Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Tilang Elektronik di Media Sosial dan Cita-cita Menjadi Negara Maju

2 Juli 2022   11:08 Diperbarui: 2 Juli 2022   11:42 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan mirisnya, berbagai pelanggaran itu mereka lakukan sebagai sebuah kesengajaan. Peraturan yang ada dianggap merepotkan. Padahal peraturan-peraturan itu dibuat demi keamanan dan keselamatan bersama. Tapi banyak yang tutup mata dengan fakta ini.

Beberapa waktu lalu media sosial diramaikan dengan unggahan surat konfirmasi tilang elektronik terhadap pengendara di area yang dekat dengan persawahan menjadi perbincangan para netizen. Banyak netizen menyayangkan pemberian tilang di daerah tersebut.

Seperti diketahui, unggahan itu memuat konfirmasi tilang bagi seorang pengendara yang tidak memakai helm. Perbuatan ini jelas sekali sebagai salah satu bentuk dari pelanggaran terhadap  UU no 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Polemik muncul karena warga punya pemahaman berbeda. Berbagai komentar yang muncul justru memberi kesan menyalahkan polisi yang memberikan tilang. Padahal tindakan polisi sudah sesuai ketentuan yang berlaku.

Menurut warga, aturan penggunaan helm seperti yang tertuang pada pasal 291 ayat 1 UU Lalu Lintas itu tidak berlaku di area yang dimaksud karena bukan merupakan jalan protokol. Padahal aturan itu berlaku secara menyeluruh di setiap tempat. Tak ada pengecualian. 

Pada dasarnya masyarakat sadar bahwa mereka harus patuh terhadap peraturan dimana ada konsekuensi bila melanggar. Tapi sayang kesadaran itu tak dibarengi niat untuk melaksanakannya. Melanggar aturan dijadikan sebagai sebuah kebiasaan. Atau yang lebih parahnya lagi menjadi kebanggaan.

Ya, masih sulit mengajak warga untuk mendisiplinkan diri. Padahal prilaku disiplin merupakan faktor penting  menuju kesuksesan. Tanpa kedisiplinan semuanya bisa berantakan.

Apakah kita tetap bertahan dengan situasi seperti ini ? Tidak disiplin dan gemar menabrak aturan ? Tentu tidak bukan ? Jangan sampai. Nanti kita rugi sendiri.

Negara-negara maju telah membuktikan bahwa mereka membangun kesuksesan itu dengan kedisiplinan sebagai fondasinya. Fondasi yang kuat nantinya akan membuka jalan bagi ide-ide yang telah dikonsepkan. Dengan demikian apa yang yang direncanakan bisa terwujud.

Sebaliknya prilaku tidak disiplin terbukti membawa kerugian. Segala yang direncanakan bisa gagal. Akhirnya cita-cita menggapai kemajuan gagal diwujudkan.

Mematuhi aturan berlalu lintas adalah salah satu cara dalam membentuk karakter disiplin bagi setiap diri pribadi. Untuk itu mari jadikan kebiasaan dan dukung setiap upaya penegakannya yang diimplementasikan dalam aturan UU yang berlaku. Tak perlu mencari pembenaran terhadap berbagai pelanggaran yang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun