Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ruben Amorim, "Manchester United is Scary", dan Bagaimana Harusnya?

4 Januari 2025   11:22 Diperbarui: 5 Januari 2025   01:43 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (sumber : Oli Scarff/AFP/bolasport.com)

Perjalanan waktu terlalu cepat mengubah reputasi seorang Ruben Amorim. Amorim yang sebelumnya dikenal sebagai pelatih tak terkalahkan saat bersama Sporting Lisbon, berubah menjadi akrab dengan kekalahan saat bertugas sebagai manajer baru Manchester United.

Ya, pada awal Novembet lalu, para pencinta Manchester United mengalami euforia luar biasa. Kesediaan Ruben Amorim untuk meneruskan tugas Erik ten Hag sebagai manajer The Red Devil memunculkan rasa optimis akan perbaikan nasib United. Sebuah kabar gembira di tengah rasa putus asa yang diderita para Manchunian selama ini

Ya, sebuah ekspektasi yang tak berlebihan sebenarnya. Seiring pencapaian yang dibangun Amorim saat bersama Sporting Lisbon.

Tapi harapan ternyata tak berbanding lurus dengan kenyataan. Ruben Amorim yang pada awalnya digadang-gadang akan mampu meneruskan kejayaan Alex Ferguson di masa lalu, kini nasibnya tak lebih baik dibandingkan para penerus Ferguson lainnya.

Ya, jangankan menikmati kejayaan, Amorim justru harus berjuang keras agar timnya tak menderita kekalahan. Dan bahkan Amorim sudah mewanti-wanti timnya untuk waspada terhadap ancaman degradasi.

Sedemikian parah 'kah nasib Manchester United kini?

Menilik kepada perjalanan Manchester United bersama Amorim sejauh ini, jauh dari kata memuaskan. Dari 11 laga yang telah dilakoninya, Amorim mencatatkan rekor 6 kekalahan dan hanya meraup 7 poin dari 11 laga awalnya bersama Red Devil. 

Catatan ini tentunya tak sesuai dengan ekspektasi dan bahkan Amorim kini tercatat sebagai manajer terburuk setelah Walter Crickmer yang mencatatkan 7 kekalahan di 11 laga awalnya pada musim 1931/1932.

Ada apa dengan Amorim?

Ada dua alasan kenapa seorang Ruben Amorim sulit mengangkat performa Manchester United saat ini.

1. Amorim belum teruji di klub besar.

Amorim boleh saja mengklaim dirinya sebagai seorang pelatih berprestasi. Ya, raihan dua gelar liga Portugal bersama Sporting Lisbon dan dua kali terpilih sebagai manajer terbaik liga Portugal menjadi penanda kalau dirinya seorang pelatih berbakat.

Tetapi pencapaian itu saja tidak cukup, karena Amorim belum punya pengalaman menangani klub besar.

Ya, bagaimanapin juga faktor jam terbang memberi pengaruh besar bagi keberhasilan seorang pelatih. Dan kesuksesan di sebuah klub kecil tidak menjamin seorang pelatih akan meraih keberhasilan serupa saat menangani klub besar seperti United.

Apa yang pernah dialami oleh Graham Potter beberpa waktu lalu bisa menjadi pedoman. Ya, Potter yang pada awalnya tampil luar biasa bersama Brighton, ternyata tak mampu berbuat banyak saat ditarik Chelsea dan harus mengakhiri karirnya lebih cepat di klub papan atas EPL tersebut.

Yang jelas, tantangan yang dihadapi Amorim saat bersama Lisbon dan United beda jauh. Ya saat bersama United, tantangannya tentu lebih berat. 

Apalagi di tengah persaingan yang sangat ketat seperti sekarang ini. Karena itu bisa dimaklumi kalau Amorim belum mampu mengangkat prestasi United di musim pertamanya ini.

Sebagai pembanding, pelatih legendaris United, Alex Ferguson, juga mengalami kesulitan di tahun pertamanya. Pelatih tersukses United tersebut hanya mampu membawa United berada urutan 14 pada musim pertamanya pada tahun 1986/1987. 

Bahkan United harus menunggu empat musim sebelum akhirnya Ferguson mempersembahkan  trofi pertama  yaitu Piala FA pada tahun 1990 dan gelar liga pertama dua tahun setelahnya.

2. Amorim mewarisi tim bermasalah

Selain faktor pengalamann, kegagalan Amorim sejauh ini juga tak lepas dari kondisi tim yang bermasalah. Ya, kekalahan demi kekalahan yang diderita United telah merontokkan mental tim dan sulit untuk bangkit lagi. Hal ini tentunya menjadi pr besar yang tak mudah diselesaikan oleh Amorim.

Selain itu, materi tim saat ini juga tak mendukung taktik 3-4-3 yang menjadi andalan Amorim. Seperti diketahui, MU bersama pelatih Erik ten Hag sebelumnya lebih akrab dengan formasi 4-2-4. Dan oleh karena itu perlu waktu bagi para pemain untuk bisa nyetel dengan taktik Amorim.

Ya, situasinya cukup pelik, namun bukan berarti tak bisa diselesaikan. Apalagi baik MU maupun Amorim punya keyakinan besar untuk meraih sukses dalam kerja sama mereka. Karena itu kedua belah pihak perlu mengambil langkah strategis guna mewujudkan misi mereka.

Apa yang sebaiknya dilakukan?

1. Memberi waktu bagi Amorim untuk berkembang.

Sebuah keberhasilan perlu sebuah proses, bukan sebuah hasil instan. Karena itu Amorim perlu diberi waktu untuk membuktikan kemampuannya.

Ya, seperti halnya Ferguson yang diberi kelonggaran hingga empat musim, Amorim juga perlu diberi waktu. Setidaknya hingga satu musim ke depan. Dan setelah itu baru dilakukan evaluasi tentang kinerja Amorim.

2. Reformasi tim secara menyeluruh.

Mewarisi tim dalam kondisi bermasalah tentunya membuat Amorim tak bisa maksimal dalam mengembangkan kemampuannya. Karena itu reformasi tim secara menyeluruh adalah sebuah keharusan.

Ya, tim perlu penyegaran. Dan Amorim perlu gerak cepat untuk mencari pemain-pemain yang bisa menjalankan strategi yang diterapkannya. Bagaimanapun juga, sehebat apapun strategi Amorim akan sia-sia pada akhirnya bila tak didukung materi pemain yang sesuai.

Tak mudah untuk memperbaiki kondisi Manchester United yang sedang terpuruk seperti saat ini. Banyak persoalan yang dihadapi pengoleksi 20 gelar juara liga Inggris ini. 

Meski demikian, dengan sedikit kesabaran dan ketelatenan semua persoalan itu bisa diselesaikan dan Manchester United kembali ke habitatnya sebagai salah satu tim papan atas liga Inggris.

(EL)
Yogyakarta, 04012025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun