Sekitar lima belas menit saya menunggu mbak Linda. "bisyri ada di mana?", mbak Linda menelpon. "Saya melihat mbak Linda nich, saya dekat kantin di luar". Setelah menoleh ke belakang, senyum dari kami mengembang. Saya menyalami beliau dan memutuskan untuk masuk ke dalam kantin. Kebetulan saya juga sedang lapar. hehe.
Kami ngobrol di dalam kantin. Saya nanya-nanya tentang aktifitas mbak Linda yang hari-hari ini sungguh super sibuk karena sedang menggarap tiga buku. Sebenarnya saya sudah menghubungi mbak Linda sejak pertama kali datang ke Jakarta dua minggu lalu, namun baru sekarang bisa bertemu beliau. Alhamdulillah. Di belakang kami ada dua orang yang juga asyik ngobrol.
Mbak Linda tiba-tiba menyapa mereka dan flashback tentang kisah mbak Linda yang dulu juga mahasiswa sastra Indonesia UI. Bahasa Loe Guenya muncul deh. hehe. Dosen yang duduk di belakang kami memperkenalkan diri bernama DR. Lily, seorang dosen sastra Belanda UI. Profil beliau banyak ditemukan di media di Indonesia karena fokus disertasi yang diangkat masih jarang dibahas oleh orang Indonesia. Sampingnya bernama Guswanto, seorang mahasiswa pasca sarjana di Sorbonne University yang kebetulan sedang liburan ke Indonesia.
Wahh. Kebetulan sekali. Mulailah mbak Linda dengan teorti komunikasinya yang emang keren memperkenalkan saya kepada pak Lily dan mas Guswanto. Saya akhirnya memperkenalkan diri dari Cairo dan sedang mencari ilmu di universitas Al-Azhar. Mbak Linda terus asyik ngobrol bareng. Saya juga sedikit mengangkat kisah tentang Cairo ketika saya belum pulang kemarin.
"Mau tutup ya mbak?", seorang penjaga kantin mendekat dan langsung ditanya ama mbak Linda. "iya bu", jawabnya. Kami langsung menuju ke ruang teater FIB UI di gedung IV, acaranya bertajuk "PETANG PUISI" yang dihadiri oleh para alumni sastra UI. Yang hadir adalah Fadli Zon, orang Gerindra tangan kanannya Prabowo. Hadir juga mas Jodhi, yang megang rubrik OASE di Kompas.com.
Di dalam ruangan, ketika mbak Linda maju untuk membaca puisi-puisi karyanya, tiba-tiba beliau memperkenalkan saya kepada seluruh hadirin. Aduh, terus terang saya malu dan beliau menyuruh saya berdiri dan tersenyum kepada semua yang hadir. Alhamdulillah. Semoga ini pembuka shilaturahim dan memperluas jaringan. Emang hebat mbak Linda.
Di samping mbak Linda ada seorang ibu dengan pakaiannya yang elegan, sehabis membacakan puisinya, mbak Linda memperkenalkan saya dengan beliau. "lohh..kita udah temenan lama kan di fb, bisyri", kata ibu Mariza. "Oyaa..kok bu mar langsung tau", tanya saya. "lah..di fb saya yang orang Cairo itu cuma dua, pertama kamu dan satunya saya lupa namanya". Alhamdulillah, batin saya. Mungkin ini salah satu manfaat Facebook.
Acara terus berlangsung. Orang-orang sastra UI memang hebat. Mereka terus beraksi dengan puisi dari hasil karya mereka sendiri. Banyak para alumni yang silih ganti maju dengan karyanya. Fadli Zon yang dulu alumni dari jurusan Sastra Rusia juga maju membacakan puisi yang menjadi karyanya ketika masih belajar di Amerika. Sungguh luar biasa.
Mantan pimpinan anak sastra UI tahun 90an juga ikut maju, dia bernama Syukri, teman-teman manggilnya haji syukri karena udah haji tiga kali. Penampilannya disertai musik, dan sungguh luar biasa. Ada satu puisi yang dilagukan yang membuat semua hadirin tertawa, namun bisa menikmati makna katanya.
Mas Jodhi dari KOMPAS juga menunjukkan aksinya, beliau baru datang dari acara Djarum di Kudus. Sehabis dari bandara Soekarno Hatta langsung menuju ke UI. Mas Jodhi membawakan puisi cinta miliknya WS. Rendra yang dilagukan, satu lagu durasinya 8 menit. Penonton terpukau. Asal tau saja, puisi miliknya Rendra ini dispesialkan buat someone yang kebetulan hadir juga di acara ini. Sungguh memukau.
Acara yang dimulai sejak sekitar pukul 6 sore, baru selesai pukul 12 malam. Semua yang hadir benar-benar bisa menikmati. Kebetulan sekali, saya dipertemukan dengan lulusan UI yang bekerja di tim Arkeologi Jerman dan sudah banyak kali mengelilingi dunia dan kami sempat ngobrol lama di tengah-tengah acara. Beliau memperkenalkan diri bernama Pak Han.