Dan seperti beberapa edisi sebelumnya, tahun ini Lionel Messi kembali menjadi tumpuan untuk membawa trofi bagi Argentina. Predikat sebagai seorang pemain jenius membuat jutaan orang menggantungkan harapan padanya.
Tuntutan ini menjadi tekanan tersendiri bagi Messi. Apalagi tahun ini menjadi tahun terakhir keikutsertaan Messi. Tekanan akan menjadi lebih besar baginya untuk tampil habis-habisan.
3. Potensi provokasi dan permainan keras tim lawan.
Dalam pertandingan sepak bola, kadang-kadang permainan menjurus keras dan kasar. Khususnya terjadi pada partai-partai babak knock out dimana salah satu tim harus kalah dan tersisih.
Ya, beberapa tim dan juga pemain menjadikan permainan keras sebagai bagian dari taktik. Mereka berusaha memprovokasi lawan dengan permainan keras dan kasar mereka. Pemain bintang menjadi sasaran utama. Harapannya untuk menguras energi lawan sehingga tak bisa menampilkan kemampuan terbaiknya.
Partai melawan Belanda di perempat final kemarin memperlihatkan bagaimana Messi mendapatkan provokasi dari pemain lawan yang kemudiam menyulut emosinya. Kita bisa melihat bagaimana reaksi keras Messi meladeni provokasi tersebut. Untung saja Messi masih bisa mencetak gol dan membawa Argentina memenangkan laga.
Menghadapi Kroasia di semi final, Messi dipastikan akan tampil habis-habisan. Sudah kepalang tanggung, tinggal dua langkah lagi menuju tangga juara. Tapi sebelum mendapatkannya, Messi harus menerima banyak tekanan dulu. Dan malam ini kala Messi akan bermain menghadapi Kroasia, kita akan melihat sejauh mana usaha Messi mengeluarkan dirinya dari situasi tekanan yang akan dihadapinya nanti.
(EL)
Yogyakarta,13122022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H