Film animasi sudah menjadi bagian dari kehidupan generasi muda saat ini.Kepopuleran genre film asal Jepang ini malah mengalahkan film yang dimainkan para bintang film.
Keunggulan seperti tampilan objek yang lebih menarik dan bervariatif serta efek-efek spesial menjadi salah satu alasannya.
Celah ini yang dicoba dimanfaatkan Battle of Surabaya.Penggambaran tokoh-tokoh dalam versi animasi tentu saja akan memancing rasa penasaran generasi muda sehingga mereka mau menontonnya.Apalagi tren ini sesuatu yang baru yang belum pernah dibuat sebelumnya.Ya,Battle of Surabaya menjadi film perjuangan layar lebar pertama versi animasi di Indonesia.
2.Menjadikan Tokoh Fiksi Sebagai Tokoh Utama.
Selama ini tema yang diangkat dalam film perjuangan adalah peran dan sepak terjang dari para pelaku sejarah itu sendiri.Sehingga tokoh-tokoh yang dimunculkan tak jauh dari nama-nama yang selama ini tertulis dalam buku catatan sejarah.
Hal itu tidaklah salah.Tapi mengingat karakter generasi terkini yang cepat bosan dan selalu haus akan hal-hal baru sehingga perlu adanya metode baru dalam penggambaran tokoh dalam film.
Maka munculnya tokoh Musa sebagai tokoh utama dalam Battle of Surabaya ini adalah salah satu jawabannya.Dengan mengangkat tokoh fiktif atau yang tak dikenal paling tidak akan menimbulkan pertanyaan dalam benak banyak orang.Sehingga akan makin memancing mereka untuk menonton dan menikmati film nantinya.
3.Membuat perspektif baru.
Perspektif baru dalam sebuah film penting dimunculkan.Khususnya dalam hal pesan dan nilai apa yang bisa ditarik dari sebuah film.
Pada umumnya dalam film perjuangan pesan-pesan yang disampaikan berkisar dari semangat pantang menyerah dan rela berkorban dari para tokoh-tokoh di dalamnya.Tema itu cukup berat.
Nah,supaya lebih beragam dan gampang diterima,perlu digali lagi sudut-sudut pandang lain.Tak harus tema yang berat,cukup yang sederhana saja.Yang penting bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi banyak orang.Dan kesan sebuah film perjuangan itu perlu ditonton.