Satu lagi kelebihan Toney adalah dalam hal sebagai eksekutor pinalti. Statistik mencatat tingkat keberhasilan Toney dalam mengeksekusi tendangan pinalti mencapai 100 persen. Dari 18 kali kesempatan, Toney sukses menyelesaikan semuanya.
Makanya, banyak pihak yang menilai bahwa dengan tidak dibawanya Toney adalah sebuah kerugian. Apalagi Inggris tercatat sering gagal dalam drama adu pinalti. Maka kehadiran Toney sebenarnya sebagai seorang eksekutor sangat dibutuhkan.
6. Perusak konsentrasi lawan.
Tak hanya sebagai target man, keberadaan Toney juga bisa berperan sebagai perusak konsentrasi lawan.
Dengan posisinya sebagai seorang striker , membuat dirinya menjadi magnet yang menarik perhatian lawan sekaligus merusak konsentrasi mereka. Khususnya ketika berada di kotak pinalti. Situasi ini akan membuka ruang dan memberi peluang bagi para pemain lain untuk bisa berbuat lebih.
7. Totalitas dalam bermain.
Sebelas gol dari 16 kali  bermain, termasuk dua gol ke gawang The Citizen pada Sabtu malam kemarin sudah cukup sebagai pembuktian bagaimana totalitas bermain dari seorang Ivan Toney.
Apalagi untuk event seperti Piala Dunia. Seandainya dirinya dibawa, tentu Toney akan berusaha tampil maksimal mengerahkan segala kemampuannya. Bagaimanapun juga, sebagai event sepak bola terbesar, setiap pemain yang tampil di Piala Dunia tentu ingin meninggalkan catatan mengesankan disini.
Dalam sebuah unggaha di media sosialnya, Toney mengungkapkan bagaimana perasaannya tentang Piala Dunia.
" Saya bangga menjadi orang Inggris. Dan sejak kecil saya punya impian untuk memperkuat negara saya di final Piala Dunia," demikian pernyataannya yang menggambarkan betapa dirinya sangat menginginkan tampil di Piala Dunia.Â
Sayang sekali ketika keinginannya tidak terkabul. Meski demikian, dua golnya ke gawang City kali ini memberi pesan bahwa dirinya adalah pemain berkualitas dan pantas untuk bergabung dengan timnas. Hanya satu hal yang menggagalkan langkahnya yakni dirinya tak masuk dalam kriteria pelatih Southgate.