Perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Kita tak bisa menafikannya. Termasuk dalam hal pelaksanaan pilpres 2024 yang sudah di depan mata.
Ya, seperti jamaknya sebuah pemilu, maka pemilu presiden kali ini juga tak lepas dari banyak perbedaan. Mulai dari perbedaan latar belakang para peserta, visi misi yang tak berada di garis yang sama, sampai kepada perbedaan cara pandang masyarakat dalam menyikapi berbagai perbedaan tersebut.
Sebagai warga masyarakat kita perlu bersikap bijak dalam menyikapi perbedaan ini. Tujuannya agar kita tak terjebak dalam situasi yang bisa membawa aura negatif dalam pelaksanaan pemilu nanti. Apalagi tensi politik dipastikan akan memanas selama tahapan pemilu.
Bagaimana caranya kita bersikap? Apa saja yang sebaiknya kita lakukan?
Ada empat poin penting yang perlu diperhatikan.
1. Kita perlu memberi afirmasi positif bagi pelaksanaan pilpres.
Terlepas dari pro dan kontra dan berbagai drama yang terjadi belakangan ini, perlu bagi kita untuk tetap memberi afirmasi positif bagi pelaksanaan pilpres kali ini. Ini penting, karena pilpres merupakan sarana untuk memilih pemimpin terbaik yang akan memimpin bangsa dalam masa pemerintahan mendatang.
Memberi afirmasi positif artinya menegaskan bahwa kita siap mendukung pelaksanaan pemilu agar sukses, lancar, dan kredibel. Yakni dengan ikut memberikan suara pada pemilu nanti, tidak melakukan hal-hal yang mengganggu pelaksanaan pilpres, serta mengawal pelaksanaan pilpres agar berjalan lancar.
2. Membentuk persepsi positif bagi ketiga pasangan capres/cawapres yang akan bertarung pada pilpres 2024 nanti.
Membentuk persepsi positif artinya kita harus meyakini bahwa ketiga pasangan capres / cawapres peserta pilpres 2024 merupakan putra-putra terbaik bangsa saat ini yang akan melanjutkan kepemimpinan nasional dalam lima tahun ke depan.Â
Tugas kita adalah memilih yang terbaik dari mereka sebagai menjadi komando yang akan mengarahkan ke mana bangsa ini akan bergerak nantinya.
Ya, terlepas dari kekurangan dari masing-masing kandidat, kita harus yakin bahwa calon yang terpilih nanti adalah sosok terbaik yang akan memperjuangkan nasib bangsa di masa mendatang. Karena itu, kita harus siap mendukung siapa saja sosok yang terpilih nanti meskipun bukan dari kandidat yang kita jagokan.
3. Berpikir objektif dan menghindari fanatisme buta.
Sebagai calon pemilih kita tentu punya gambaran seperti apa kandidat yang kita inginkan. Dan tentunya kita menginginkan yang terbaik bukan? Dalam hal ini, kita perlu berpikir secara objektif dalam memberi penilaian, bukan subjektif.
Berpikir objektif artinya kita memberi penilaian secara menyeluruh dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada. Dalam hal ini kita perlu mengamati sosok, visi misi, dan track record dari masing-masing kandidat. Baru kemudian kita membuat kesimpulan, pasangan yang terbaik.
Dengan berpikir objektif nantinya kita akan terhindar pada fanatisme buta yang hanya memberikan penilaian berdasarkan kedekatan emosional dan asumsi belaka.Â
Selain itu, kita juga akan terhindar dari salah kaprah dan meminimalisasi salah pilih pemimpin sebagai akibat dari fanatisme sempit. Karena pada praktiknya, fanatisme sering berujung pada matinya akal sehat, pemujaan berlebihan pada sosok tertentu dan selalu membuat pembenaran pada setiap tindakannya, meskipun sebenarnya kita sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.
4. Mengutamakan persatuan dan meninggalkan perdebatan yang berpotensi membawa perpecahan.
Ada yang menarik dari sebuah peristiwa belakangan ini, di mana Presiden Joko Widodo mengajak ketiga calon presiden untuk makan siang bersama.Â
Peristiwa ini setidaknya memberi gambaran bahwa ketiga capres yang akan bertarung tersebut mengajak kita sebagai rakyat untuk tidak terbelah meskipun berbeda pilihan pada pilpres nanti.
Ya, ketiga capres tersebut telah mengajarkan kita bahwa meskipun di antara mereka berstatus sebagai rival, namun mereka bukanlah musuh bebuyutan, namun tetap sebagai seorang sahabat.
Dari peristiwa ini kita bisa menarik pelajaran betapa perlunya kita mengupayakan persatuan. Apalagi di masa-masa menjelang pemilu ini di mana potensi perpecahan sangat besar.
Seperti kita ketahui di masa-masa menjelang hari pencoblosan, sering muncul isu-isu dan pesan negatif yang disebarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Situasi seperti ini berpotensi memancing banyak perdebatan dan perselisihan di masyarakat. Karena itu kita perlu berhati-hati untuk tidak begitu saja menerima setiap informasi yang datang, tidak mudah terprovokasi dan kalau perlu meninggalkan setiap perdebatan yang bisa memicu perpecahan.
Pilpres 2024 adalah sebuah perhelatan demokrasi yang akan menentukan nasib bangsa ke depan nanti. Karena itu, mari kita dukung dan kawal dengan sepenuh hati agar tidak terkontaminasi hal-hal yang membawa pengaruh buruk atau aura negatif yang pada akhirnya hanya akan membawa kerugian bagi kita semua.
Demikianlah tulisan ini dibuat sebagai bagian dari partisipasi pada event kpb pilpres 2024.
(EL)
Yogyakarta, 05112023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H