Selain itu, materi tim saat ini juga tak mendukung taktik 3-4-3 yang menjadi andalan Amorim. Seperti diketahui, MU bersama pelatih Erik ten Hag sebelumnya lebih akrab dengan formasi 4-2-4. Dan oleh karena itu perlu waktu bagi para pemain untuk bisa nyetel dengan taktik Amorim.
Ya, situasinya cukup pelik, namun bukan berarti tak bisa diselesaikan. Apalagi baik MU maupun Amorim punya keyakinan besar untuk meraih sukses dalam kerja sama mereka. Karena itu kedua belah pihak perlu mengambil langkah strategis guna mewujudkan misi mereka.
Apa yang sebaiknya dilakukan?
1. Memberi waktu bagi Amorim untuk berkembang.
Sebuah keberhasilan perlu sebuah proses, bukan sebuah hasil instan. Karena itu Amorim perlu diberi waktu untuk membuktikan kemampuannya.
Ya, seperti halnya Ferguson yang diberi kelonggaran hingga empat musim, Amorim juga perlu diberi waktu. Setidaknya hingga satu musim ke depan. Dan setelah itu baru dilakukan evaluasi tentang kinerja Amorim.
2. Reformasi tim secara menyeluruh.
Mewarisi tim dalam kondisi bermasalah tentunya membuat Amorim tak bisa maksimal dalam mengembangkan kemampuannya. Karena itu reformasi tim secara menyeluruh adalah sebuah keharusan.
Ya, tim perlu penyegaran. Dan Amorim perlu gerak cepat untuk mencari pemain-pemain yang bisa menjalankan strategi yang diterapkannya. Bagaimanapun juga, sehebat apapun strategi Amorim akan sia-sia pada akhirnya bila tak didukung materi pemain yang sesuai.
Tak mudah untuk memperbaiki kondisi Manchester United yang sedang terpuruk seperti saat ini. Banyak persoalan yang dihadapi pengoleksi 20 gelar juara liga Inggris ini.Â
Meski demikian, dengan sedikit kesabaran dan ketelatenan semua persoalan itu bisa diselesaikan dan Manchester United kembali ke habitatnya sebagai salah satu tim papan atas liga Inggris.