Kami ngobrol tentang pendidikan di Jerman. Kebetulan sekali, saya termasuk orang pertama untuk wilayah jawa timur yang beliau temui ketika sekarang sedang menyambangi Indonesia. Siang ini beliau akan ke Papua untuk memfolow up program beasiswa pendidikan anak-anak Papua yang berprestasi yang akan melanjutkan study ke Jerman.
Saya ditawari untuk membantu beliau jika ada teman-teman jawa timur yang ingin melanjutkan study ke Jerman. Saya dikasih kontak beliau yang nomor Indonesia dan Jerman juga kontak email beliau. Saya langsung bismillah, semoga bisa membantu teman-teman.
Usai acara, kami langsung mencari warung untuk makan. Saya bareng mobilnya mbak Linda Djalil. Beberapa peserta seperti mas Yudi yang menjadi pimpinan sastra UI bareng Fadli Zon dengan mobil Alphardnya. Kami memilih warung pinggir jalan sambil santai. Sambil makan, saya menjadi pendengar setia dari semua pembicaraan antara mbak Linda, mas Fadli, mas Yudi, mas Syukri, mas Yaswin, dan beberapa orang-orang besar yang saya satu bangku dengan mereka.
Pembacaraan yang mereka obrolkan sungguh membuat saya semakin penasaran untuk terus mengerti. Obrolan tentang sisi lain istana Cendana zaman ketika mbak Linda waktu itu masih bekerja untuk TEMPO. Cerita dari Fadli Zon yang selama ini aktif sebagai orang di pihak Oposisi pemerintah.
Belum lagi mas Yaswin yang orang media dan kritis sekali menanggapi cerita-cerita yang diobrolkan. Kalo kumpul dengan orang-orang seperti mereka, saya merasa ingin sekali terus belajar karena sangat merasa bodoh. Namun, alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan mereka untuk belajar.
Jam satu dinihari lebih beberapa menit, kami memutuskan untuk pulang masing-masing. Saya bareng mobilnya mbak Linda dan turun di satu kawasan yang saya lupa namanya. Di sana saya nyambung untuk naik lin KR yang langsung menuju terminal kampung rambutan. Sampai rumah sekitar jam 2 dinihari. Usai menunaikan shalat jama' qoshor dan tahajud, saya memutuskan untuk istirahat. Alhamdulillah, sungguh luar biasa pengalaman hari ini. Semoga ini menjadi stimulus untuk terus belajar dan belajar.
Salam Kompasiana
Bisyri Ichwan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H