Nama besar Messi terlalu sulit untuk dilewati. Maka Neymar pun mencari jalan pintas dengan meninggalakn klub Catalan itu agar segera menjadi pusat perhatian.
Namun sepertinya PSG bukanlah tempat yang ideal bagi Neymar untuk menjadi seorang superstar.Â
Meski sukses menjadikan klub kaya Perancis tersebut menjadi raja di negeri sendiri, nyatanya Neymar membawa peruntungan klub di level Eropa. Neymar gagal mempersembahkan trofi Liga Champions bagi PSG, sesuatu yang amat diharapkan dari dirinya.
Prestasi tertingginya hanyalah ketika membawa PSG ke laga final Liga Champions 2020 lalu.Â
Meski tampil gemilang sejak fase awal dan menjadi inspirator kemenangan tim, Neymar justru melempem di babak final. PSG kalah 0-1 dari Bayern Munchen dan gagal memenangkan trofi Liga Champions pertama mereka.
Cerita kegagalan Neymar berlanjut di musim-musim berikutnya. Tak hanya gagal memenuhi ekspektasi klub, Neymar bahkan mulai kehilangan tempat sebagai bintang utama tim.Â
Rentetan cedera dan masalah kebugaran telah menghancurkan karirnya. Dan posisinya sebagai bintang utama tim pun mulai tergeser oleh seorang seorang rising star, Kylian Mbappe.
Ya, mau bagaimana lagi. Neymar telah gagal memenuhi ambisinya menjadi seorang pesepak bola kelas satu. Sementara itu klub dan para suporter mulai kehilangan respek padanya. Dan pintu keluar pun mulai dibukakan.
Mantan klubnya, Barcelona, sempat diisukan menjadi pelabuhannya jika Neymar benar-benar meninggalkan PSG pada musim panas ini.Â
Namun kabar ini hanya menjadi angin lalu saja ketika Barcelona tak menunjukkan keseriusan untuk membawanya pulang. Dan nasib Neymar pun makin tidak jelas.
Neymar mungkin mulai dihinggapi rasa frustasi dan tak mau berspekulasi lagi. Maka ketika datang tawaran dari klub liga Arab Saudi, Al Hilal, dirinya segera mengiyakan.