Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kalah 6 Kali, Apakah Era Manchester City Akan Berakhir?

3 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 4 Desember 2024   10:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Manchester City saat menelan kekalahan pada laga kontra Tottenham Hotspur, Minggu (20/2/2022) | AFP/LAURENCE GRIFFITHS via Kompas.com

Kekalahan demi kekalahan terus dialami Manchester City. Apakah ini menjadi akhir bagi sebuah era bagi klub yang mencatatkan pencapaian luar biasa dalam satu dekade terakhir ini?

Ya, musim 2024/2025 ini bukanlah musim yang ideal bagi Manchester City. Setelah sempat tampil menggebrak dengan kemenangan 2-0 atas Chelsea di awal kompetisi, tim juara bertahan Liga Inggris ini gagal mempertahankan performa apik mereka. 

Catatan minor dengan tujuh laga tanpa kemenangan di mana enam di antaranya berakhir dengan kekalahan dalam tujuh laga terakhir mereka makin menegaskan kalau klub asal kota Manchester ini sedang dilanda krisis.

Terakhir, The Citizens baru saja takluk 0-2 dari Liverpool pekan ke-13 Liga Inggris 2024/2025 pada 1 Desember 2024 kemarin. Hasil ini membuat Manchester City tercecer di posisi lima klasemen sementara dan tertinggal 11 poin dari Liverpool sebagai pemimpin klasemen.

Seperti diketahui, Manchester City menjelma menjadi tim terbaik Liga Inggris dalam satu dekade terakhir. Kedatangan pelatih jenius, Pep Guardiola, pada musim 2026/2017 lalu sukses merubah wajah Manchester City dari tim semenjana menjadi tim dengan prestasi luar biasa. Mereka merajai ranah domestik dan berjaya di level kontinental.

Catatan 18 trofi dengan 6 di antaranya merupakan titel juara Liga Inggris dalam tujuh musim terakhir dan satu trofi Liga Champions pada tahun 2023 lalu menunjukkan betapa digdayanya klub yang identik dengan warna biru ini.

Tak hanya tentang trofi, Manchester City juga sukses membuat catatan fenomenal yang membuat fenomenal yang membuat orang-orang terkagum-kagum pada mereka. Beberapa catatan di antaranya adalah:

  • Tim pertama yang sukses menjuarai EPL 4 kali berturut-turut. ( 2021-2024)
  • Sukses merebut 100 poin pada musim 2017/2018
  • Mampu memenangkan 4 trofi domestik (trofi EPL, FA Cup, Piala Liga dan Charity Shield ) pada musim 2018/2019
  • Memenangkan treble winner (EPL, FS Cup dan Liga Champions ) pada musim 2022/2023.

Fakta-fakta di atas menunjukkan betapa superiornya Manchester City dan seolah belum ada lawan yang sepadan dengannya, khususnya di level kompetisi domestik. Namun seiring berjalannya waktu, situasinya mulai berubah. Manchester City yang sebelumnya begitu perkasa akhirnya harus tergelincir juga.

Dimulai dari kekalahan 1-2 atas Tottenham Hotspur di Piala Liga. Kemudian berlanjut dengan satu kekalahan dari Sporting Lisbon di ajang Liga Champions dan empat kekalahan melawan Brighton, Bournemouth, Tottenham Hotspur dan Liverpool di Liga Premier. Sementara satu laga lainnya melawan Feyenoord di Liga Champions hanya berakhir seri.

Ada Apa dengan Manchester City?

1. Cedera pemain berdampak pada melemahnya kekuatan City

Cedera pemain merupakan momok yang menakutkan bagi sebuah tim, karena bisa berdampak pada melemahnya kekuatan sebuah tim. Dan kekhawatiran ini sedang dialami City saat ini.

Ya, cederanya sejumlah pemain inti memberi pengaruh pada sistim permainan City. Strategi tim tak berjalan seperti biasanya dan yang lebih buruk lagi absennya pemain inti menimbulkan lubang yang sukses dieksploitasi lawan.

Yang paling krusial adalah cedera parah yang menimpa Rodri. Ketidakhadiran gelandang bertahan andalan City ini menjadi titik lemah yang mampu dieksplorasi lawan.

Ya, absennya Rodri telah menimbulkan lubang di pertahanan City. Lini belakang City menjadi sangat rapuh dan rentan terkena serangan balik. Kondisinya makin parah ketika barisan bek tengah juga ikut-ikutan bermain bobrok. Dan endingnya gawang City jadi sasaran empuk penyerang lawan.

2. Tim kehilangan motivasi

Rentetan hasil negatif yang dicatatkan Manchester City belakangan ini juga tak lepas dari menurunnya performa anggota tim. Posisi City yang terlalu superior dan rendahnya persaingan yang tercipta dalam beberapa musim belakangan ini agaknya turut membuat semangat juang para pemain sedikit menurun. Tim seolah berada dalam titik jenuh dan sulit untuk bangkit.

3. Sejumlah pemain yang sudah melewati peak performance

Berikutnya, faktor sejumlah pemai yang sudah melewati peak performance mereka menjadi alasan berikutnya di balik kemunduran City ini. Sejumlah nama seperti Ilkay Gundogan, Bernardo Silva, Kevin de Bruyne dan juga Kyle Walker sudah melewati puncak penampilan mereka, sehingga tak bisa terus menerus diandalkan.

Di sisi lain City tak memiliki pemain pelapis yang setara. Sejumlah pemain muda terlihat masih demam panggung dan  gagal mengeluarkan kemampuan terbaik mereka. Dan akhirnya tim gagal meraih hasil maksimal.

Rekonstruksi Tim Secara Menyeluruh 

Berkaca pada situasi ini, maka merekonstruksi tim menjadi sebuah keharusan. Guardiola mau tak mau harus berburu pemain baru agar tak kehilangan momen untuk bangkit dan bisa mengejar ketertinggalan mereka.

Musim 2024/2025 menjadi musim yang berat bagi Manchester City. Mereka tak hanya dituntut tampil superior seperti musim-musim sebelumnya. Tapi juga dipaksa untuk bisa mengimbangi performa tim lawan yang terus mengalami perkembangan signifikan. Jika tidak, maka The Citizens harus bersiap pada situasi bahwa status mereka sebagai tim elit Liga inggris akan segera berakhir.

(EL)

Yogyakarta, 03112024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun