Dalam hal ini Ancelotti punya banyak skema taktik yang lebih beragam, sedangkan Xavi strateginya terlihat monoton dan gampang terbaca.Â
Dalam laga ini Ancelotti menekankan untuk memperkuat lapangan tengah guna mencegah serangan lawan. Ancelotti juga sukses memaksimalkan peran ganda Valverde sebagai sayap kanan, baik dalam proses menyerang maupun ketika bertahan. Valverde sendiri terpilih sebagai Man of The Match laga ini.
3. Momentum yang berpihak kepada Madrid.
Faktor momentum kali ini lebih memihak Madrid. Mereka adalah juara bertahan dan punya catatan bagus dalam sejumlah laga El.Clasico beberapa musim terakhir. Satu nilai minus mereka hanyalah kekalahan 0-4 pada musim lalu.
Selain itu catatan sepuluh kemenangan dari dua belas laga yang telah mereka jalani di semua kompetisi awal musim ini membuat mereka makin percaya diri.
Sebaliknya, Barcelona justru dalam situasi sebaliknya. Hasil buruk dalam tiga pertandingan Liga Champions telah meruntuhkan moral tim dan menurunkan kepercayaan diri para pemain. Kondisi mental yang belum stabil berpengaruh pada performa pemain di lapangan.
Anak-anak asuhan Ancelotti tampil lepas pada laga ini. Meski kalah penguasaan bola mereka tampil efektif dan pintar memanfaatkan celah. Dua dari tiga gol mereka yang dicetak Karim Benzema dan Federico Valverde memperlihatkan bagaimana mereka pintar memanfaatkan momentum.
Gol Benzema adalah hasil dari memanfaatkan bola muntah tendangan Vinicius Jr. Sementara gol Valverde memanfaatkan umpan Ferland Mendy lewat tendangan terukur dari luar kotak pinalti. Keduanya tercipta di babak pertama
Sementara satu gol lainnya dicetak Rodrygo lewat titik putih di masa injury time. Sedangkan gol balasan Barcelona dibuat Ferran Torres di menit 83.
Hasil ini membawa Real Madrid ke puncak klasemen dengan poin 25. Unggul dua poin atas Barcelona di posisi dua.
(EL)