Laga El Clasico jilid satu musim ini resmi menjadi milik Real Madrid. Dalam pertandingan pada Minggu, 16 Oktober 2022, tim berjuluk Los Blancos sukses menaklukan Barcelona 3-1. Hasil ini makin memperkuat hegemoni mereka atas musuh bebuyutannya itu.
Secara teknis Madrid lebih diunggulkan kali ini. Selain faktor juara bertahan dan bermain di rumah sendiri, ada tiga faktor lain sebagai pembeda yang membuat Madrid pantas menang.
1. Materi pemain lebih baik dan bermain lebih efektif.
Sekilas materi pemain kedua tim tak beda jauh. Kedua tim bisa menurunkan bintang-bintang terbaik mereka. Madrid hanya kehilangan kiper Thibaut Courtois yang digantikan Andriy Lunin sementara Barcelona tak diperkuat bek tengah Ronald Araujo.Â
Sedangkan bintang-bintang lain seperti Karim Benzema, Vinicius Jr. Fede Valverde dari kubu Madrid dan Robert Lewandowski, Pedri, kiper Ter Stegen dan sejumlah nama beken lainnya bisa bermain sejak awal. Namun ada satu faktor yang menjadi keunggulan Madrid yakni fondasi tim telah terbentuk sejak musim lalu.
Ya, pelatih Ancelotti telah membangun fondasi tim yang kuat sejak musim lalu. Mereka telah terbentuk sebagai sebuah winning team. Chemistry diantara pemain pun sudah terjalin dengan kuat dan rapi.
Disisi lain Barcelona justru baru hendak membangun ulang tim. Mereka mendatangkan banyak pemain baru. Kerangka tim belum terbentuk kuat dan masih perlu adaptasi lebih lanjut. Sehingga penampilan mereka tak selalu stabil.
2. Faktor pelatih Ancelotti yang kaya pengalaman.
Tak bisa dipungkiri bahwa faktor pelatih juga memberi andil besar akan kemenangan sebuah tim. Tim yang ditangani pelatih berpengalaman tentu memiliki kans kemenangan lebih besar.
Bicara pengalaman, pelatih Madrid, Carlo Ancelotti unggul jauh. Pelatih asal Italia ini telah lama malang melintang diberbagai klub top Eropa dan meraih banyak gelar. Sementara pelatih Barcelona, Xavi Hernandez, baru hendak memulai karir sebagai pelatih yang tentu saja pengalamannya belum seberapa.
Dalam hal ini Ancelotti punya banyak skema taktik yang lebih beragam, sedangkan Xavi strateginya terlihat monoton dan gampang terbaca.Â
Dalam laga ini Ancelotti menekankan untuk memperkuat lapangan tengah guna mencegah serangan lawan. Ancelotti juga sukses memaksimalkan peran ganda Valverde sebagai sayap kanan, baik dalam proses menyerang maupun ketika bertahan. Valverde sendiri terpilih sebagai Man of The Match laga ini.
3. Momentum yang berpihak kepada Madrid.
Faktor momentum kali ini lebih memihak Madrid. Mereka adalah juara bertahan dan punya catatan bagus dalam sejumlah laga El.Clasico beberapa musim terakhir. Satu nilai minus mereka hanyalah kekalahan 0-4 pada musim lalu.
Selain itu catatan sepuluh kemenangan dari dua belas laga yang telah mereka jalani di semua kompetisi awal musim ini membuat mereka makin percaya diri.
Sebaliknya, Barcelona justru dalam situasi sebaliknya. Hasil buruk dalam tiga pertandingan Liga Champions telah meruntuhkan moral tim dan menurunkan kepercayaan diri para pemain. Kondisi mental yang belum stabil berpengaruh pada performa pemain di lapangan.
Anak-anak asuhan Ancelotti tampil lepas pada laga ini. Meski kalah penguasaan bola mereka tampil efektif dan pintar memanfaatkan celah. Dua dari tiga gol mereka yang dicetak Karim Benzema dan Federico Valverde memperlihatkan bagaimana mereka pintar memanfaatkan momentum.
Gol Benzema adalah hasil dari memanfaatkan bola muntah tendangan Vinicius Jr. Sementara gol Valverde memanfaatkan umpan Ferland Mendy lewat tendangan terukur dari luar kotak pinalti. Keduanya tercipta di babak pertama
Sementara satu gol lainnya dicetak Rodrygo lewat titik putih di masa injury time. Sedangkan gol balasan Barcelona dibuat Ferran Torres di menit 83.
Hasil ini membawa Real Madrid ke puncak klasemen dengan poin 25. Unggul dua poin atas Barcelona di posisi dua.
(EL)
Yogyakarta, 17102022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H