Perpisahan antara Jurgen Klopp dan Liverpool sudah di depan mata. Keduanya sepakat mengakhiri kerja sama di akhir musim ini. Namun sebelum benar-benar berpisah, mereka ingin menghadirkan sesuatu yang berkesan berupa sensasi kemenangan dan trofi juara.
Rencana kepergian Klopp telah diumumkan beberapa waktu lalu. Ini tentunya menjadi sebuah berita yang menyesakkan bagi para Liverpudlian dan juga pencinta sepak bola. Maklum, dalam delapan musim kebersamaan Klopp bersama The Reds mampu merubah peruntungan salah satu raksasa Liga Inggris tersebut sekaligus membuat sepak bola terasa hidup dan lebih berwarna.
Namun Klopp telah membuat keputusan. Dirinya harus pergi. Tetapi, sebelum benar-benar pergi, Klopp tentunya ingin memberikan sesuatu yang berkesan agar kepergiannya tak menjadi sebuah kesia-siaan.
Ya, Klopp tak ingin pergi dalam kesia-siaan. Karena itu, menghadiahkan trofi merupakan sebuah kewajiban baginya. Sebagai sebuah kenangan akan sebuah pencapaian.
Dan Klopp pun telah memulai kampanyenya. Trofi Carabao Cup 2024 menjadi trofi pertama yang musim ini sukses dipersembahkannya. Sebuah kemenangan yang sangat berarti mengingat Klopp meraihnya dengan penuh sensasi.
Ya, Jurgen Klopp seolah tak pernah lelah menghadirkan sensasi. Tidak tanggung-tanggung, Klopp kali ini menampilkannya dengan cara luar biasa. Dan trofi Carabao Cup yang sejatinya merupakan trofi kelas tiga inipun terlihat istimewa karena sukses dihadiahkan Klopp untuk The Kop dengan bermodalkan pemain-pemain akademi.
Ya, Jurgen Klopp baru saja mengantarkan tim asuhannya memenangkan trofi Carabao Cup 2024. The Reds sukses membungkam Chelsea 1-0 dalam laga final di stadion Wembley pada Minggu, 25 Februari 2024. Gol tunggal Virgil van Dijk pada babak extra time menjadi penentu kemenangan Liverpool pada laga ini.
Sejatinya, berita kemenangan Liverpool atas Chelsea adalah perkara biasa. Mereka pernah melakukannya di ajang yang sama dua tahun lalu. Liverpool menang lewat adu pinalti waktu itu.
Selain itu, tim asal Merseyside ini juga tengah onfire. Mereka kokoh berada di puncak klasemen Liga Premier, sedangkan Chelsea masih terseok-seok di papan tengah.
Lagi pula bulan lalu, tim yang identik dengan warna merah ini juga baru saja menggebuk si biru Chelsea dengan skor meyakinkan 4-1 di ajang Liga Premier. Jadi, pantaslah kalau mereka kembali unggul bukan ?
Namun, ketika kemenangan itu diraih dengan modal pemain-pemain akademi, tentu saja terlihat spesial. Maklum, laga ini laga final. Bukan laga biasa. Penuh tekanan dan butuh effort luar biasa untuk menang. Apalagi para pemain akademi masih minim pengalaman.
Ya, Klopp baru saja melakukan perjudian dengan mempercayakan timnya pada pemain-pemain belia. Ini pekerjaan beresiko besar, namun Klopp tetap harus melakukannya. Badai cedera dan padatnya jadwal kompetisi membuat pelatih asal Jerman ini  tak bisa membawa sejumlah pemain terbaiknya.
Hanya beberapa dari pemain senior yang turut bermain kali ini. Ada nama kapten tim, Virgil van Dijk, Luis Diaz, Alexis Mc Allister, Andy Robertson, Cody Gakpo, Ibrahim Konate dan Wataru Endo.
Sementara nama-nama lain seperti Alisson Becker, Trent Alexander, Curtis Jones, Diogo Jota, Mohamed Salah, Dominik Szoboszlai, Thiago Alcantara dan Darwin Nunez harus absen karena cedera.
Sebagai gantinya, Klopp menurunkan para pemain akademi. Mereka para pemain remaja yang usianya tak lebih dari 20 tahun.
Ada nama Harvey Elliot dan Conor Bradley dalam starting IX. Berikutnya dari bangku cadangan, Klopp juga menurunkan Bobby Clark, Jayden Danns, James Mac Connell.
Beruntung, Klopp sukses dalam eksperimennya. Ya, Klopp sekali lagi membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih jempolan. Pelatih yang mampu beradaptasi, khususnya dalam mengorbitkan pemain-pemain muda. Kombinasi pemain senior dan junior tampil apik dan bahkan catatan statistik menunjukkan kalau pasukan Klopp sedikit lebih unggul.
Kepiawaiannya dalam memotivasi para pemain menjadi kunci kesuksesan Klopp kali ini. Teriakannya dan kebiasaannya memberi instruksi dari pinggir lapangan turut memompa semangat para pemain untuk bermain dengan full spirit dan mengenyampingkan segala keterbatasan yang sedang mereka alami.
Sementara kepada para pemain mudanya, Klopp terus meyakinkan mereka untuk tidak tegang agar mampu bermain lepas dan mengeluarkan performa terbaik mereka.
Ya, pada akhirnya setiap usaha akan menemui jalannya. Dan kombinasi dorongan semangat dari Klopp dengan gairah untuk menjadi pemenang dari para pemain pun tidak berakhir sia-sia. Raihan trofi Carabao Cup kali inipun terasa istimewa. Sebagai simbol kemenangan sekaligus sebuah kado perpisahan antara Klop dan Liverpool.
Liverpool sebenarnya masih berpeluang memenangkan tiga kompetisi lainnya musim ini. Liga Premier, FA Cup dan Europa League menjadi sasaran berikutnya bagi Klopp dan Liverpool untuk dimenangkan. Meski demikian, Klopp mencoba bersikap realistis. Antara optimis dan pesimis, Klopp tak mau sesumbar bakal memenangkan semuanya.
Ya, terlepas dari apakah Klopp bakal memenangkan semua trofi-trofi tersebut musim ini atau tidak. Yang jelas, raihan trofi Carabao Cup 2024 ini menjadi sebuah penanda kesuksesan seorang Jurgen Klopp sebagai salah seorang pelatih tersukses dalam sejarah Liverpool, salah satu klub terbaik di Liga Inggris.
(EL)
Yogyakarta,26022024
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H