Sekarang mari bandingkan nilai uang kita yang tak kembali itu dengan apa-apa saja kenikmatan yang kita terima.Pasti nilai uang itu tak seberapa harganya.Jadi kenapa harus bersedih ketika sebenarnya kita kehilangan sedikit uang,tapi dibalik itu mendapatkan kenikmatan yang berlimpah.
Kalau kita kaitkan dengan ajaran agama,maka bisa jadi kesabaran kita ketika menerima perlakuan kurang menyenangkan dari seseorang akan mendapat balasan berharga berupa kenikmatan-kenikmatan dalam bentuk selain uang seperti yang disebutkan diatas.Apa gunanya banyak uang jika berbagai kesengsaraan terus mendera.
4.Ubah niat dan tujuan dalam memberi utang.
Apa tujuan kita ketika pertama kali menyanggupi memberi utang pada seseorang,khususnya tetangga sendiri ?
Ingin dipuji dan disebut pahlawan,atau sekadar menolong meringankan beban orang lain,atau apa ?
Yang jelas ketika menyerahkan uang pada orang walau dalam bentuk utangan maka perlu ditimbulkan kesadaran bahwa kemungkinan besar uang itu tak kembali pada kita sangat besar.Kita harus siap kehilangan untuk ituÂ
Maka tak perlu kecewa berat ketika uang itu tak dikembalikan.Meskipun yang berbuat tetangga sendiri.Anggap saja sebagai sedekah dan kita hanya mengharap balasan dari Tuhan.Tak lebih dari itu.
Hidup bertetangga memang penuh dinamika.Ada pasang surutnya.Ada masanya kita merasa bahagia.Ada juga masanya kita dikecewakan.Salah satunya kecewa karena tetangga tak bertanggung jawab ketika berutang.
Karena itu perlu dibentuk kesadaran untuk tidak terlalu kecewa ketika mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari tetangga.Perlu menata hati agar kuat menghadapi cobaan dan tetap berhubungan baik dengan tetangga.
Dan selalu siap berbuat baik kepada sesama.Bukankah berbuat baik itu adalah salah satu sumber kebahagiaan,bukan?
Satu yang pasti yang harus ditekankan bahwa jangan sampai kita menjadi beban bagi orang lain sebagai pelaku pengemplang hutang.Semoga kita bisa terhindar.Aamiin. Â (EL)