Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Mengurai Tanda Tanya Besar Tradisi Membunyikan Petasan di Bulan Ramadan

29 April 2022   03:29 Diperbarui: 29 April 2022   03:36 1123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah rumah hancur diduga karena petasan.Foto:Wahyu Priyanti/krjogja.com

Sekarang timbul pertanyaan "apakah tradisi ini akan kita biarkan terus berlangsung atau segera kita akhiri ?"

Dari uraian-uraian diatas sudah dapat kita simpulkan bahwa kegemaran membunyikan petasan di bulan Ramadan harus segera diakhiri.Termasuk ketika menyambut Lebaran nanti.Alasannya sangat jelas.

Pertama,tradisi itu bukan tradisi Islam dan tak ada terkandung nilai-nilai keislaman di dalamnya.

Kedua,para ulama sudah sepakat mengharamkannya karena dinilai mubazir dan banyak mudaratnya.

Namun untuk menghentikannya secara total juga tidak mudah.Apalagi kalau tradisi itu sudah mengakar.Maka yang perlu dilakukan adalah membentuk kesadaran akan bahaya dari petasan tersebut serta memahami secara lebih mendalam poin-poin yang disebutkan diatas.Meyakinkan dalam hati bahwa menyalakan petasan itu bukan cara berbahagia,tapi sumber bencana.

Dalam skala lebih luas juga bisa dibuatkan peraturan untuk memberi sanksi berat pada mereka yang masih nekad menyalakan petasan.Baik itu aturan resmi dari pemerintah maupun kesepakatan antar warga dalam sebuah kawasan.

Yakinlah bahwa penerapan sanksi secara konsisten akan efektif menghentikan kebiasaan ini.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk berbahagia dan menghibur diri.Yang pasti,menyalakan petasan tidak termasuk salah satu diantaranya.

(EL)

Yogyakarta,29042022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun