Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lionel Messi, PSG, Takdir dan Ironi

11 Maret 2023   12:17 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:51 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lionel Messi dalam partai Liga Champions antara Bayern Munchen vs PSG. Foto: Kai Pfaffenbach/Reuters/detik.com.

Selain itu, Messi juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kedua dibawah Cristiano Ronaldo dengan catatan 129 gol. Hanya berselisih sebelas gol dengan catatan gol Ronaldo.

Dua fakta diatas sudah cukup untuk menjelaskan bahwa pemain berjuluk La Pulga ini adalah salah satu aktor penting pada pentas kasta teratas sepak bola antar klub Eropa ini.

Begitu juga dengan PSG. Klub yang bertransformasi menjadi klub kaya raya sejak diakuisisi Qatar Sport Investment pada 2011 lalu ini punya ambisi besar menguasai Perancis hingga Eropa.

Pucuk dicinta, ulam tiba. Mereka dipertemukan dua tahun lalu. Keputusan Barcelona yang tak memperpanjang kontrak Messi dan keinginan PSG untuk terus menumpuk pemain bintang telah menyatukan mereka.

" Saya bersemangat memulai babak baru dalam karir saya bersama PSG. Visi dan misi klub sesuai dengan ambisi sepak bola saya. Saya bertekad membangun sesuatu yang istimewa bagi klub dan penggemar," ujar Messi setelah resmi berseragam PSG waktu itu seperti ditulis media Sky Sports.

Ya, keinginan untuk terus bersaing di level atas dan ambisi memenangkan trofi telah menyatukan Messi dan PSG waktu itu. Dan mereka optimis bakal menghasilkan sejarah baru bagi persepakbolaan Perancis dan Eropa.

Sayang, harapan tinggal harapan saja. Takdir PSG hanyalah sebatas penguasa Perancis saja. Sementara di level Eropa nasib mereka tetaplah miris.

Ya, janji Messi untuk menghadirkan prestasi tertinggi masih sebatas mimpi. Gelontoran dana melimpah dan dukungan skuad mewah tak banyak memberi arti. Jalan yang harus ditempuh PSG untuk berjaya di Eropa ternyata masih panjang sekali.

Secara sederhana kegagalan Messi bersama PSG ini dapat diuraikan ke dalam tiga hal.

1. PSG sebagai klub besar tak punya DNA Eropa, khususnya Liga Champions.

Untuk menjadi yang terbaik di tingkat Eropa, sebuah klub harus punya DNA Eropa. Status sebagai penguasa domestik saja, seperti yang dimiliki PSG saat ini  terbukti tidak cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun