Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luis Suarez Dalam Luka Tak Berdarah

3 Desember 2022   17:59 Diperbarui: 3 Desember 2022   18:17 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangisan Luis Suarez mengiringi kegagalan Uruguay. Foto : Philip Fong/AFP/kompas.com

Piala Dunia selalu menampilkan dua sisi yang berbeda. Tentang derai tawa atau tentang tangis air mata. Keduanya kadang hadir secara bersisian, tapi juga bisa berbaur menjadi satu. Seperti halnya kisah Luis Suarez dalam luka tak berdarah.

Bagi Luis Suarez, Piala Dunia 2022 ini adalah cerita menyedihkan. Bukan saja karena dirinya akan segera berpisah dengan timnas Uruguay. Tapi juga karena luka tak berdarah yang harus dirasakannya. Rasanya sakit sekali hingga menusuk ke ulu hati.

Bagaimana tidak. Sebagai seorang striker yang diberi tugas oleh pelatih Diego Alonso untuk membobol gawang lawan, Suarez gagal dalam tugasnya. Tak satupun gol dihasilkannya dalam tiga pertandingan melawan Korea Selatan, Ghana dan Portugal.

Ya keran golnya seolah tertutup. Ini sesuatu yang tak biasa bagi seorang Suarez yang menyandang predikat pencetak gol terbanyak La Celeste. Celakanya kondisi yang sama juga dialami rekan-rekannya. Nama-nama seperti Darwin Nunez, Edison Cavani ataupun Federico Valverdi yang biasanya garang di depan gawang lawan, kali ini tak berkutik. Alhasil langkah Uruguay menjadi tertatih-tatih.

Ya, dengan kegagalan mereka dalam mencetak gol, maka dua laga awal yang dilalui Uruguay menghadapi Korea Selatan dan Portugal hanya menghasilkan satu poin. Hasil dari bermain imbang tanpa gol melawan Korea Selatan. Kekalahan 0-2 atas Portugal di laga kedua kemudian menuntut Suarez dan kawan-kawan harus menang di laga terakhir melawan Ghana. Hasil seri apalagi kalah otomatis akan menutup jalan mereka lolos dari fase grup.

Sepertinya jalan akan dibukakan buat Suarez dan rekan. Keberhasilan kiper Sergio Rochet menepis tendangan pinalti Andre Ayew di menit 21 seolah menjadi pertanda bahwa nasib baik akan menghampiri mereka. Dan benar saja, dua gol dari  Giorgian De Arrascaeta membuat mereka unggul 2-0 . Sementara di partai lainnya, skor untuk partai Korea Selatan kontra Portugal adalah 1-1. Uruguay pun berada di atas angin dengan menempati posisi dua klasemen sementara untuk sementara waktu.

Menit demi menit terus berlalu belum ada perubahan terjadi. Luis Suarez dan kawan-kawan belum menambah gol lagi. Mereka masih kesulitan melakukannya. Sementara skor masih sama untuk dua pertandingan di grup H itu.

Uruguay sepertinya tinggal menunggu waktu saja untuk memastikan langkah menuju babak 16 besar. Menunggu wasit meniup pluit panjang mengakhiri laga. Tapi siapa menyangka, satu menit waktu tambahan telah merusak impian Luis Suarez dan kawan-kawan.

Ya, gol Hwang Hei Chan di menit 90+1 telah mengubah jalan cerita. Gol telat di masa injury time itu membuat Korea Selatan unggul 2-1 atas Portugal. Dan wakil benua Asia itupun naik ke posisi kedua menggeser Uruguay. Mereka unggul agresivitas gol setelah baik Uruguay maupun Korea Selatan sama-sama mengoleksi poin empat dan punya selisih gol sama.

Dunia serasa runtuh bagi Luis Suatlrez yang sudah tak berada di lapangan lagi setelah digantikan Edison Cavani. Suarez menangis, air matanya tumpah. Dirinya harus menyaksikan Uruguay harus tersingkir secara dramatis di fase grup dengan cara yang menyakitkan.

" Mengucapkan selamat tinggal pada Piala Dunia dalam situasi seperti ini sungguh menyakitkan. Tapi kami berusaha untuk tenang. Lami telah memberikan segalanya untuk negara kami," tulis Suarez di media sosialnya sebagai ungkapan kekecewaan.

Ya, Suarez amat kecewa. Kecewa pada keberuntungan yang tak menaungi dirinya dan juga timnya. Mereka telah gagal bersaing dan harus mengalami pengalaman terburuk sejak Piala Dunia 2002 karena terhenti di fase grup.

Selain karena performa mereka yang kurang meyakinkan, Suarez juga menyebutkan bahwa faktor FIFA yang banyak merugikan mereka juga memberi andil dari kegagalan ini.

" Mengapa FIFA selalu merugikan kami," komentar Suarez yang merasa timnya banyak dirugikan oleh keputusan FIFA. Komentar senada juga diungkapkan rekannya, Diego Godin dan juga sang pelatih Diego Alonso.

Hal merugikan yang dimaksud adalah hukuman pinalti yang seharusnya diterima dan tidak diterima Uruguay.

Ya, Uruguay mengklaim mereka seharusnya mendapatkan dua tendangan pinalti dalam laga melawan Ghana akibat pelanggaran terhadap Darwin Nunez dan Edison Cavani. Namun wasit tak menggubrisnya. 

Sementara itu kubu Uruguay juga merasa dirugikan akibat hukuman pinalti dalam laga kedua melawan Portugal karena handsball Jose Maria Gimenez. Menurut versi kubu Uruguay pinalti itu tak seharusnya diberikan sehubungan dengan posisi tangan Gimenez yang tak berniat menahan bola.

Hal ini merujuk pada peraturan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional tahun 2021 yang menyatakan bahwa hukuman tak boleh dijatuhkan ketika tangan dalam posisi menopang saat jatuh atau bangkit dari tanah.

Wasit Alireza Faghani sendiri yang memimpin laga tersebut awalnya tak menunjuk titik putih, namun VAR kemudian memerintahkannya yang membuat Uruguay kalah o-2.

Piala Dunia 2022 ini akan menjadi penampilan terakhir bagi Luis Suarez dan beberapa pemain senior lainnya. Mereka akan segera berpamitan dari timnas. Mungkin sebelumnya mereka bermimpi bisa meninggalkan catatan manis di akhir karir internasional mereka ini.

Tapi sayang, harapan itu tak menjadi kenyataan. Mereka tak dinaungi keberuntungan dan harus mengalami nasib seperti luka tak berdarah.

(EL)

Yogyakarta,03122022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun