Tapi bila ditelaah lebih lanjut, faktanya kebutuhan akan minyak goreng bukanlah sesuatu yang urgen. Tidak seratus persen wajib. Minyak goreng bukanlah seperti halnya air yang bila tak ada bisa menyebabkan kita mati.
Bukankah ada atau tidak adanya minyak goreng tidaklah berdampak langsung bagi kelangsungan hidup kita. Tanpa kehadiran minyak gorengpun nyatanya kita masih bisa bertahan hidup.
Sehari dua hari tanpa ditemani minyak goreng bukanlah masalah besar. Jadi, mengapa merasa susah ketika sekali-sekali tidak ditemani minyak goreng. Paling-paling efek yang kita rasakan hanyalah berkurangnya sedikit kenikmatan hidup karena tak menikmati makanan yang digoreng.
3. Mencari alasan mengapa kita perlu menghindari minyak goreng.
Di satu sisi, minyak goreng memang amat bermanfaat bagi kita. Tapi disisi lain minyak goreng juga menyebabkan mudarat bagi tubuh kita. Ada sebab-sebab tertentu yang menjadikan kita harus menghindari minyak goreng.
Selain harganya yang merusak kesehatan kantong kita, minyak goreng ternyata juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita.
Menurut sejumlah pakar kesehatan,minyak goreng itu mengandung lemak jahat yang ketika masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan sistim pencernaan, resiko obesitas, gangguan jantung sampai menyebabkan kanker.
Cukup mengerikan bukan efek jangka panjang yang ditimbulkan? Maka dari itu faktor kesehatan bisa kita jadikan alasan untuk membatasi diri dalam memakai minyak goreng. Dari yang biasanya tiap hari menjadi sekali atau dua kali saja dalam seminggu misalnya.
Kenikmatan hidup itu memang perlu, tapi kesehatan tubuh malah lebih penting, bukan ?
Harga minyak goreng boleh saja membumbung tinggi. Dan lama-lama bisa saja tak terbeli. Artinya ketergantungan kita akan minyak goreng harus dikurangi.
Tapi situasi begini bukan berarti bencana. Bukan akhir dari segalanya. Kita tak boleh merasa lemah dan tak berdaya.