1. Mbappe menjadi pusat permainan tim
Pelatih Ancelotti menempatkan Mbappe sebagai pusat permainan tim. Pemain berusia 25 tahun ini menempati posisi penyerang tengah dan akan didukung Vinicius Jr di sisi kiri dan Rodrygo di sisi kanan. Selain itu, Mbappe juga diberi ruang bereksplorasi ke kanan dan kiri untuk memaksimalkan perannya sebagai seorang penyerang.
2. Madrid bermain lebih agresif dan atraktif.
Berbeda dengan musim sebelumnya dimana Madrid terkadang memperlambat permainan dan mengandalkan long pass, keberadaan empat pemain bertipe menyerang ini sedikit merubah gaya bermain mereka. Yakni dari bermain santai dan mengandalkan counter attack ke arah permainan yang lebih agresif dan atraktif.
Disini, Mbappe dan kawan-kawan bermain lebih cepat dan aktif bergerak mengeksplorasi ruang. Kehadiran gelandang bertipe destroyer seperti Valverde dan Tchouameni membuat mereka tak ragu untuk bermain ofensif.
3. Madrid bermain dengan highpress dan counterpress dengan intensitas tinggi
Permainan spartan dan para pemain yang tampil enerjik akan membuat Madrid tak ragu untuk menerapkan highpress dan counterpress dengan intensitas tinggi. Selain itu, dengan diselingi kombinasi umpan terobosan dan para pergerakan tanpa bola para pemain akan menyulitkan pemain lawan untuk mendeteksi dan
mengimbangi permainan mereka.
Sepuluh tahun berlalu dan Real Madrid bersiap mengulang lagi sejarahnya. Dan
Real Madrid tetaplah Real Madrid. Klub terbaik di dunia dengan kualitas dan komposisi pemain kelas wahid.
(EL)
Pekanbaru, 17082024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H