Namun, ketika kemenangan itu diraih dengan modal pemain-pemain akademi, tentu saja terlihat spesial. Maklum, laga ini laga final. Bukan laga biasa. Penuh tekanan dan butuh effort luar biasa untuk menang. Apalagi para pemain akademi masih minim pengalaman.
Ya, Klopp baru saja melakukan perjudian dengan mempercayakan timnya pada pemain-pemain belia. Ini pekerjaan beresiko besar, namun Klopp tetap harus melakukannya. Badai cedera dan padatnya jadwal kompetisi membuat pelatih asal Jerman ini  tak bisa membawa sejumlah pemain terbaiknya.
Hanya beberapa dari pemain senior yang turut bermain kali ini. Ada nama kapten tim, Virgil van Dijk, Luis Diaz, Alexis Mc Allister, Andy Robertson, Cody Gakpo, Ibrahim Konate dan Wataru Endo.
Sementara nama-nama lain seperti Alisson Becker, Trent Alexander, Curtis Jones, Diogo Jota, Mohamed Salah, Dominik Szoboszlai, Thiago Alcantara dan Darwin Nunez harus absen karena cedera.
Sebagai gantinya, Klopp menurunkan para pemain akademi. Mereka para pemain remaja yang usianya tak lebih dari 20 tahun.
Ada nama Harvey Elliot dan Conor Bradley dalam starting IX. Berikutnya dari bangku cadangan, Klopp juga menurunkan Bobby Clark, Jayden Danns, James Mac Connell.
Beruntung, Klopp sukses dalam eksperimennya. Ya, Klopp sekali lagi membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih jempolan. Pelatih yang mampu beradaptasi, khususnya dalam mengorbitkan pemain-pemain muda. Kombinasi pemain senior dan junior tampil apik dan bahkan catatan statistik menunjukkan kalau pasukan Klopp sedikit lebih unggul.
Kepiawaiannya dalam memotivasi para pemain menjadi kunci kesuksesan Klopp kali ini. Teriakannya dan kebiasaannya memberi instruksi dari pinggir lapangan turut memompa semangat para pemain untuk bermain dengan full spirit dan mengenyampingkan segala keterbatasan yang sedang mereka alami.
Sementara kepada para pemain mudanya, Klopp terus meyakinkan mereka untuk tidak tegang agar mampu bermain lepas dan mengeluarkan performa terbaik mereka.
Ya, pada akhirnya setiap usaha akan menemui jalannya. Dan kombinasi dorongan semangat dari Klopp dengan gairah untuk menjadi pemenang dari para pemain pun tidak berakhir sia-sia. Raihan trofi Carabao Cup kali inipun terasa istimewa. Sebagai simbol kemenangan sekaligus sebuah kado perpisahan antara Klop dan Liverpool.
Liverpool sebenarnya masih berpeluang memenangkan tiga kompetisi lainnya musim ini. Liga Premier, FA Cup dan Europa League menjadi sasaran berikutnya bagi Klopp dan Liverpool untuk dimenangkan. Meski demikian, Klopp mencoba bersikap realistis. Antara optimis dan pesimis, Klopp tak mau sesumbar bakal memenangkan semuanya.