Mohon tunggu...
el lazuardi daim
el lazuardi daim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Xavi Hernandez dalam Sketsa dan Drama di Stadion Santiago Bernabeu

23 Maret 2022   05:46 Diperbarui: 23 Maret 2022   05:52 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Barcelona,Xavi Hernandez pada laga El Clasico di stadion Santiago Bernabeu | Foto: Javier Soriano/kompas.com

"Tak pernah mudah untuk menang di Bernabeu dan menang dengan cara seperti ini melawan tim sekaliber Real sungguh luar biasa. Malam yang tak terlupakan," (Joseph Guardiola,mantan pelatih Barcelona)

Xavier Hernandez Creus, atau biasa dipanggil Xavi Hernandez,demikian nama pria itu. Pria yang malam itu hadir di stadion Santiago Bernabeu dengan memakai jaket tebal berwarna hitam. Pria itu adalah pelatih klub Barcelona.

Xavi adalah seorang "cules". Seorang Catalonia yang sejak lama mendedikasikan hidupnya untuk klub Barcelona dan terus berlangsung hingga kini.

"Saya pelatih Barcelona dan juga penggemar Barça," ujarnya menerangkan siapa dirinya.

Xavi memang telah membangun karir sepak bolanya di Barcelona sejak belia.S ejak umur sebelas tahun, Xavi mulai  menimba ilmu di akademi Barcelona, La Masia.

Xavi kemudian direkrut untuk tim Barcelona B pada usia 17 tahun. Bersama tim junior Barcelona itu, Xavi bermain 55 kali dan mencetak 3 gol.

Selanjutnya sejak musim 1998/1999, Xavi naik ke tim senior hingga tujuh belas musim kedepan. Tahun 2015 Xavi memutuskan mundur dari Barcelona dan pindak ke klub Qatar, Al Sadd, hingga pensiun di sana pada tahun 2019 lalu.

Selama tujuh belas musim berkostum Azulgrana, julukan Barcelona, pasti banyak kenangan manis dan atau yang tak mengenakkan yang dialami Xavi. Satu yang paling berkesan tentunya adalah duel El Clasico. Pertarungan melawan Real Madrid, musuh bebuyutan Barcelona.

Selama karirnya, Xavi telah bermain di El Clasico sebanyak 42 kali dengan 21 kali bermain di kandang Madrid, stadion Santiago Bernabeu. 17 pertandingan berhasil dimenangkan Xavi dan Barcelona dimana 8 kemenangan didapat ketika bermain tandang.

Banyak kisah-kisah menarik dicatatkan Xavi dalam 21 kali penampilannya di Santiago Bernabeu.Banyak cerita, banyak drama. Ada rasa kecewa, ada pula sorak sorai penuh gembira. Xavi telah menulis sendiri sejarah tentang dirinya dalam beberapa kunjungan ke kandang Madrid itu.

Sejarah tentang Xavi di Santiago Bernabeu dimulai sejak 26 Februari 2000. Pada hari itu, Xavi memulai debutnya di laga El Clasico yang bertepatan dengan pekan ke-26 La Liga musim 1999/2000. Xavi masuk sebagai pemain pengganti bagi Winston Bogarde di awal babak kedua.

Kehadiran sejumlah nama pemain senior waktu itu seperti Joseph Guardiola, Luis Enrique membuat nama Xavi belum menjadi pilihan pertama pelatih Louis van Gaal.

Sayang sekali Xavi harus menanggung kecewa di pertandingan pertama El Clasico nya ini setelah gelontoran tiga gol dari, pemain Madrid, Roberto Carlos, Nicolas Anelka dan Fernando Morientes gagal dibalas Xavi dan rekan.

Kekalahan ini bukan satu-satunya momen dimana Xavi pulang dengan kekalahan dari Santiago Bernabeu. Pada musim 2007/2008, Xavi juga kalah dengan skor mencolok 1-4. Waktu itu Madrid tampil lebih superior dan sudah memastikan diri sebagai juara La Liga. Xavi sendiri menerima kartu merah, sebagai akumulasi dari 2 kartu kuning di akhir laga.

Ada kekalahan, ada pula kemenangan. Ya, sebagai pemain, Xavi juga mengalami masa-masa indah dalam beberapa lawatan ke stadion kebanggaan Madrid itu.

Pada pekan ke-34 La Liga musim 2003/2004, tepatnya pada 25 April 2004,tercatat sebagai kemenangan perdana Xavi di kandang Madrid. Dan hebatnya lagi, Xavi menyumbang satu gol kemenangan dalam kemenangan 2-1 Barcelona. Satu gol Barcelona lainnya dicetak Patrick Kluivert. Sementara gol  Madrid dihasilkan Santiago Solari.

Namun kemenangan yang paling berkesan adalah pada musim 2008/2009. Barcelona yang saat itu ditangani Pep Guardiola menang besar 6-2. Skor ini menjadi skor terbesar kebobolan Madrid pada El Clasico di kandang sendiri diabad 21 ini.

"Tak pernah mudah untuk menang di Bernabeu dan menang dengan cara seperti ini melawan tim sekaliber Real sungguh luar biasa. Malam yang tak terlupakan," kata Joseph Guardiola,pelatih Barcelona saat itu.

Ya, memang  tak mudah mengalahkan Madrid di rumahnya sendiri. Apalagi masa itu Madrid bertitel Los Galacticos, tim bertabur bintang. Maka mengalahkan mereka adalah sesuatu yang spesial.

Tapi Xavi dan rekan-rekan waktu itu tidak hanya mengalahkan Madrid. Tapi juga menampilkan sepak bola indah yang lazim disebut tiki taka itu. Permainan menyerang yang dibangun dari kaki ke kaki.

Xavi menjadi salah satu aktor penting dibalik serbuan enam gol Barcelona ke gawang Madrid yang dikawal Iker Casillas itu. Meski tak mencetak gol, Xavi memberi assist untuk empat gol Barcelona.

Dua gol Lionel Messi serta satu untuk Thiery Henri dan Carles Puyol merupakan hasil kreasi Xavi. Dua gol lainnya merupakan Gerard Pique dan gol Hendri lainnya. 

Musim 2014/2015 menjadi musim terakhir bagi Xavi bersama Barcelona. Dan seperti apa yang dialaminya sewaktu debut dulu, Xavi harus menerima klubnya kalah 1-3 di El Clasico terakhirnya itu.

Delapan tahun berlalu. Xavi akhirnya kembali lagi ke stadion Santiago Bernabeu. Tapi kali ini dengan status berbeda, sebagai pelatih.

Ya, Barcelona melawat ke Santiago Bernabeu pada Minggu, 20 Maret 2022 dalam partai El Clasico kedua musim ini, tapi pertama bagi Xavi. Pada El Clasico pertama lalu Barcelona masih bersama Ronald Koeman.

Madrid menyambut Xavi dengan jumawa. Mereka pimpinan klasemen dan merupakan tim yang tampil paling konsisten sejauh ini. Mereka juga baru meraih hasil positif dengan mengalahkan Los Galacticos Prancis, Paris Saint Germain. Hanya satu kekurangan yng tampak, Karim Benzema harus absen karena cedera. Namun kehadiran Carlo Ancelotti sebagai juru taktik berpengalaman bisa menutupi kelemahan itu.

Sementara Xavi dan Barcelona tak lebih dianggap sebagai underdog. Fakta bahwa Barcelona selalu kalah dalam lima laga terakhir menjadi salah satu ukuran. Ditambah lagi dengan status Xavi yang masih dianggap kurang pengalaman.

Tapi Xavi tetaplah Xavi yang selalu bersemangat dan tak gampang menyerah. Apalagi untuk partai sekelas El Clasico. Dan secara tak terduga Barcelona membalikkan semua prediksi yang ada.

Ya, Barcelona tampil menggila. Para pemain Barcelona mendominasi dan lebih menguasai bola. Permainan indah kembali hadir. Dan Madrid digilas dengan skor empat gol tanpa balas. Luar biasa!

Dua gol Pierre Emerick Aubameyang, satu dari Ronald Araujo dan satu dari Ferran Torres menjadi bukti kepiawaian taktik Xavi. Kubu Madrid dibuat tak berkutik sama sekali.

Kubu Madrid pun mengakui keunggulan Barcelona kali ini. Coach Carlo Ancelotti jadi sasaran kritik. Dan sang pelatih menerima semua kritikan itu.

Kemenangan penting ini juga menjadikan Xavi menjadi pelatih kelima Barcelona yang memenangkan El Clasico sebagai pemain dan pelatih. Empat nama lainnya adalah Josep Planas, Johan Cruyff, Josep Guardiola dan Luis Enrique.

Perlahan tapi pasti, kedatangan Xavi ke Barcelona mulai membawa perubahan  dalam permainan tim Catalan itu. Termasuk memperbaiki rekor buruk pertemuan mereka dengan rival abadinya, Real Madrid.Dan Xavi sudah bersiap untuk terus mengukir sejarah dengan status barunya, sebagai pelatih Barcelona.

(EL)

Yogyakarta, 23032022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun