belum lagi, kasus perampokan, penodongan dan lain-lain sebagai 'anak haram' dari adanya revolusi. Tetapi, ternyata Mesir memiliki cara gila untuk membangkitkan ekonominya, apa itu? saya ingin mengangkat fakta satu saja ya, cara itu adalah dengan menggelar pameran dagang internasional terlama di dunia.Â
Ya, inilah pameran dagang internasional terlama. Biasanya, pameran dagang internasional diadakan selama 3 hari sampai satu minggu. Mesir lain, dia berani mematok hari untuk pameran dagangnya selama dua minggu dan mereka mengundang 1600 Perusahaan yang tersebar di seluruh dunia untuk mengikuti pameran ini.Â
Belum lagi, mereka juga mengundang 50.000 buyer dari seluruh dunia untuk menghadiri CIF ini, Cairo International Fair. Ya, cara yang gila, menurut saya. Tapi apakah cara ini cukup? masih ada lagi ternyata. Saya mengamati sejak hari pertama CIF dibuka. Gembar gembor mereka di seluruh media, mulai dari televisi, radio dan koran, ternyata membuahkan hasil.Â
Pameran CIF memang ramai sekali, tapi ternyata ada satu hal yang membuat saya sedikit tergelitik untuk membukanya. Apa itu? Dari 1600 Perusahaan yang diundang oleh Mesir untuk mengikuti CIF, ternyata, bisa dikatakan 90 % adalah perusahaan lokal atau perusahaan luar negeri yang sudah memiliki agen di Mesir dan 10 % sisanya adalah dari negara-negara lain, tentu saja, termasuk Indonesia.Â
Tapi, di pintu masuk utama, mereka memasang bendara berjejer dari banyak negara, yah, apalagi, kesannya biar inilah Pameran Dagang Internasional dan diikuti oleh banyak negara di dunia. Ramaikah? sangat ramai! Yang meramaikan adalah perusahaan-perusahaan lokal.Â
Negara-negara lain yang ikut pameran ini hanya ada di satu gedung saja dan saya masih menghafalnya siapa mereka, mereka adalah Indonesia, Thailand, Kuwait, India, Pakistan, Sudan, Malaysia, Taiwan, China dan ada beberapa lagi, tidak terlalu banyak.Â
Ada satu stand negara yang membuat saya tergelitik lagi, ya, stand itu adalah stand miliknya Kuwait, mereka mengambil stand sekitar 100 meter dan ternyata stand-stand yang mereka berikan untuk perusahaan-perusahaan di negaranya itu gak ada penghuninya, alias kososng, gak ada yang hadir dalam pameran ini.Â
Malah yang menempati adalah  perusahaan Mesir yang menjual kasur dan bantal. Yah, ini salah satu sisi lain dari CIF 2012 kali ini. Belum lagi Malaysia, dia hanya punya satu stand dengan ukuran 3x3 meter saja.Â
Taiwan juga sama, punya stand 3x3 meter. China juga sama. Lalu kemana ratusan perusahaan China yang selama ini produknya membanjiri Mesir? Itulah pertanyaan saya ketika melihat stand China yang ternyata sangat mungil dengan perbandingan negaranya yang begitu besar dengan penduduk terbesar se-dunia.Â
Satu kegilaan lagi didapatkan di CIF. Yah, bagi saya cara Mesir untuk mendongkrak ekonominya emang lumayan gila, salah satunya dengan CIF ini. Dan alhamdulillah, Indonesia termasuk salah satu negara yang lumayan agresif untuk menangkap kesempatan ini.Â
Di saat negara Mesir sedang terpuruk seperti sekarang, maka disitulah kesempatan untuk penetrasi pasar semakin lebar, karena pesaing akan semakin sedikit dan peraturan juga belum terlalu ketat. Terlepas dari acara-acara resmi internasional yang digelar selama CIF seperti yang tiap hari dilaporkan oleh salah satu peserta di stand Indonesia; bapak Masykur A. Baddal.Â
Saya mengangkat sisi lain saja yang pastinya ini tidak diangkat di media, ya, mana mau media mengangkat hal-hal sisi lain seperti ini. Mereka pasti mengangkat wah-nya saja. Hehe. Masih banyak sekali sisi lain dari CIF (Cairo Internatioal Fair) yang saya baca dari pengamatan saya yang menarik untuk diulas, semoga saja tangan saya terus gatal untuk menuliskannya di sini.Â
Berbagi dengan teman-teman di mana saja. Saya akui. Saya salut dengan Mesir yang nekat dengan mengadakan pameran dagang terlama di dunia. Dan ternyata, di dalam pameran, kami juga diberikan kebebasan untuk jual beli retail dari barang-barang dagangan yang seharusnya hanya menjadi sample. Ini hal unik lagi dan perlu diulas nantinya.Â
Masih banyak lah pokoknya. Mesir terlalu banyak hal-hal unik yang tidak kita temukan di Indonesia. Dan sesuatu yang berbeda, itu akan menjadikan penasaran dan penasaran pasti identik dengan pemasaran. :) Yang Pasti. Ini adalah kesempatan emas untuk menjadikan Indonesia dan Mesir kembali semakin mempererat hubungannya.Â
Kelak, Soekarno modern akan lahir kembali dan tersenyum lebar bersama Gamal Abdul Nasser modern seperti yang dulu pernah terjadi. Salam Kompasiana Bisyri Ichwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H