Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengikis Patriarki Memutus KDRT

12 Februari 2023   13:05 Diperbarui: 12 Februari 2023   13:27 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka membentak, memaki, memukul dan melakukan tindakan kekerasan lainnya terhadap sang istri. Biasanya para istri tak kuasa untuk melawan dan pasrah menerima keadaan.

Keadaan seperti ini tentu tak bisa dibiarkan terus terjadi. Perlu dilakukan langkah-langkah konkrit untuk mencegahnya. Khususnya yang berkaitan dengan budaya patriarki ini.

Apa saja yang bisa kita lakukan ?

1. Menyadari sepenuhnya bahwa budaya kekerasan adalah sebuah kekeliruan.

Budaya kekerasan adalah sebuah kekeliruan. Permasalahan takkan bisa diselesaikan dengan menempuh jalan kekerasan. Justru sebaliknya, persoalan hanya akan bertambah rumit dan bahkan memicu permasalahan baru.

Kekerasan hanya mengedepankan emosi, tanpa melibatkan logika. Karena itu perlu bagi seorang laki-laki untuk berpikir panjang dahulu sebelum terlanjur melakukan kekerasan. Termasuk dengan memikirkan dampak buruk dari kekerasan ini serta membayangkan bila diri mereka yang berada dalam posisi sebagai korban. 

Bila prilaku seperti ini mampu diterapkan, diharapkan nantinya para lelaki bisa berpikir jernih, mengendalikan emosi, serta mencegah dirinya dari melakukan kekerasan terhadap wanita.

2. Mereduksi paham patriarki.

Paham patriarki sudah mengakar kuat dalam masyarakat sejak lama dan selalu didoktrinkan dalam berbagai kesempatan. Dalam konteks budaya maupun pemahaman agama sering disebutkan bahwa laki-laki adalah pemimpin bagi wanita.

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ada pemahaman yang keliru dari praktek patriarki selama ini nyata-nyata merugikan kaum wanita. Maka dari itu perlu sebuah upaya untuk meluruskannya.

Mereduksi dan menata ulang pemahaman terhadap patriarki bisa menjadi sebuah solusi. Konsep laki-laki sebagai pemimpin harusnya bukan lagi diartikan sebagai penguasa tunggal, tapi dimaknai sebagai tanggung jawab besarnya dalam mempertahankan sebuah hubungan. Laki-laki hendaknya tak hanya meminta untuk dilayani, tapi juga bersedia untuk melayani. 

Sebagai contoh, seorang suami tak perlu marah-marah ketika terkadang istrinya telat membuatkan kopi atau menghidangkan makanan. Bukankah dirinya bisa melayani dirinya sendiri. Pahami situasinya terlebih dulu.

3. Merekonstruksi pola hubungan antar gender.

Pola hubungan dalam budaya patriarki adalah hubungan secara vertikal dimana posisi laki-laki berada diatas. Pola seperti ini menciptakan hegemoni bagi laki-laki dan menempatkan wanita pada posisi yang lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun