Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sustainable Fashion sebagai Gaya Hidup Konsumen Dalam Melestarikan Lingkungan

2 Februari 2024   14:19 Diperbarui: 2 Februari 2024   14:21 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Andrii Zastrozhnov / Shutterstock / kompas.com

Ya, terkadang ada beberapa pakaian yang tak kita gunakan secara maksimal. Alasannya bisa bermacam-macam. Misal karena rusak sedikit, bosan, ketinggalan mode atau memang Anda tak suka. Akibatnya pakaian-pakaian tersebut hanya menumpuk di lemari dan lama-lama akan menjadi limbah.

Perilaku seperti ini tentu saja tidak benar. Tidak sejalan dengan semangat sustainable fashion yang sedang kita galakkan ini. Karena itu tak boleh terjadi.

Bagaimana cara mengatasi masalah ini ?
Pertama, Anda perlu mencari penyebab kenapa Anda membiarkan ada pakaian yang menganggur begitu saja dan kemudian mencari solusi terbaik sebagai jalan keluarnya.

Untuk pakaian yang rusak karena robek, bolong, ada kancing atau risleting yang lepas misalnya, Anda bisa memperbaikinya. Baik dengan memperbaiki sendiri atau menggunakan jasa permak pakaian.

Sementara untuk pakain yang masih bagus tapi Anda sudah bosan atau tak ingin memakainya lagi, tak ada salahnya kalau dijual saja atau cukup disumbangkan.
 
2. Membeli Pakaian Baru Karena Kebutuhan, Bukan Keinginan

Apa alasan Anda ketika hendak membeli pakaian baru ? Apakah karena Anda benar-benar membutuhkannya, atau karena ikut-ikutan tren terkini, atau hanya sekedar melampiaskan hasrat berbelanja ?

Tidaklah salah kalau Anda memang lagi butuh pakaian baru. Entah karena pakaian-pakaian yang Anda miliki sebelumnya sudah tak layak atau membeli untuk keperluan acara tertentu.

Namun sayang, pada praktiknya keinginan untuk membeli pakaian tersebut lebih sering muncul bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan. Keinginan untuk dianggap eksis, tidak ketinggalan zaman atau sekadar melampiaskan hobi belanja.

Sayangnya, pada titik ini yang sering terjadi adalah Anda kehilangan rasionalitas. Anda tidak memikirkan lagi apakah pakaian yang kemudian Anda beli tersebut benar-benar akan Anda manfaatkan atau tidak.

Karena itu sebaiknya Anda merenung dulu sebelum memutuskan menambah koleksi pakaian Anda. Jangan sampai Anda menyesal karena pakaian baru yang Anda beli tak berguna sama sekali.

3. Jadilah konsumen yang cerdas dan rasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun