Bahkan, ketika kamu sudah bisa menerima setiap orang yang berproses denganmu sebagai individu yang juga punya kelemahan dan kamu menerima itu, semuanya tidaklah cukup.
Banyak hal tak terduga yang akan kamu hadapi. Sebagiannya menguras emosi dan tidak sedikit yang berakhir dengan kata "menyerah".
Kadang kita melihat atau mendengar cerita keberhasilan taaruf yang berbuah manis  Namun, keberhasilan itu tidak pernah dibarengi dengan cerita tentang banyak kegagalan proses taaruf yang akhirnya mengubah sedikit atau sebagian besar pribadi kita.
Mungkin kita yang pernah proses dan gagal akan menerawang jauh, mencoba mengingat proses taaruf yang mana yang membuat kita merasa ada sesuatu yang berubah dalam diri.
Mungkin kita jadi lebih tak acuh,
Mungkin kita berusaha bangkit untuk membuktikan bahwa kita pantas mendapat yang terbaik,
Mungkin kita akan diam dan pergi karena rasa sakit yang hanya bisa dipendam.
Apapun itu, berkacalah, karena proses taaruf selalu mencoba mewakili antara hati kita, dia, dan kuasa Tuhan dalam rangkaian bait-bait doa, yang semoga dalam prosesnya, kita berharap jawaban terbaik. Minimal dia yang kita harapkan, adalah jodoh kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H