Tak ada Mbappe, no problem. PSG tetap menyala tanpa Mbappe.
Tujuh musim bersama Kylian Mbappe merupakan musim yang fantastis bagi Paris Saint Germain (PSG). Bersama Mbappe, klub jawara Perancis tersebut mendominasi liga lokal dengan raihan 14 trofi, termasuk diantaranya enam trofi juara Ligue 1.
Seperti diketahui, Kylian Mbappe merupakan figur penting dibalik pencapaian sensasional yang diraih Le Parisiens dalam beberapa tahun belakangan ini. Total 255 gol sudah dicatatkan oleh mantan kapten tim PSG tersebut dari 306 penampilannya. Sebuah kontribusi yang amat nyata dan punya pengaruh besar terhadap permainan tim.
Musim ini bagaimana nasib PSG ? Apakah kepergian Mbappe apakah memberi dampak besar bagi tim ?
Jawabannya tentu belum bisa ditemukan saat ini, karena liga baru saja dimulai. Namun melihat performa tim dalam dua laga awal liga, dapat dilihat bahwa PSG tetap tampil trengginas meski tanpa kehadiran seorang Mbappe.
Ya, dua laga awal Ligue 1 yang dilalui PSG dengan gemilang sudah bisa membeei gambaran bagaimana kekuatan PSG musim ini. Dua musuh mereka Le Havre dan Montpillier dilibas dengan skor mencolok 4-1 dan 6-0. Sebuah pertanda bahwa anak-anak asuhan Luis Enrique tersebut masih menjadi ancaman berbahaya bagi tim-tim liga Perancis.
Keberhasilan ini tentu tak lepas dari peran Luis Enrique sebagai peracik strategi tim dan bagaimana para pemain mengaplikasikannya di lapangan.
Ada tiga faktor dibalik keberhasilan PSG mampu tetap tampil konsisten pasca kepergian Mbappe.
1. Konsistensi dalam bermain ofensif.
Konsisten bermain ofensif merupakan sebuah taktik untuk memenangkan laga. Dan pasukan Enrique sejauh ini sukses menjalankannya sekaligus meraih hasil maksimal dari strategi mereka ini.
Kehadiran banyak pemain bertipe menyerang menjadikan klub asal ibukota Perancis ini konsisten tampil menyerang. Mereka tercatat memiliki enam penyerang yang siap membobol gawang lawan.
Ada nama Ibrahim Mbaye, Goncalo Ramos, Ousmane Dembele, Randal Kolo Muani, Marco Asensio, dan Bradley Barcol dalam daftar penyerang mereka. Selain itu mereka juga memiliki sejumlah gelandang dan pemain belakang yang juga sering berkontribusi dalam menghasilkan gol buat tim. Achraf Hakimi, Lee Kang In dan juga Fabian Ruiz adalah beberapa diantaranya. Maka , dengan kehadiran pemain-pemain yang haus gol ini tak heran kalau PSG menjadi tim yang ditakuti.
Dua laga awal melawan Le Havre dan Montpillier memperlihatkan bagaimana digdayanya para pemain PSG. Mereka mendominasi laga dengan penguasaan bola 70 oersen lebih dan membuat banyak peluang berbahaya. Statistik mencatat PSG membuat 10 peluang tepat sasaran dalam laga melawan Le Havre dan 11 peluang kala menghadapi Montpollier.
2. Permainan kolektif
Ada satu yang berbeda dari penampilan PSG setelah tak lagi bersama Mbappe. Yakni, permainan kolektif yang diperagakan tim. Tak ada lagi ketergantungan pada seorang pemain. Dengan metode ini, kerja sama tim menjadi lebih solid dan permainan tim berlangsung cair.
Seperti diketahui selama ini tim memfokuskan permainan pada seorang Mbappe, khususnya dalam urusan mencetak gol. Sementara setelah tak lagi bersama Mbappe, semua pemain bisa menjadi pencetak gol maupun bintang permainan.
Dua laga awal liga ini bisa menjadi gambaran strategi ini. Tercatat ada  tujuh nama pemain dari sepuluh gol yang telah digelontorkan PSG yakni Bradley Barcola, Marco Asensio, Lee Kang In, Ousmane Dembele, Kolo Muani, Warren Zaire Amary, Achraf Hakimi.
Barcola menjadi yang paling produktif dengan catatan tiga gol dalam dua laga. Dibawahnya ada nama Lee Kang In yang telah menyarangkan dua gol.
3. Kehadiran Luis Enrique di kursi pelatih.
Selain faktor pemain, peranan seorang pelatih sangat penting bagi keberhasilan sebuah tim. Kehadiran seorang pelatih berpengalaman tentunya menjadikan persentase meraih keberhasilan semakin besar.
Ya, pemilihan nama Luis Enrique sebagai nakhoda PSG sejak musim lalu merupakan sebuah keputusan yang tepat. Pelatih asal Spanyol ini punya catatan bagus saat menangani Barcelona dan juga timnas Spanyol dan telah menghasilkan 9 trofi juara.
Catatan yang paling fenomenal tentu saja saat Enrique mempersembahkan treble winner buat Barcelona pada musim 2014/2015. Sejauh ini Enrique telah memenangkan sepuluh trofi dalam karir kepelatihannya. Sembilan diantaranya dimenangkannya bersama Barcelona dan satu trofi lagi saat memenangkan trofi pertamanya bersama PSG musim lalu. Sebuah catatan yang cukup membanggakan sekaligus memberi energi positif bagi PSG untuk terus berkembang.
Paris Saint Germain telah menjelma menjadi klub paling dominan di tanah Perancis. Mereka mendominasi sepak bola Perancis dalam lebih dari satu dekade terakhir dan akan terus menyala seiring performa luar biasa yang ditunjukkan para punggawanya sejauh ini.
(EL)
Pekanbaru, 24082024