Dalam perjalanan hidup seorang anak manusia tak lepas dari tawa dan air mata. Dua hal yang menggambarkan bagaimana perasaan seseorang sehubungan dengan peristiwa apa saja yang dialaminya.
Peristiwa yang menyenangkan akan menghadirkan tawa. Sebaliknya tawa akan berganti air mata manakala muncul hal yang menyusahkan hati.
Tak terkecuali bagi seorang pesepakbola. Bagi mereka,tawa adalah ketika memenangkan pertandingan. Sementara air mata adalah sewaktu harus menerima kekalahan. Seperti halnya kisah seorang Lionel Messi.
Bagi Lionel Messi,tahun 2021 ini menjadi tahun yang akan selalu diingat dan dikenang. Takkan mungkin terlupakan. Tahun di mana dua peristiwa besar yang terkait dengan karir sepakbolanya terjadi dalam waktu berdekatan. Dua peristiwa yang membuat seorang Messi tertawa lepas dan kemudian harus berurai air mata.
Kisah dimulai pada awal Juli 2021. Waktu itu, tepatnya tanggal 10 Juli 2021, Messi akhirnya mengangkat trofi untuk pertama kalinya dengan mengenakan seragam putih biru, seragam kebanggaan Los Argentinos, orang-orang Argentina.
Ya, Messi akhirnya berhasil membawa Argentina menjuarai Copa America  2021 setelah gagal dalam dua kesempatan sebelumnya. Gelar yang sudah amat lama sekali dinanti-nantikan Messi dan segenap pencinta timnas Argentina.
Messi dan kawan-kawan menang 1-0 atas tuan rumah Brasil pada final di stadion Maracana lewat gol Angel Di Maria.
" Ini gila, saya tidak bisa menjelaskan kebahagiaan yang saya rasakan,ini sesuatu yang spesial,"Â komentar kapten timnas Argentina ini tentang keberhasilannya kali ini.
Trofi ini teramat spesial bagi Messi. Trofi ini menjadi penebus kekalahan di tiga partai final sebelumnya berturut-turut. Manakala Argentina tersungkur dua kali dari Chile di final Copa America 2015 dan 2016 serta  dikalahkan Jerman di  Piala Dunia 2014 . Ya, Messi akhirnya menjawab kritikan bahwa dirinya tak bisa sukses bersama timnas.
Masyarakat bola Argentina berpesta. Messi larut dalam suka. Nama Messi akhirnya menjadi legenda dan masuk dalam sejarah sepakbola Argentina. Bersanding bersama sejumlah nama besar  Argentina lainnya seperti Mario Kempes dan Diego Armando Maradona.
Namun sebagaimana halnya siklus kehidupan bahwa hidup tak melulu berisi cerita tentang tawa. Tapi juga tetes air mata. Satu bulan pasca berpesta Messi harus menangis terisak berurai air mata.
Peristiwa itu terjadi pada awal Agustus 2021. Saat Messi sudah bersiap kembali ke Barcelona, klub yang dibelanya sejak belia. Tak ada angin, tak ada hujan. Tiba-tiba saja pintu sudah tertutup dan tak ada lagi tempat baginya.
Messi harus menghadapi keputusan yang menggoncangkan jiwanya dan membuatnya bersedih. Peristiwa di mana pemain berjuluk La Pulga ini harus berpisah dengan Barcelona, klub yang amat dicintainya.
Perpisahan itu teramat berat tentunya. Perpisahan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Messi maupun pihak Barcelona sendiri. Maklum Messi sudah berkomitmen untuk membela klub yang telah membesarkan namanya ini hingga akhir karirnya.
Tapi rencana tinggal rencana. Krisis keuangan dan salah urus manajemen sebelumnya yang menimpa klub asal Catalan ini membuat pemain terbaik mereka ini harus terdepak karena beban gaji pemainnya yang tinggi. Dan Messi hanya bisa pasrah menerima nasibnya ini.
" Saya ingin pergi dengan cara lain, meskipun saya kira perpisahan tidak akan pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan.Saya bakal bahagia jika bisa berlanjut di sini, saya melakukan segalanya dengan tujuan tersebut, tetapi pada akhirnya hal itu tidak terjadi," tulis Messi di media sosialnya tentang kekecewaannya.
Messi merasa patah hati. Cinta sucinya pada Barcelona seolah tak dihargai. Tapi takdir tak bisa diubah. Agaknya Messi harus tunduk pada kata orang bijak bahwa " mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak."
Kini Messi telah beroleh pengganti. Klub superkaya Perancis, Paris Saint Germain bersedia menampungnya. Bergabung bersama sejumlah pemain bintang. Termasuk di antaranya Neymar, salah seorang sahabat karibnya.
Ya, tahun 2021 menjadi tahun penuh dinamika bagi seorang superstar bernama Lionel Messi. Tahun di mana sang megabintang meraih kesuksesan terbesar untuk negaranya. Sekaligus kekalahan terbesar saat tersingkir secara mengejutkan dari skuad Barcelona. (EL)
Yogyakarta, 29122021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H