Dari keterangan di atas kita bisa melihat bahwa semangat yang dibawa PON sejatinya memberi energi positif sekaligus mendukung kemajuan dunia olahraga tanah air. Namun dalam prakteknya sering terjadi salah kaprah dan kekeliruan dalam memandang keberadaan dari PON itu sendiri. Akibatnya, keberadaan PON melenceng dari tujuan semula.
Ada dua bentuk kekeliruan yang sering terjadi dan dipraktikkan pihak-pihak terkait selama ini.
1. Meraih prestasi dengan cara instan, bukan hasil dari proses panjang sebuah pembinaan.
Keikutsertaan dalam arena PON pada dasarnya adalah sebagai ajang untuk berkompetisi, namun dalam prakteknya tak jarang juga dijadikan ajang pencitraan dan adu gengsi antar daerah. Akibatnya, segelintir peserta menempuh cara instan untuk menujukkan keberhasilan mereka.
Ya, sering kita lihat bagaimana sebuah daerah tak mau repot-repot dalam membina atlet-atlet mereka. Mereka memilih membajak atlet-atlet potensial dari daerah lain dengan iming-iming uang ataupun pekerjaan.
Secara regulasi mungkin praktek semacam ini tidak menyalahi peraturan. Oke oke saja ketika suatu daerah kaya membajak atlet potensial dari daerah lain untuk dijadikan sebagai wakil mereka.Â
Namun dalam kaitannya dengan pembinaan jangka panjang, cara seperti ini tentu saja bukanlah sebuah cara yang bijak karena memberi kesan kurangnya semangat dalam berjuang dan menyepelekan arti sebuah kerja keras. Padahal seorang atlet perlu kerja keras dan semangat baja dalam meraih prestasi tertinggi.
Ya, bagaimanapun juga prestasi yang berhasil diraih seorang atlet itu adalah hasil dari pembinaan jangka panjang, bukan dari sebuah kerja instan. Karena itu kurang etis rasanya ketika satu daerah mengklaim keberhasilan mereka dari hasil membajak atlet daerah lain.
Selain dari pada itu, cara seperti ini secara perlahan juga berpotensi mematikan perkembangan atlet-atlet muda. Penyebabnya adalah karena keberadaan mereka terabaikan dan menjadikan mereka kehilangan semangat untuk berkompetisi.
2. Tuntutan meraih prestasi tertinggi bagi tuan rumah tanpa mengukur seberapa besar kekuatan mereka.
Sukses sebagai penyelenggara dan sukses dalam prestasi menjadi tujuan dari setiap tuan rumah, namun perlu diingat bahwa kedua tujuan tersebut belum tentu berjalan beriringan. Maka dari itu setiap tuan rumah perlu memperhatikan keadaan.