Salah satu alasan banyak orang enggan naik kendaraan umum adalah tindak kejahatan di kendaraan umum itu.Yang paling sering adalah pencopetan ataupun perampokan.
Sebagai pengguna bis kota di kota Yogyakarta (sebelum beroperasinya Trans Jogja),menyaksikan aksi pencopetan sudah menjadi pemandangan biasa dahulunya bagi penulis.Saking seringnya bertemu mereka penulis jadi hafal wajah-wajah mereka.
Penampilannya parlente bak orang kantoran.Berkemeja lengan panjang,celana pantalon,dan bersepatu.Terlihat rapi dan gagah.Tak ada tampang orang jahat.Tapi sayang semua itu menipu.
Jalur 2.4,7,12 dan 15 merupakan rute favorit para pencopet itu dulu.Biasanya mereka beraksi secara berkelompok,mulai dari empat sampai enam orang.Ada juga dalam beberapa kejadian mereka berkomplot dengan awak bis.
Penulis pernah sekali hampir menjadi korban.Kala itu penulis naik bis kota jalur 15 dari Gamping menuju Terminal Giwangan.Bis dalam kondisi ramai.Seorang pencopet mencoba mengambil hp di saku celana.Tapi syukurlah penulis cepat menyadarinya dan si copet segera pergi mencari mangsa lain.
Berdasarkan pengalaman penulis ada beberapa kebiasaan yang mereka lakukan kala beraksi.
1.Beberapa orang berdiri  di dekat pintu.Â
Biasanya dua orang berdiri di dekat pintu untuk memperlambat langkah penumpang ketika hendak masuk atau turun bis kota sehingga memudahkan mereka ketika merogoh tas,dompet atau saku penumpang.
2.Menjatuhkan sesuatu
Para pencopet juga sering menjatuhkan benda-benda kecil seperti gunting,koin,pulpen dan sebagainya.Tujuannya untuk membuat lengah dan mengalihkan perhatian penumpang.
3.Terlihat gelisah dan berpindah-pindah tempat.
Ini ciri yang paling mudah dikenali dari ciri-ciri komplotan pencopet di bis kota.Mereka terlihat gelisah,tidak tenang dan sering berpindah posisi berdiri atau tempat duduk.
4.Mengajak bicara
Kadang ada juga yang menjalankan aksinya dimana satu orang mengajak target berbicara atau menanyakan sesuatu,sementara yang lain menjalankan aksinya.
5.Menyenggol atau menabrak penumpang
Seringpula komplotan pencopet beraksi dengan menyenggol atau menabrak penumpang.Terutama saat kondisi ramai.Tujuannya jelas sekali untuk mengalihkan perhatian penumpang.
6.Membawa map atau tas
Para pencopet terutama yang bertugas melakukan eksekusi pada calon korban sering menggunakan map atau tas berukuran lebar  untuk menutupi tangannya ketika beraksi.
Menghadapi aksi para pencopet itu tak ada yang bisa kita lakukan selain meningkatkan kewaspadaan.Bersikap cuek dan tak terlalu menghiraukan apa yang terjadi merupakan pilihan terbaik.Meladeni sekenanya saja ajakan ngobrol.Termasuk juga menempatkan barang-barang kita pada tempat yang mudah kita awasi.
Selain itu kita juga mesti peka dengan beberapa kode yang diberikan awak bis.Mulai dari memberi peringatan untuk menjaga barang-barang pribadi,sering melihat ke kaca spion di depannya,atau bermanuver.
Kabar baiknya di Yogyakarta saat ini bis kota sudah tidak beroperasi lagi.Diganti dengan Trans Jogja. Dan selama menjadi pengguna Trans Jogja penulis belum menemukan kasus orang kecopetan.
Pernah berpapasan dengan dengan beberapa pencopet bis kota itu yang mencoba peruntungannya di atas Trans Jogja.Tapi tak berhasil.Karena dengan sistim yang dibuat Trans Jogja saat ini para pencopet sulit untuk beraksi.
Selalu waspada dan peka pada situasi merupakan hal yang perlu dilakukan kala menggunakan transportasi umum seperti bis,oplet,ataupun kereta api.Terutama saat kondisi ramai.Agar kita bisa terhindar dari aksi kejahatan yang tidak kita inginkan.(EL)
Bukittinggi,16062021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H