Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris, Penebusan Patah Hati dan Potensi Juara

14 Juli 2024   21:39 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:52 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timmas Inggris saat menang atas Swis pada perempat final Piala Eropa 2024. (Adrian Dennis/AFP/bolasport.com)

Final Piala Eropa 2024 menjadi ajang penebusan patah hati timnas Inggris. Meski tak diunggulkan, namun Inggris punya potensi menjadi juara. Karena itu, penting bagi mereka untuk memaksimalkan sejumlah potensi yang mereka miliki untuk menuntaskan misi ini.

Kekalahan di laga final selalu menyisakan patah hati. Patah hati yang akan terus terkenang sepanjang hari. Kecuali ada momen penebusan di kemudian hari.

Bagi Harry Kane dan kawan-kawan, kekalahan di final Euro 2020 tahun 2021 lalu adalah sebuah patah hati. Maklum, mereka tinggal selangkah lagi menuju trofi yang lama dinanti. Tapi apalah daya mereka, anak-anak asuh Gareth Southgate ini harus takluk dari tim Azzuri dalam sebuah momen adu pinalti.

Tiga tahun berlalu, The Three Lions mencoba bangkit. Mereka memulai lagi kisah mereka, memenuhi janji membawa pulang trofi Piala Eropa 2024.

Tak ingin main-main. Southgate menyiapkan tim nya dengan serius. Ya, nama-nama terbaik sengaja dipilih sebagai anggota pasukan menuju laga Euro 2024 di Jerman.

Ada Harry Kane, striker paling produktif sebagai komandan. Ada Jude Bellingham, gelandang potensial  yang baru saja mengukuhkan diri sebagai juara Eropa bersama Real Madrid. Ada Cole Palmer, Bukayo Saka dan Phil Foden, tiga nama penyerang yang cukup bersinar di Liga Inggris musim ini.

Juga tercatat ada nama Kyle Walker, Luke Shaw dan John Stones sebagai penjaga barisan belakang, Declan Rice  dan Trent Alexander Arnold sebagai gelandang, dan sederet nama lainnya yang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Yang jelas skuad Inggris bermaterikan pemain-pemain terbaik yang membuat mereka pantas diunggulkan.

Harapan pun membuncah bahwa Harry Kane dan kawan-kawan akan tampil digdaya. Apalagi musuh-musuh yang bakal mereka hadapi di grup C yakni Denmark, Serbia dan Slovenia secara perhitungan di atas kertas masih dibawah Inggris.

Waktu terus berlalu dan pasukan Southgate membuktikan kekuatannya dengan menjadi pemuncak grup C dengan perolehan poin 5. Hasil dari satu kemenangan atas Serbia dan dua hasil seri melawan Denmark dan Slovenia.

Kekuatan Inggris makin tak terbendung manakala memasuki babak knock out. Slowakia mereka libas lewat babak perpanjangan waktu. Berikutnya kekuatan Swis mereka hancurkan dengan drama adu pinalti. Dan terakhir, Belanda, satu kekuatan penting lainnya berhasil mereka hentikan langkahnya lewat gol yang mengejutkan di akhir laga.

Hari ini mereka akhirnya kembali berada di partai puncak. Hari yang dinanti-nantikan. Hari penuntasan hasrat yang tertunda. Hari dimana mereka harus berjuang sampai titik darah penghabisan. Dan mereka harus berhadapan dengan Spanyol, tim yang difavoritkan menjadi juara.

Setidaknya ada tiga potensi yang perlu mereka maksimalkan guna menuntaskan misi menjadi juara.

1. Ketahanan mental bermain panjang.

Perjuangan mengalahkan Spanyol bukan sesuatu yang mudah bagi Inggris. Spanyol terlihat begitu sempurna. La Furia Roja, julukan bagi timnas Spanyol, tampil digdaya dengan menyapu bersih semua laga dengan permainan indah nan menawan hati.

Disisi lain, perjalanan Inggris menuju final kali ini tak lepas dari sasaran kritik. Para pencinta timnas Inggris menilai pelatih Southgate kurang mampu memaksimalkan kemampuan pasukannya sehingga permainannya terlihat monoton dan dalam beberapa kesempatan hampir saja kalah.

Tapi nyatanya disitulah kekuatan Inggris yang sebenarnya. Kekuatan sebagai tim yang secara mental tak mudah menyerah, gigih berjuang hingga detik-detik terakhir dan mampu memaksimalkan peluang meski dalam situasi genting.

Ya, momen keberhasilan Inggris lepas dari kekalahan dan mampu membalikkan keadaan dalam tiga laga di fase knock out menjadi pembuktian kualitas Inggris. 

Slovakia, Swis dan Belanda yang sempat unggul lebih dulu berhasil dibuat gigit jari lewat kejuatan yang dibuat para punggawa The Three Lions di fase akhir laga. Harry Kane, Jude Bellingham, Bukayo Saka dan Olli Watskin hadir sebagai pahlawan Inggris dalam beberapa kali kesempatan.

Disisi lain, Spanyol yang lebih banyak melewatkan laga dengan kemenangan dalam dua babak waktu normal belum teruji untuk bermain panjang.

Hal ini tentunya bisa menjadi masalah bila Inggris memaksakan bermain panjang pada laga nanti. Dan bila skenario ini terjadi bukan tidak mungkin Inggris yang muncul sebagai pemenang seperti yang sebelumnya mereka dapatkan.

2. Catatan positif Inggris dalam laga adu pinalti.

Laga puncak antara Spanyol melawan Inggris nanti bukan tidak mungkin harus diselesaikan dengan adu pinalti. Bila sudah begini, siapakah yang muncul sebagai pemenang nanti ?

Statistik dalam beberapa laga terakhir menunjukkan Inggris memiliki persentase kemenangan lebih besar dari Spanyol. Dalam tiga kali adu pinalti, Inggris kalah sekali melawan Italia pada Euro 2020 lalu dan menang sekali melawan Kolombia pada Piala Dunia 2018 lalu.

Disisi lain, tim Spanyol justru banyak menuai kekalahan dalam menghadapi adu pinalti. Dari empat kali adu pinalti, Spanyol hanya mencatatkan satu kemenangan atas Swis pada Euro 2020 lalu. Sementara dalam tiga kali kesempatan lainnya, yakni menghadapi Rusia pada Piala Dunia 2018,  Italia pada Euro 2020 dan Maroko pada Piala Dunia 2022, tim Spanyol selalu kalah.

Catatan ini menunjukkan bahwa Inggris lebih siap menghadapi adu pinalti.

3. Insting pelatih Southgate

Meskipun banyak dikecam, namun nyatanya strategi yang dijalankan pelatih Southgate berjalan dengan baik dan sukses membawa Inggris melaju lebih jauh. Ya, insting seorang Southgate patut diapresiasi, khususnya dalam strategi pertukaran pemain.

Pada laga melawan Belanda kemarin, strategi pergantian pemain menjadi kunci kesuksesan Inggris. Olli Watkins yang masuk menggantikan Harry Kane dan Cole Palmer yang menggantikan Phil Foden.
Keduanya sukses memberi  kemenangan bagi Inggris lewat kolaborasi yang apik diantara mereka. Palmer sebagai pemberi umpan dan Watkins sebagai eksekutor. Ya, kerja sama dua pemain pengganti, Palmer dan Watkins pada laga semifinal menjadi penentu kemenangan Inggris.

Permainan pragmatis yang ditinjukkan Inggris memang terlihat kurang menarik namun menjadi faktor keberhasilan Inggris sejauh ini.

Akankah kesuksesan itu akan berlanjut dan Inggris mencatatkan sejatahnya pada laga final nanti.

(EL)
Yogyakarta, 14072024

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun