Dicka Widya Purnama
Potensi Pembelajaran Mesin dalam Pengukuran Usaha Pengembangan Perangkat Lunak
Artikel ini mengkaji pembelajaran mesin sebagai alat untuk merevolusi pengukuran usaha dalam pengembangan perangkat lunak. Dibahaslah konsep 'koder standar', sebuah model yang dirancang untuk mengestimasi jam kerja berdasarkan data historis perubahan kode. Model ini menawarkan analisis yang lebih komprehensif daripada sekedar menghitung baris kode, dengan mempertimbangkan kompleksitas dan konteks. Ini membantu manajer proyek mengidentifikasi potensi bottleneck dan mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan efektivitas pengembang dan kualitas kode secara keseluruhan.
GAP Dalam Penelitian ini
Penelitian ini mengungkap beberapa gap signifikan, termasuk kesulitan mengumpulkan data waktu pengembangan yang akurat karena catatan yang sering tidak lengkap atau tidak ada. Model yang dibangun atas asumsi Markovian mungkin tidak mencerminkan kerja pengembangan yang iteratif dan bergantung pada konteks. Variabilitas individu pengembang dan gangguan dalam data pengembangan juga menambah kompleksitas dalam pemodelan dan validasi model yang akurat, menunjukkan perlunya inovasi dalam pengumpulan data dan algoritme pembelajaran mesin.
Tantangan Pendekatan Machine Learning untuk Menghasilkan Perubahan Source Code
Tantangan yang dihadapi dalam penerapan pembelajaran mesin termasuk pengumpulan data waktu pengembangan yang akurat, mengingat banyaknya aktivitas pengembangan yang tidak tercatat dengan rinci. Model harus mampu menghasilkan prediksi yang akurat meskipun data 'ground truth' kurang solid. Diperlukan juga kemampuan untuk mengakomodasi perbedaan individu antara pengembang, serta untuk menangani kompleksitas perubahan kode dan membedakan antara berbagai jenis perubahan.
Manfaat Pendekatan Machine Learning untuk Menghasilkan Perubahan Source Code
Pendekatan pembelajaran mesin ini menjanjikan dalam meningkatkan akurasi estimasi waktu pengembangan, dengan memperhitungkan aspek-aspek seperti kompleksitas dan struktur logika di balik perubahan kode. Ini memungkinkan tim untuk merencanakan dan menjadwalkan proyek dengan lebih baik, menyesuaikan kebutuhan sumber daya, memahami perilaku pengembang, dan meningkatkan kualitas serta efisiensi kode dan alur kerja.
Kesimpulan
Artikel tersebut menyimpulkan bahwa pembelajaran mesin menawarkan metode yang lebih mendalam dan personal dalam mengevaluasi usaha pengembangan perangkat lunak, yang mengatasi keterbatasan metode tradisional. Dengan memanfaatkan analisis historis dan perilaku pengembang, model ini membantu dalam menargetkan area yang membutuhkan perbaikan dan mendukung keputusan manajemen yang lebih tepat dan berbasis data, berkontribusi pada peningkatan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Menyelami Metode Baru Evaluasi Kontribusi Individu dalam Project-Based Learning Pengembangan Perangkat Lunak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H