Mereka datang silih berganti di sepanjang perjalanan sejak dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta hingga Stasiun Cirebon. Suasana gerbong pun terasa seperti sebuah pasar, ramai, dan berisik. Dan sebagai akibatnya, ketika hendak memejamkan mata barang sejenak pun menjadi susah.
Namun yang paling mengkhawatirkan adalah kehadiran para pengemis dan pengamen. Termasuk juga beberapa orang yang ternyata malah mencari kesempatan dengan menjadi pencopet.Â
Keberadaan mereka betul-betul meresahkan. Tak jarang mereka marah-marah dan berkata kasar ketika tidak diberi. Alhasil perjalanan pun bukan saja terasa tak nyaman, tapi juga tak aman.
Tapi untunglah sejak tahun 2009 datang Pak Jonan yang memperbaiki segala keruwetan itu. Naik kereta api kelas ekonomi terasa lebih nyaman, seperti yang penulis rasakan empat tahun lalu. Tapi ya itu. Ada harga yang harus ditambah. Dan harga tiket kelas ekonomi pun naik sekitar tiga kali lipatnya.
2. Pentingnya Berbagi untuk Menjalin Keakraban
Ada hal menarik dalam perjalanan berkereta api dulunya. Yakni suasana yang penuh keakraban diantara sesama penumpang. Meskipun mereka sebelumnya tak saling mengenal. Dan semua itu bermula dari semangat berbagi yang mereka lakukan.
Berbagi tempat duduk, hal ini jamak dilakukan dahulunya. Tempat duduk untuk tiga orang disulap untuk empat orang. Maklum, dahulunya tiket yang dijual melebihi kapasitas tempat duduk sehingga banyak yang tak kebagian. Tapi tak usah khawatir, karena banyak orang-orang baik yang nantinya akan berbagi tempat duduk.
Penulis sendiri pernah beberapa kali merasakan hal pengalaman ini. Dalam perjalanan pulang dari Jakarta ke Yogyakarta, penulis sering mendapat tiket tanpa tempat duduk. Maklum, beli tiketnya last minute.
Tapi, ketika berada diatas gerbong, selalu kebagian tempat duduk. Pasti ada saja Bapak-bapak atau Mas-mas yang menggeser posisi duduknya dan mengajak penulis duduk bersama mereka.
Tak hanya berbagi tempat duduk, para penumpang juga sering berbagi makanan dan minuman. Walau hanya sepotong roti atau segelas teh hangat, tapi mereka memberi dengan ikhlas, tanpa ada maksud lain, hanya ingin berbagi.
Semangat saling berbagi ini kemudian menghadirkan keakraban diantara sesama penumpang. Mereka saling sapa, saling bercerita. Suasana jadi hangat dan penuh keceriaan. Dan perjalanan  pun terasa tak melelahkan.